Jakarta
(SI ONLINE) - Vatikan mengutuk hasutan kebencian terhadap Muslim dan
kekerasan yang ditimbulkannya setelah serangan mematikan atas konsulat
Amerika Serikat di Libya akibat film yang menghina Islam. Kutukan
ditujukan pada pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang berujung
pada kematian Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher
Stevens, di Benghazi.
"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam
sekali lagi jelas," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam
pernyataannya, Rabu (12/9/2012).
"Tanggapan akibatnya, kadang-kadang dengan hasil menyedihkan, pada
gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian serta melepaskan
kekerasan," katanya.
"Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah
prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat," tambahnya.
Hal sama juga dinyatakan seorang rabi Ortodoks dan mantan menteri
Israel, Rabu, mengutuk film menyinggung Islam, Innocence of Muslims,
yang memicu unjuk rasa mematikan benci Amerika Serikat di Libya dan
Mesir, dengan menyebutnya sampah dan lendir.
"Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran
adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan
sebagai alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir," kata pernyataan
Michael Melchior, pembela lama dialog antar-agama.
"Film Sam Bacile, yang menyebut diri Yahudi dan orang Israel, itu
disiarkan di bawah kedok perang melawan teror, yang sebenarnya film
menginjak-injak iman dan martabat ratusan juta Muslim, dan Nabi
Muhammad, dengan cara paling merendahkan dan jelek," tambahnya.
Di film anggaran rendah itu, Innocence of Muslims, aktor dengan logat
kuat Amerika Serikat menggambarkan muslim tidak bermoral dan memuja
kekerasan.
Dengan penggambaran kehidupan Nabi Muhammad, film itu menyentuh hal
sangat tidak patut serta memicu demonstrasi di Mesir dan kekerasan di
Libya, yang menewaskan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya,
Christopher Stevens, dan tiga petugas negara adidaya tersebut.
Film itu dibuat orang Amerika-Israel, Sam Bacile, kata Wall Street
Journal. Kementerian dalam negeri Israel menyatakan tidak menanggapi
tentang setiap orang memegang kewarganegaraan Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar