data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Sabtu, 01 September 2012

Hasyim Muzadi: Ada yang 'menjual' kasus Sampang.

Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi mensinyalir ada pihak-pihak yang sengaja 'menjual' konflik yang terjadi di Sampang, Madura, beberapa waktu lalu. Menurutnya, pihak yang sengaja menjual kasus Sampang ini dengan cara melaporkan pada dunia internasional (PBB) bahwa di daerah itu ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

"Padahal, yang melaporkan ini ngerti nggak soal apa itu Sunni, Syiah atau Syariat Islam, bahkan toleransi beragama," tegasnya di sela-sela acara halal bihalal DPW PPP Jatim di Ponpes Al-Hikam Malang, Sabtu (1/9).

Menurutnya, ada dua kategori pihak yang intens dalam menangani kasus Sampang. Pertama, yang memang benar-benar ingin menyelesaikannya secara damai. Kedua adalah pihak yang sengaja menjual kasus tersebut demi kepentingan kelompok atau pribadi.

Padahal, kata dia, kasus kekerasan di Sampang ini bisa memukul nama baik bangsa Indonesia dan Ukhuwah Islamiyah. Seakan-akan, ujarnya, di Tanah Air ini telah terjadi intoleransi yang eksesnya cukup luas.

Dikutip dari Antara, Hasyim berharap para ulama di Madura, pemerintah daerah dan aparat kepolisian bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah konflik di Sampang ini agar tidak sampai merembet ke daerah lain, dan jangan sampai ada pihak yang memperkeruh masalah.

Menyinggung adanya potensi konflik Sampang tersebut merembet ke Malang atau daerah lain yang juga terdapat warga Islam Sunni dan Syiah, pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam itu mengatakan, kemungkinan tersebut sangat kecil.

Terjadinya konflik kekerasan yang meluas menjadi kerusuhan itu, katanya, disebabkan oleh faktor budaya masyarakat yang berbeda-beda setiap daerah.

"Di Malang, Bangil, Bandung atau daerah lain juga ada Syiah dan Sunni-nya. Namun tidak sampai terjadi konflik seperti di Sampang. Sebab, masyarakat Madura memiliki budaya dan temperamen yang berbeda," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar