Tunis (SI ONLINE) - Kecaman terhadap film penista Islam, "Innocence of Muslims",
juga melanda Tunisia. Ratusan pendemo berkumpul pada Rabu (12/9/2012)
di luar Kedutaan Besar AS di Ibu Kota Tunisia, Tunis, sehingga polisi
anti-huru-hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan orang yang
berkerumun, demikian laporan media elektronik lokal, Shems FM.
Sebagian pengunjuk rasa sambil mengibarkan bendera kaum Salafi membakar
bendera Amerika dan meneriakkan bermacam slogan, seperti "Kami adalah
pahlawan Allah".
Mereka menyampaikan kemarahan mengenai film AS yang menghujat Nabi
Muhammad SAW, sehari setelah aksi serupa meletus di Mesir dan Libya,
demikian laporan Xinhua.
Kerumunan pendemo tersebut berusaha memasuki kompleks Kedutaan Besar AS
tapi gagal. Sejauh ini tak ada laporan mengenai korban cedera.
Pada Selasa, beberapa warga Libya yang bersenjata dan marah oleh film
itu menyerbu Konsulat AS di Kota Benghazi di bagian timur Libya dan
membakar bangunan Konsulat tersebut. Akibat peristiwa itu Duta Besar AS
untuk Libya Chris Stevens dan tiga staf Konsulat tewas.
Presiden Tunisia Moncef Marzouki, Rabu, mengutuk tewasnya duta besar AS
itu sebagai "kejahatan tercela", dan menyampaikan "penolakannya terhadap
kekerasan serta aksi teror".
Menista Nabi Muhammad dan Islam
Film buatan Yahudi terkutuk itu menggambarkan bahwa Nabi Muhammad adalah
seorang yang tolol, hidung belang dan beragama palsu. Dalam satu
cuplikan, yang disiarkan di
YouTube, Muhammad ditunjukkan
berhubungan seksual dengan seorang wanita. Bagi umat Islam, ini adalah
hujatan dan penghinaan, bahkan dengan menunjukkan gambar Nabi.
Film itu mengolok-olok Nabi Muhammad dan menyentuh tema pedofilia dan
homoseksualitas, sementara menunjukkan ia tidur dengan wanita, berbicara
tentang membunuh anak-anak dan mengacu pada keledai sebagai "binatang
Muslim pertama".
Dalam film itu, aktor dengan logat kental Amerika Serikat menggambarkan
Muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan. Cuplikan film di tengah
masalah itu dilansir di Internet dan saluran satelit swasta
menunjukkannya.
Bacile menyatakan film itu berbiaya lima juta dolar Amerika Serikat
(sekitar 50 miliar rupiah), beberapa di antaranya dibayar oleh lebih
dari 100 donor Yahudi, kata AP.
Meski film itu dibuat orang Amerika-Israel, Sam Bacile, kata
"Wall Street Journal",
tapi media Mesir menyatakan beberapa orang Koptik Mesir tinggal di
Amerika Serikat terlibat dalam pembuatannya. Karena itu protes keras
terhadap film ini juga dimulai dari Mesir.
Film itu diiklankan pastor bermasalah alas Florida, Terry Jones, yang
menuai kecaman pada tahun sebelumnya akibat membakar mushaf Al Quran dan
dengan keras menentang pembangunan mesjid di dekat Ground Zero di New
York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar