data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Selasa, 03 Desember 2013

Kata Bu Mentri: Kondom Bukan Barang Terlarang.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan kondom bukanlah barang terlarang sehingga tidak masalah jika ada yang membagi-bagi itu secara gratis.

"Kondom bukan barang terlarang seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau, jika ada yang bagi-bagi kondom," ujar Nafsiah dalam konferensi pers Hari AIDS Se-Dunia di Jakarta, Jumat (29/11/2013).

Menkes menga
takan lebih berbahaya jika ada yang bagi-bagi rokok secara gratis, dan generasi muda mencoba merokok."Dari coba-coba bisa jadi ketagihan merokok," elaknya.

Nafsiah berdalih pembagian kondom sudah ada sejak tahun 1970-an. Lagi pula, klaimnya, tujuannya bukan untuk menganjurkan seks bebas melainkan mencegah penularan HIV/AIDS. "Yang pergi ke tempat pelacuran, paling mereka yang tidak kuat imannya," jelas dia.

Hal tersebut berbeda dengan rokok, dimana generasi muda yang mendapat rokok gratis pun bisa mencobanya."Pemerintah juga bersyukur penularan HIV/AIDS dapat berkurang dengan penggunaan kondom," kata janda mantan Gubernur NTT Ben Mboi itu.

Nenek berusia 73 tahun itu mengaku tidak menyetujui adanya praktik prostitusi, namun dia juga tidak mampu untuk mencegahnya.

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT Indonesia dan Kementerian Kesehatan Nasional akan menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN) pada 1 Desember hingga 7 Desember mendatang. Pada acara tersebut, juga terdapat pembagian kondom.

Senin, 02 Desember 2013

PBNU: Pekan Kondom Nasional Bertentangan dengan Ajaran Agama

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhammad Sulton Fatoni mengkritisi kegiatan Pekan Kondom Nasional.

Acara ini digagas Kementerian Kesehatan dan dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) serta salah satu produsen kondom. Umat Islam diimbau untuk tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

"Kegiatan itu jelas bertentangan dengan ajaran agama," tegas KH Sulton, Ahad (1/12). Pekan Kondom Nasional akan dilaksanakan sejak tanggal 1 hingga 7 Desember 2013, sebagai rangkaian peringatan Hari AIDS se-Dunia di Indonesia.

KH Sulton menambahkan, kegiatan bagi-bagi kondom secara gratis dengan segala alasan yang diusung Kementerian Kesehatan, sepintas memang terlihat positif. Namun KH Sulton juga mengingatkan, suatu kegiatan yang tampak baik terkadang menipu jika tidak disertai dengan niat mulia.

"Sosialisasi kondom dengan dalih menyelamatkan masyarakat dari HIV & AIDS, juga membenci rokok dengan dalih menjaga kesehatan masyarakat, itu terdengar indah, namun sesungguhnya manipulatif dan tendensius," tambah KH Sulton.

Lebih jauh,KH Sulton mengatakan, Pekan Kondom Nasional akan menambah panjang daftar langkah kontroversi yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan di bawah kepemimpinan Nafsiah Mboi.
Selain menggagas Pekan Kondom Nasional, Menkes sebelumnya disebut menunjukkan kebencian yang demonstratif terhadap rokok, menolak sertifikasi halal terhadap obat-obatan, dan mendukung demonstrasi dokter yang berujung pada banyaknya temuan kerugian oleh masyarakat.

"Cobalah lebih arif dalam mengambil kebijakan, mau mendengar saran, dan bisa bekerja lebih substantif. Kami mencatat, sejak dilantik pada bulan Juni tahun 2012 lalu, apa-apa yang dikerjakan Menkes tak lain hanya sebuah kontroversi," ujarnya.

Pernyataan Sikap DPP FPI= Tolak Pekan Kondom Nasional Karena Melegalisasi Perzinahaan.

Pernyataan Sikap DPP FPI terhadap kegiatan PEMBAGIAN KONDOM kepada Pelajar, Mahasisiswa dan Masyarakat Umum di 12 Kota Besar di Indonesia yang DIGAGAS oleh Kementerian Kesehatan RI dalam memperingati Hari AIDS se-Dunia dengan alasan mencegah penyebaran VIRUS HIV, maka dengan ini DPP - FPI menyatakan :

1. Pembagian KONDOM tersebut adalah melanggar Norma Agama, Pancasila dan UUD '45.

2. Kebijakan MENKES RI tersebut adalah bukti bahwa tidak peka terhadap ASPIRASI Umat Islam sebagai Mayoritas Bangsa serta mengabaikan LOKAL WISDOM (Kearifan Lokal) yang ada, serta tidak mengerti tentang cara pencegahan VIRUS HIV dengan benar.

3. Dengan Kebijakan ini berarti MENKES RI MELEGALKAN PERZINAAN, dan menyuruh para Mahasiswa, Pelajar dan Masyarakat untuk melakukan SEKS BEBAS, dan sekaligus sedang berupaya MELIBERALKAN BUDAYA BANGSA.

Oleh karena itu DPP - FPI menyatakan sikap :

1. Meminta dengan tegas kepada MENKES RI agar MENGHENTIKAN kegiatan pembagian KONDOM GRATIS, dan menggantikan dengan acara yang tidak melanggar NORMA AGAMA dan KEARIFAN LOKAL.

2. Mengajak kepada seluruh ELEMEN BANGSA terutama kaum muslimin untuk melawan Menteri CABUL dengan cara MENOLAK PAKSA dan sweeping siapa saja yang membagikan KONDOM, jika tetap melaksanakan program ini.

NASHRUN MINALLAAHU WA FATHUN QORIIB...
ALLAHU AKBAR...!!! 3X.

(Ketua Umum FPI Hb. Muhsin bin Ahmad Alatas
dan Sekum KH Ja'far Shodiq)

Minggu, 01 Desember 2013

Ahok: Sejak Zaman Nabi Ada Perilaku Seks Beresiko, Kondom Solusinya ( tamparan keras untuk warga JAKARTA )

Di saat ormas-ormas Islam termasuk PBNU menolak Pekan Kondom Nasional, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama menegaskan penggunaan kondom sebagai bentuk pencegahan untuk melindungi keluarga dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) penyebab AIDS.

Bahkan, politisi yang akrab dipanggil Ahok itu menjelaskan bahwa perilaku seks beresiko bisa ditemukan di mana saja dan kapan saja, termasuk di zaman Nabi. Menurutnya, satu-satunya pencegahan bagi yang tidak bisa mengendalikan perilaku seksnya adalah dengan menggunakan kondom.

"Kalau berisiko, ya harus menggunakan kondom," kata Ahok saat menghadiri peringatan Hari AIDS di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (1/12).


Seperti diketahui, dalam rangka peringatan Hari AIDS se-Dunia Kementerian Kesehatan menggagas Pekan Kondom Nasional. Kegiatan bagi-bagi kondom yang dilaksanakan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan salah satu produsen kondom ini direncanakan menelan biaya Rp 50 milyar.

Menyikapi program yang justru dapat memicu seks bebas itu, sejumlah organisasai keluarga dan ormas Islam pun melakukan penolakan.

Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (Aila) yang terdiri dari sejumlah organisasi menolak segala bentuk upaya penanggulangan AIDS melalui sosialisasi penggunaan kondom kepada pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum.

"Karena hal tersebut akan memicu perilaku seks bebas yang kontraproduktif," ujar Ketua Aila, Bachtiar Nasir, Jumat (29/11).

Hal senada disuarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Wakil Sekjen PBNU Muhammad Sulton Fatoni mengkritisi Pekan Kondom Nasional dan mengimbau umat Islam tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan itu jelas bertentangan dengan ajaran agama,” tegas Sulton, Ahad (1/12).