Waduuuh, tema pacaran diangkat lagi, dibahas lagi, dijembrengin lagi.
Sebagian dari kamu mungkin ada yang nganggapnya sepele, udah paham,
nggak penting-penting amat. Tetapi, dalam kenyataannya memang banyak
remaja yang belum ngeh. Terbukti banget pertanyaan yang dikirim via SMS
ke redaksi, rata-rata 7 dari 10 SMS isinya adalah tentang nanyain
hubungan antara cowok-cewek. Istilah sekarang ya pacaran. Belum lagi
kalo kru gaulislam bahas secara live di Radio MARS 106 FM Bogor dalam
rubrik “TAMAN CURHAT REMAJA” yang digelar saban hari Kamis, pukul 20.15
WIB dan dipancarkan melalui audio streaming di: live.gaulislam.com, wuih
tuh pertanyaan didominasi oleh “pacaran”.
Hmm… akhirnya kita juga nyadar kalo ternyata banyak juga remaja yang
belum ngeh bahwa pacaran diharamkan dalam Islam, banyak remaja yang
menyamakan istilah ta’aruf dengan pacaran. Tujuannya biar disebut
islami. Aduh, itu keliru Bro en Sis. Itu sama kelirunya ketika kamu
bilang bahwa kerudung adalah jilbab. Salah besar itu. Kerudung mah
penutup kepala dan rambut-juga harus nutupin bagian dada dan punggung,
dalam bahasa Arab disebut khimar. Kalo jilbab pakaian luar yang panjang,
tebal, longgar dari bagian pundak hingga menutupi mata kaki. Semacam
gamis lah kalo orang sekarang bilang. Tuh, jelas beda banget kan? Kalo
kamu tetep bilang bahwa jilbab adalah kerudung, bisa-bisa diketawain
sama orang Arab (yang ngerti bahasa Arab tentunya. Sebab, ada juga yang
lahir dan besar di Arab tapi nggak ngerti bahasa Arab, yakni Unta.
Hehehe.. *nggak nyambung tapi kayaknya bener. Gubrak!)
Oke lah, tentang jilbab kita bahas di lain waktu saja (atau kamu bisa
searching di www.gaulislam.com) dengan kata kunci (keyword) “jilbab”,
insya Allah akan nemuin artikel-artikel gaulislam edisi sebelumnya yang
membahas seputar jilbab. Adapun kepentingannya pada pembahasan di
artikel ini adalah sekadar ingin membandingkan bahwa ada remaja yang
keliru memahami bahwa ta’aruf sama dengan pacaran yang itu sama artinya
salah memahami bahwa jilbab adalah kerudung. Ok? Semoga paham ya. Kalo
gitu kita lanjut dah langsung ke pokok pembahasan.
Pacaran itu nikmat?
Kalo kata setan bisa jadi memang itu jawabannya. Bener banget Bro en
Sis yang insya Allah dirahmati Allah Swt., kalo ada yang bilang maksiat
itu nikmat berarti udah terpedaya bujuk rayu setan. Ya iyalah, masa’ sih
pacaran yang memang terkategori maksiat malah dibilang nikmat?
Rasulullah saw. udah mewanti-wanti melalui sabdanya: “Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan
khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahromnya. Karena
sesungguhnya yang ketiga adalah syaitan.” (HR Ahmad)
Tuh, kalo liat ‘biografinya’, iblis (mbahnya para setan) tuh emang
jahat dan bisa mencelakakan manusia (termasuk menyesatkan manusia dari
jalan kebenaran Islam). Allah Swt .berfirman (yang artinya), Iblis
berkata: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah
berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”
Iblis menjawab: “Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat),” (QS al-A’raaf [7]: 14-17)
Allah Swt. juga berfirman (yang artinya): Iblis berkata: “Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi,
dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka,” (QS al-Hijr [15]: 39-40)
Hmm.. jelas banget perilaku dan kesesatan iblis yang tergambar dalam hadis dan al-Quran di atas. So,
jangan dekati setan, jangan ngelakuin perbuatan yang memang disukai
setan. Pacaran, adalah salah satunya. Sebab, berawal dari pacaran banyak
orang tersesat dan rugi. Waspadalah!
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, suatu waktu dalam sebuah
wawancara perekrutan peserta diklat di sebuah lembaga, saya dan
kawan-kawan pengajar menghadapi banyak anak yang tentu saja dengan
banyak ragam karakter. Nah, karena usia mereka rata-rata usia produktif,
yakni antara 17 hingga 30 tahun, dan kebetulan yang diwawancara pada
sesi pertama itu usianya berkisar antara 17-22 tahun, maka pertanyaan
yang diajukan kepada mereka (selain hal teknis dan akademik) adalah soal
pacaran. Di situlah jawaban mereka hampir sama seragam yakni memiliki
pacar. Berarti ini fenomena yang sudah umum di kalangan remaja. Tanpa
mendapatkan informasi dari wawancara seperti tadi, di lapangan jauh
lebih banyak. Banyak banget malah. Cobalah di jalan, di angkot, di
sekolah, dan bahkan ada yang di pesantren juga pacaran. Bahaya!
Satu sesi yang menarik adalah menghadapi anak yang agak slengean.
Udah mah gaya rambutnya kayak Bob Marley (karena doi emang mengaku suka
musik reggae), juga nih anak nggak konsisten. Dia tahu bahwa kalo nggak
sholat tuh dosa, tapi dia nggak kuasa melawan rasa malas dan enggan.
Ngakunya mau pangkas rambut kalo pacarnya sembuh dari penyakit yang
waktu itu hingga enam bulan lamanya tak sembuh-sembuh hingga ia bernazar
pengen potong rambutnya. Tetapi, ketika pacarnya itu sembuh, dia
mengaku bingung mau motong rambut. Canggung katanya. Lha, piye iki?
Memenuhi permintaan pacarnya aja nggak bisa apalagi memenuhi perintah
Allah Swt. Bahaya. Tetapi saya tetap mendoakan semoga kamu segera sadar,
Bro! Setelah sadar? Yuk, bergabung bersama barisan pejuang Islam untuk
menegakkan syariatNya di muka bumi ini. Insya Allah. Semangat, Bro!
Apa yang didapat dari kisah ini? Ternyata bujuk rayu setan tuh
dahsyat banget. Itu sebabnya, kalo pengen lepas dari pengaruh setan,
jadikan setan sebagai musuh, jangan sebagai teman. Kalo sebagai teman ya
kamu selamanya akan berada dalam kendali setan. Jangan sampe itu. Allah
Swt. berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya syetan itu adalah
musuh bagi kalian, Maka jadikanlah ia musuh (kalian), karena
sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala,” (Fathir [35]: 6)
“Ana, Ente. Khatam!”
Kalo kamu cukup rajin memperhatikan tulisan-tulisan di ‘pantat’ truk
bakalan ngikik ketawa sendiri. Gimana nggak, lucu-lucu dan menggelitik.
Nah, ada satu yang nyambung dengan pembahasan ini: “Putus cinta biasa,
putus rokok merana, putus rem matilah kita!” Hehehe.. saya garis bawahi
yang “putus cinta”. Ya, pacaran kan identiknya mengekspresikan cinta.
Sehingga ada orang yang putus ama pacarnya disebut sedang putus cinta
atau patah hati. Tapi ternyata putus cinta bagi orang tertentu adalah
biasa. Namun untuk hal yang berkaitan dengan hidup dan mati, mereka
nggak main-main. Contohnya tadi, “rem”.
Nah, sekarang gimana kalo tulisan itu kita ganti aja ya: “Putus cinta
biasa, putus sekolah merana, putus iman, sesatlah kita” Hehehe.. buat
wanti-wanti lah. Sebab, keimanan harusnya ditaro di atas segalanya.
Maka, kalo kamu sekarang diminta untuk putusin pacarnya, harusnya udah
siap. Sebab, pacar tak terlalu penting bagi hidupmu ketimbang keimanan
yang wajib tertanam di hati dan pikiranmu. Setuju?
“Aduh, aku berat banget mutusin dia. Abisnya dia sayang banget sama
aku,” mungkin ini salah satu alasan kamu nggak tega mutusin pacarmu.
Lebay dah! Emangnya Allah Swt. nggak sayang sama kamu? Padahal kamu udah
dibiarkan hidup di dunia ini dan menikmati berbagai rejeki yang
diberikan Allah Swt, meski kamu mungkin seringkali menolak perintahNya
dan bahkan melanggar laranganNya. Buktinya kamu pacaran. Padahal pacaran
itu termasuk mendekati zina yang udah dilarang oleh Allah Swt.
sebagaimana dalam firmanNya (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa’ [17]: 32)
Bro en Sis rahimakumullah, ayo kamu pilih taat sama Allah atau taat
sama pacarmu? Rasa-rasanya kamu udah tahu jawabannya. Kalo taat sama
Allah Ta’ala ya mulai sekarang siapkan untuk mutusin pacarmu. Bilang aja
“Ana, ente, Khatam!” (hehehe.. soalnya yang umum kan begini: “Elo, Gue.
End!” sambil tangannya nunjuk ke dirinya dan pacarnya lalu diakhiri
dengan tangan yang disilang ke leher).
Duh, gimana cara mutusinnya ya? Halah, nggak usah pura-pura bingung.
Sebab, kamu juga udah terbiasa mutusin hubungan dengan Allah ketika kamu
melanggar perintahNya. Iya kan? Bukan nuduh, cuma ngingetin. Sebab,
kamu dengan pacarmu aja pengennya ngebaikin kan? Ngingetin pacarmu,
nggak rela ada yang jelek-jelekin pacarmu. Hmm.. tapi giliran kamu
melanggar larangan Allah Swt. adem ayem aja tuh hatimu. Kagak panas
macam kompor mleduk saat kamu dilarang pacaran. Padahal yang ngingetin
dan ngelarang pacaran cuma nyampein syariat Islam. Tul nggak?
Pikir-pikir lagi deh, jangan-jangan kamu emang lebih deket ama setan
ketimbang ama Allah Swt. Waspadalah karena Allah Swt. udah berfirman
(yang artinya): “Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Allah
yang Maha Pemurah (al-Quran), maka akan Kami datangkan baginya setan
(yang menyesatkan), maka setan Itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan Sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi
mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk,” (QS az-Zukhruf [43]: 36-37)
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, yuk benahi diri kita. Pacaran
bukanlah ajaran Islam. Kalo pun sekarang banyak orang Islam yang
melakukannya, bahkan ada di antaranya para aktivis dakwah, pastilah
mereka sedang lalai dan wajib diingatkan. Sebab, pacaran hanya dilakukan
oleh orang-orang yang udah kena bujuk rayu setan. Ujungnya bisa
menyesatkan dan jauh dari ajaran Islam. Singkat kata nih, kalo kamu
punya pacar, putusin aja sekarang juga. Berat? Hmm.. hati-hati, itu
tandanya kamu masih belum kuat imannya. Semoga kita semua dijadikan
sebagai orang-orang yang beriman dan senantiasa taat kepada Allah Swt.
Pacaran? No way! Apapun bentuknya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar