Jakarta (SI ONLINE) - Film Innocence of Muslims yang sengaja dibuat di AS berhasil menuai protes seluruh amat Islam di dunia. Film yang dijadikan test water untuk mengukur kekuatan umat Islam, justru menimbulkan reaksi di luar ukuran Amerika Serikat.
"Film ini dijadikan sebagai test water, agar air berteriak,
ternyata reaksinya di luar ukuran, itulah yang mengejutkan AS," kata
Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta kepada Suara Islam Online, Selasa (18/9/2012) lalu.
Berbeda pada skenario-skenario buatan AS sebelumnya, film Innocence of Muslims justru membangkitkan amarah umat Islam di seluruh dunia.
"Perbedaan kali ini, AS dan Yahudi sangat terkejut dengan meluapnya
amarah umat Islam, sehingga AS dan Yahudi tidak lagi bisa mengukur
kekuatan umat Islam. Karena kini kekuatan umat Islam sudah melampaui
batas," ungkapnya.
Menurut Mahendradatta, protes yang dilakukan umat Islam sebagai bentuk
perlawanan atas kumulasi tindakan tidak adil AS dan Yahudi kepada umat
Islam.
"Di Indonesia yang mayoritas umat Islam saja diskriminasi masih
diterapkan, apalagi di AS, yang umat Islamnya minoritas. Untuk mengatasi
diskriminasi, AS harus mengambil tindakan mengusut, dan menuntut
pembuat filmnya. Pemerintah AS harus mengusut pembuatnya," katan advokat
senior ini.
Terlepas dari bentuk diskriminatif yang di lakukan AS pada umat Islam,
Islam memang dianggap sebagai musuh laten AS dan Yahudi, yang dengan
cara apapun harus dihancurkan.
"AS dan Yahudi memang ingin menghancurkan Islam. Karena Islam dianggap
sebagai suatu faham yang akan melawan faham Kapitalis yang selalu
menjajah manusia dengan gaya baru. AS dan Yahudi takut terhadap
cara-cara tegas umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam selalu
dipancing-pancing dengan kekerasan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar