data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Sabtu, 30 Juni 2012

Dua Wajah Indonesia

SENJA  mulai menjauh seiring datangnya sang malam, sebuah payung hitam yang sangat luas   perlahan  mulai  melingkupi alam semesta. Di beberapa daerah di negeri ini suasana kehidupan pun mulai terlihat sepi. Namun tidak demikian halnya dengan kehidupan di kota Bekasi, Jawa Barat tepatnya di sebuah pusat perbelanjaan yang sangat megah di kota ini yaitu Metropolitan Mall. Waktu boleh berganti tapi kesibukan tetap berjalan seolah-olah tidak ada jarak dan waktu yang menjadi pemisah.

Di tengah kesibukan kota terlihat pemandangan yang cukup ironis di jalan raya Kalimalang yang terletak di depan Metropolitan Mall. Jalan raya yang membentang di sepanjang kalimalang ini terlihat sangat ramai dengan berbagai jenis kendaraan yang lalu lalang. Di pinggir jalan tepatnya dekat pembatas jalan raya terlihat seorang pengemis tua dengan pakaian sangat kumal bahkan disana sini terdapat sobekan tergeletak begitu saja. Tidak ada yang tahu dan mencari tahu tentang asal usul orang ini, siapakah dia, mau kemana dia dan kenapa dia bisa berada disini ?. Setiap orang maupun kendaraan yang lalu lalang punya  kesibukan tersendiri dan untuk sekedar melihat kesibukan sekejappun sepertinya ada keengganan. Pengemis tua inipun dengan susah payah berusaha menyeret tubuhnya dengan bantuan kedua tangannya. Sesekali dia melambaikan sebelah tangannya kearah kendaraan yang hampir saja menabraknya, saya tidak tahu apakah maksudnya minta pertolongan atau memberi tahu kepada sang sopir bahwa disana ada seorang  yang  tidak berdaya yang juga masih butuh kehidupan.

Beberapa waktu sebelumnya ketika saya sedang berjalan-jalan di sore hari tidak jauh dari sebuah pusat perbelanjaan yang juga cukup ramai di Kota Batam tiba-tiba, kaki saya tertarik untuk melangkah menuju sekumpulan kecil perumahan warga yang dari jauh saja sudah terlihat kontras dengan lokasi sekitarnya. Saya langsung menghampiri sebuah rumah yang membuat mata terasa takjub melihatnya. Tempat yang telah mereka tempati selama lebih kurang lima tahun ini dari waktu kewaktu tidak mengalami perobahan yang berarti malahan dibeberapa bagian sudah lapuk dimakan usia. Rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri dan 3 orang anak ini hanya beratapkan seng bekas yang sudah bocor dimana-mana, dindingnya juga dari kardus bekas yang dikumpulkan dari para penjual buah kaki lima, seluruh ruangan berlantaikan tanah. Sementara untuk 2 kamar hanya disekat dengan kardus dan dialas juga dengan menggunakan kardus jika hujan turun sering mereka tidak bisa istirahat bahkan ancaman banjir yang bisa datang dengan tiba-tiba sering menghantui. Hampir tidak ada pemandangan yang menarik disini, perabotan yang ada sudah kusam dimakan usia dan jangan pernah berharap menemukan sarana hiburan yang paling sederhana sekalipun. Keluarga ini mencoba terus bertahan hidup dengan menjual es kelapa muda di sepanjang troroar dekat sebuah Mall. Penghasilan setiap harinya hanya cukup untuk makan sekeluarga bahkan kadang tidak mencukupi karena biaya hidup yang cukup tinggi di kota industri ini.

Inilah ternyata wajah lain dari bumi pertiwi tercinta yang tersimpan  dibalik sisi lain dari wajahnya. Seperti apakah sisi wajah yang lain itu?. Mari kita putar pandangan kita ke arah lain untuk melihat wajah yang kontroversial dari pemandangan yang telah  kita lihat sebelumnya.

Tidak perlu mencari perbandingan yang terlalu jauh karena tidak jauh dari lelaki pengemis tua tadi tergolek terdapat dua buah pusat perbelanjaan yang sangat megah, bukan hanya megah tapi setiap waktu tempat ini selalu dipadati pengunjung  yang umumnya berasal dari kalangan menengah keatas. Uang ratusan rupiah bisa dihabiskan dalam hitungan jam disini. tapi apa yang mereka habiskan tentu saja sesuai dengan tingkat pendapatan mereka. Sejumlah harta yang dibelanjakan disini mungkin hanya sekian persen dari total semua anggaran yang telah ditetapkan untuk dikeluarkan. Begitupun dengan kehidupan disekitar tempat tinggal keluarga penjual es kelapa muda di Pulau Batam, tidak jauh dari sana tedapat kawasan industri yang cukup besar bahkan merupakan kawasan industri terbesar di pulau ini. Berbagai produk dihasilkan disini  mulai dari produk kesehatan sampai elektronik. Investor dari dalam dan luar negeri berlomba-lomba untuk menanamkan sahamnya di berbagai perusahaan yang ada. Begitupun sumber daya manusia yang dibutuhkan baik tenaga ahli maupun tenaga kerja biasa.  Berbagai strategi dilakukan untuk dapat selalu eksist dan dapat bersaing. Bisa  dibayangkan berapakah jumlah rupiah yang setiap saat mengalir ke kantong- kantong mereka yang berada disana?. Dan gambaran yang saya tuliskan ini hanya sebagian kecil dari potret kehidupan di Indonesia.   

Sementara jika dilihat data dari Badan pusat Statistik pada Januari 2012 penduduk miskin pada masing-masing pulau di Indonesia antara lain di     Sumatera,   12,20%  , Jawa 12,09 %, Bali dan Nusa Tenggara 15,46 %, Kalimantan 6,88 %, Sulawesi 12,17 %, Maluku dan Papua 25,25%. Menurut Suryamin, Plt Kepala Badan Pusat Statistik,  jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta  orang (12,36%).
         
Inilah indonesia yang tidak bisa dikategorikan memilki tingkat perekonomian rendah apalagi dikatakan negara miskin karena menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam rilis beritanya beberapa waktu yang lalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2010 mencapai 6.1 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah yaitu sebesar 5.8 persen. Selanjutnya nilai Produk Domestik Bruto atau dapat disebut sebagai nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu mengalami peningkatan menjadi Rp 6422.9 Triliun pada tahun 2010, lebih tinggi jika dibandingkan nilai Produk Domestik Bruto pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 5603.9 Triliun. Dan yang paling mencengangkan adalah pendapatan perkapita penduduk Indonesia sebesar Rp 27 juta pertahun, lebih tinggi dibandingkan pendapatan perkapita tahun 2009 yang sebesar Rp 23.9 juta pertahun Sebuah pencapaian yang cukup baik setidaknya menurut tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Tapi yang menjadi permaslahannya adalah jurang pemisah yang cukup lebar memisahkan   dua wajah. Dua wajah yang berada dalam  satu jasad ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. sampai kapankah akan seperti ini, kapankah dua wajah ini akan menjadi serasi dan nyaman dipandang oleh siapapun?

Dan PKPU sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional yang mempunyai Visi menjadi lembaga terpecaya dalam membangun kemandirian tidak ingin membiarkan dua wajah ini terus terpisah. Karena kemandirian yang dimaksud disini bukan hanya kemandirian untuk bagian wajah yang telah mulus  cantik karena terus dipoles tapi terutama sekali untuk wajah yang masih belum terurus.

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri Indonesia adalah sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun banyaknya jumlah muslim di Indonesia belum bisa dikatakan memiliki andil yang besar dalam memperbaiki perekonomian yang semakin menindas, dua wajah yang begitu kontras yang setiap hari melintas di depan mata  seakan hanya hiasan kecil.

Inilah salah satu yang mendasari bagi PKPU semakin giat berpartisipasi dalam memberi solusi terhadap berbagai permasalahan kemanusiaan yang muncul di negeri ini. PKPU menghimpun berbagai bentuk dana sosial yang kemudian dimanfaatkan untuk pemberdayaan umat. Diantara dana yang dikumpulkan adalah dana zakat. Zakat yang pada hakikatnya berlaku pada semua jenis harta yang dimiliki yang bersifat produktif. Zakat melekat dengan pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup para penerimanya.  PKPU disini adalah sebagai amilin  yang mengambil zakat dari umat sebagaimana diperintahkan dalam Al quran Surat Attaubah : 103 yang artinya :” Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Zakat yang dihimpun oleh PKPU dari para muzaki, kemudian dibuat berbagai program yang tujuannya menperbaiki taraf hidup  penerima zakat, sesuai dengan makna yang tersirat pada ayat diatas bahwa keberadaan PKPU sebagai amil dalam mengelola zakat memiliki peran yang sangat strategis. Artinya, amil diharapkan mampu mewujudkan cita-cita zakat sebagai salah satu instrumen dalam Islam (Sistem ekonomi Islam) dalam rangka menciptakan pemerataan ekonomi dan harmonisasi antar umat. Dalam konteks ini, para amil zakat tidak hanya sekedar mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, tetapi juga dituntut untuk mampu menciptakan pemerataan ekonomi dan menghilangkan kesenjangan ekonomi umat (mempersatukan dua wajah yang terpisah) sehingga kekayaan tidak hanya berputar pada satu golongan atau satu kelompok orang saja.

Dengan adanya berbagai program yang dilaksanakan oleh PKPU ini semoga  bisa menjadi “problem solving”terhadap permasalahan  di negara kita terutama masalah yang berkaitan dengan kemanusiaan. Para pengemis yang biasa hidup dijalanan karena tuntutan kebutuhan, keluarga tidak mampu yang hidup ditengah terpaan kerasnya kehidupan dan biaya hidup yang terus melambung diharapkan perlahan- perlahan bisa hidup dengan layak dan tentunya bisa mandiri sesuai dengan apa yang menjadi visi dari PKPU sendiri. PKPU ada bukan untuk memanjakan masyarakat ekonomi lemah tapi justru untuk menjadikan mereka memiliki kekuatan untuk bangkit dan hidup dengan layak.

Dengan demikian dua wajah yang tadinya berbeda akan bisa menebarkan senyum yang sama indahnya.

Maafkan Aku Yang Telah Membuatmu Menangis

Ku tak ingin ini terjadi di perjalanan hidup kita
Ku tak ingin dosa-dosa ini semakin hari semakin menenggelamkan kita
Mengahancurkan sendi-sendi keimanan yang telah kita bangun
Sementara hari ke hari hanya kehinaan yang kita rasakan

Bidadariku…..

Engkaulah wanita mulia yang ku kenal
Engkaulah wanita pertama yang mengisi kehidupanku seutuhnya
Engkaulah seharusnya Bidadari Syurga itu

Akan tetapi…..

Sungguh syaitan telah melenakan kita
Dosa dan kemaksiatan telah menghancurkan mimpi-mimpi kita
Hidup kita lebih hina dari binatang sekalipun
Dan lebih kotor dari kotoran manusia

Bidadariku……

Selagi ada nafas di tenggorokan kita
Selagi masih ada degup jantung di tubuh
Ku ingin menebus segala dosa yang pernah kita lakukan
Walaupun harus melepaskanmu
Walau harus merelakanmu bersama orang lain
Selama engkau dalam kemuliaan
Aku kan relakan semua itu

Biarlah semua kenangan bersamamu

Menjadi penebus dosa-dosa yang pernah kita lakukan
Kerana sakit rasanya tidak boleh hidup bersamamu
Kerana sakit rasanya mengenang masa-masa indah bersamamu

Bidadariku….

Sakit mengenang masa-masa bersamamu
Lebih sakit daripada seribu satu sayatan pedang ditubuhku
Sakit tak dapat hidup bersamamu
Lebih sakit daripada tubuhku lumpuh sekalipun

Ketika surat ini kutulis

Ku tak mampu lagi menahan air mata ini
Seribu satu kenangan bersamamu
Seolah menjadi tikaman pisau yang bertubi-tubi
Menusuk tubuhku

Bidadariku….

Maafkanku yang telah membuatmu menangis
Ku tahu ini menyakitkan
Tapi kita harus mengakhiri semuanya
Kita harus mengakhiri kebohongan-kebohongan ini
Kita harus mengakhiri kemunafikan kita
Kita harus mengakhiri dosa-dosa yang telah kita perbuat

Selagi nafas masih berhembus

Sungguh benar firman Allah Ta’ala
Sungguh benar sabda Rasulullah SAW
Yang mengingatkan manusia untuk menjauhi zina
Sungguh terlaknat syaitan yang terkutuk

Bidadariku…

Semoga Allah Ta’ala masih mau mengampuni kita
Semoga Allah Ta’ala masih mau membimbing kita
Menuju jalannya yang lurus

Bidadariku….

Inilah tangis yang selama ini kurasakan
Inilah sakit yang ingin aku utarakan kepadamu
Ku yakin engkau juga mengalaminya

Surat ini ku buat

Sebagai akhir dari hubungan kita
Hubungan tak berstatus yang selama ini kita lakukan
Semoga hati kita mampu menerimanya

Bidadariku…

Selamat menempuh hidup baru
Semoga kemuliaan islam selalu bersamamu
Semoga Ridha Allah selalu mengiringi perjalanan hidupmu
Jika ada lelaki soleh yang melamarmu, terimalah…
Dan semoga dapat menggantikanku
Dan melupakan semua kenangan bersamaku



Bidadariku……
Maafkanku yang telah membuatmu menangis..
Tetapi tangis ini adalah tangis kebahagiaan
Sebagai seorang muslim sejati…..
Yang rindu akan Ridha Ilahi

yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datang dari pribadi Nisa sndiri yang masih dhoif
Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh



sumber: http://www.facebook.com/zaujie.zaujatie







ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Karena Kita Belum Halal



 
Ku ingin selalu membersamai engkau,
Menjadi obat ketika lelah dan penat menghampirimu,
Menjadi penyemangat ketika malas dan futur menyapamu,
Menghibur ketika engkau sedih,



Menjadi senyummu ketika engkau bahagia,

Menguatkanmu ketika engkau lemah,
Serta membersamai engkau dalam suka dan dukamu.
Tapi kita belum halal…




Maka dari itu, ku serahkan semua pada Dzat Yang Maha Pemberi cinta,

Karena hanya Dia yang mampu selalu menjagamu,
Ketika lelah dan penat menghampirimu, biarlah engkau bersimpuh kepada Dia sebagai obatnya,



Ketika engkau futur, biarlah pahala dari Dia menjadi cambuk penyemangatnya,

Ketika engkau sedih, biarlah engkau lebih mendekatkan diri kepada Dia sebagai penawarnya,


Ketika engkau bahagia, biarlah engkau lebih bersyukur kepada Dia sebagai penambah kebahagiaan itu,

Ketika engkau lemah, biarlah Dia yang menguatkanmu,
Maaf ku belum bisa membersamaimu,
Karena kita belum halal….



Hanya untaian do’a yang bisa ku berikan,

Semoga bisa menjadi pelepas dahaga di lelahnya jiwa…
Karena ku ingin, hati kita tetap terjaga,
Sampai saat halal itu tiba….....................

.........




ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين