data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Minggu, 31 Maret 2013

Preview Piala FA, Chelsea vs Manchester United.


Pertandingan ulangan Piala FA babak perempat final antara Chelsea berhadapan dengan Manchester United akan segera dimulai pada Senin (1/4). Pertemuan kembali ini disebabkan karena kedua tim hanya mampu bermain imbang saat pertandingan di gelar untuk pertama kalinya di Old Trafford.



Manchester United yang sempat unggul dua gol dengan cepat pada babak pertama, berhasil disamakan dengan dramatis oleh Chesea pada menit-menit akhir babak kedua.

Hal ini mengakibatkan partai ulangan yang akan dilakukan di kandang Chelsea, Stamford Bridge, untuk menentukan siapa yang berhak untuk melaju ke semifinal untuk menghadapi Manchester City.

Chelsea adalah juara bertahan Piala FA yang berhasil mereka raih pada musim lalu dan berhasil menyandingannya dengan trophy Liga Champion, meskipun pada pertengahan musim 2011/12, tim yang saat itu di manajeri oleh Roberto Di Matteo itu tengah berada pada penurunan performa.

Kini Rafael Benitez yang menyandang status sebagai manajer interim Chelsea berusaha untuk dapat mengakhiri musimnya bersama The Blues, ingin memastikan bahwa ia mampu untuk membawa Chelsea kembali merengkuh Piala FA yang telah berhasil klubnya raih sebanyak empat kali dalam enam musim terakhir.

Selain itu Manchester United yang telah banyak mengistirahatkan pemainnya saat menghadapi Sunderland dalamlanjutan Premier League pekan ke-30, kini siap untuk menurunkan tim terbaik mereka demi kembali merebut piala yang terakhir mereka raih pada musim 2003/04.

Setan Merah yang kini tengah nyaman di puncak klasemen Premier League dengan selisih 15 poin dari peasing terdekatnya, kini siap untuk fokus untuk merebut Piala FA dan ingin memastikan bahwa timnya dapat meraih double winner pada musim 2012/13 ini.

Ferguson: MU masih butuh empat kemenangan lagi.

Sir Alex Ferguson menyatakan bahwa Manchester United masih membutuhkan empat kemenangan lagi untuk memastikan diri mengangkat trofi Premier League ke-20 mereka musim ini.

Keunggulan 15 poin United di tabel klasemen sementara sama sekali tidak berubah setelah duo Manchester, United dan Manchester City sama-sama sukses meraih kemenangan pada pertandingan Sabtu kemarin.

Meski hampir dipastikan bahwa titel Premier League musim ini akan jatuh ke tangan United, Ferguson tetap menegaskan bahwa timnya masih perlu memenangkan empat pertandingan lagi guna mengunci gelar liga Inggris musim ini. Pelatih asal Skotlandia ini pun berniat meraih kemenangan pertama mereka saat menghadapi City pada laga minggu depan.

"Kami masih membutuhkan empat kemenangan lagi untuk bisa memastikan gelar, namun yang terpenting adalah kami harus fokus terhadap pertandingan selanjutnya, dan itu adalah laga kandang menghadapi City," tukas Ferguson kepada Sky Sport.

Pelatih 71 tahun itu juga tidak lupa memuji penampilan anak asuhnya sejauh ini yang mampu mencatatkan 25 kemenangan dari 30 pertandingan yang telah mereka mainkan di ajang Premier League.

"Momen tepat Juventus juara Liga Champions''.

Angelo Di Livio percaya, mantan klubnya Juventus berada pada momen yang tepat untuk menjuarai Liga Champions.

Mantan sayap Bianconeri tersebut menjadi salah satu penggawa Juve saat meraih trofi La Orejona alias Si Kuping Besar pada 1996. Ia pun meyakini musim ini akan berakhir indah untuk Si Nyonya Tua.

"Saya sering mengingat kembali tentang kemenangan itu. Saya ingat Gianluca Vialli menangis seperti bayi, saya melompat-lompat kegirangan sambil mengenakan bandana. Saya pikir itu adalah mimpi, tapi ternyata itu semua nyata," ujarnya.

Juventus saat ini telah mencapai delapan besar Liga Champions dan akan menghadapi raksasa Jerman, Bayern Munich. Di Livio pun yakin Bianconeri akan mengalahkan Bayern dan kembali berjaya.

"Saya pikir ini adalah waktu yang tepat bagi Juventus untuk kembali meraih trofi berkuping besar. Mereka adalah salah satu favorit," tegasnya.

Buffon tulis surat untuk 20 tahun karier Totti di Serie A.

Penjaga gawang Juventus dan timnas Italia, Gianluigi Buffon secara pribadi menuliskan surat kepada Francesco Totti, atas pencapaian 20 tahun berkarier di Serie A.

Nama Totti dalam dunia sepakbola memang tak perlu dipertanyakan. Berposisi sebagai gelandang maupun penyerang, pria yang kini berusia 36 tahun itu tampil produktif, sebagai pencetak gol sepanjang masa satu-satunya klub yang ia perkuat, yakni AS Roma.

Merasa terinspirasi atas pencapaian tersebut, Buffon menunjukkan rasa hormat kepada mantan rekan setimnya di tim nasional, melalui sepucuk surat yang dipublikasikan melalui ANSA.

"Kepada Francesco, anda telah menciptakan sejarah di persepakbolaan Italia. 20 Tahun di Serie A, merupakan pencapaian yang luar biasa. Saya masih menyimpan kesan gol pertama anda di pikiran saya, saat itu pada laga Roma versus Foggia.

"Kita adalah teman, anda tahu bagaimana perhatian saya pada anda. Kita memulainya bersama, dengan tim U-15, di mana kita memiliki tahun-tahun yang luar biasa bersama di tim nasional, dan kita melanjutkannya sebagai lawan di Serie A.

"Anda kerap mencetak gol ketika menghadapi saya (10 kali persisnya, sejumlah itulah gol yang telah anda buat), seperti seorang juara yang telah melupakan pertemanan kita.

"Kemudian, ketika peluit panjang dibunyikan, ada senyuman di antara kita lagi. Seperti saat saya menyelamatkan sebuah penalti, yang saya khawatir akan anda chip. Saya merasakan kesedihan anda kala itu.

"Anda tidak hanya telah menuliskan sejarah di sepakbola, namun anda masih menuliskannya saat ini dan di masa terdekat yang akan datang."

Totti mengawali debutnya kala Giallorosso menghadapi Brescia, pada tahun 1993. Kala itu ia diturunkan pelatih Vujadin Boskov sebagai pemain pengganti di laga kandang, yang dimenangi Roma dengan skor 2-0.

Vlaar: RVP yang terbaik, bukan Suarez.

Kapten Aston Villa, Ron Vlaar menegaskan bahwa dirinya lebih memilih Robin van Persie sebagai pemain terbaik Premier League, ketimbang seorang Luis Suarez.

Menurut Vlaar, catatan buruk Suarez sebagai tukang diving dan sosok kontroversial membuatnya lebih memilih Van Persie. Meskipun saat ini Suarez merupakan top skor Premier League.

"Kalian dapat mengatakan bahwa ini dikarenakan dia (Van Persie) adalah teman saya. Tapi saya pikir kita dapat melihat bagaimana bagusnya seorang Robin van Persie, bahkan jika Suarez mampu mencetak lebih banyak gol," ujarnya.

"Secara keseluruhan, Manchester United berada di puncak klasemen dengan keunggulan 15 poin, itu sulit dipercaya. Dan Robin van Persie telah membuat perbedaan," tandasnya.

Nama Suarez dan Robin van Persie memang ramai dibicarakan sebagai kandidat kuat pemain terbaik Premier League musim ini. Selain keduanya, terdapat juga nama-nama lain seperti Gareth Bale dan Juan Mata.

Jumat, 29 Maret 2013

Tips Asyik Buat Yang lagi Jomblo.

Assalamu'alaikum, hallo kita jumpa lagi, sob. Yang jomblo-jomblo mana suaranyaaaaa!! Hee... Kali ini kita mau kasih beberapa tips asyik buat kamu, biar nggak merasa seperti species terasing dan member tetap kasta tersiksa dimalam minggu. Cekidot yach

Jomblo itu free!!

Tanamkan dalam hati bahwa jomblo bukan berarti kiamat siaga satu, sob. Yang ada kamu bisa pergi kemanapun dan kapanpun tanpa kudu laporan dulu. Saat kamu jadi jomblo, kamupun bisa baca artikel ini ampe habis, tanpa harus ada yang nge-ping kamu di BB atau sms nggak penting. Hmm.. bukankah kebebebasan kaya gini yang selalu kamu inginkan?. Selain itu sodara-sodari yang dirahmati Allah, jadi jomblo juga bikin kita nyaman. Nggak ada yang posesive pengen ngatur- ngatur hidup kita, nggak ada yang cemburu atau curiga plus kroni- kroninya. Kita bisa ngaji bareng temen, atau sekedar nongkrong di rel kereta yang lagi rame kereta lewat ... hmmm, sounds fun!!

Rumput tetangga lebih Pink

Jadi jomblo tuch kudu PD. Bukan karena modus biar nggak dianggap nggak laku, tapi emang karena jadi jomblo tuch asyik, sob. karena itulah, buat mencegah rasa minder yang datang ke kamu, jangan gampang ngiri dan mupeng kalau lihat teman-temanmu lagi ngelakuin dosa (baca: pacaran). Karena eh karena, sebenarnya kamu sebagai jomblo lebih beruntung karena jauh dari dosa. Percaya nggak percaya itu urusan situ, tapi yang pasti kalkulator malaikat tetap  jalan ngitung dosa dan pahala, sob.

Dan juga jangan gampang parno juga kalau tiap pagi, mereka dapat salam sayang-sayangan dari pacar. Kamu bisa kok ke apotek terdekat, kamu buka pintu dan bakal ada yang nyapa kamu “selamat pagi”, sama juga kan?

Jadi jomblo itu pinter kelas sadizz bos!

Kurikulum buat para jomblo di malam minggu biasanya kalo nggak main game, ngumpul ama temen, atau paling banter nonton TV. Kelihatannya miris banget kan? tapi sob sebenarnya nggak selalu gitu loh. Dengan jadi jomblo kita bisa punya banyak waktu buat berkreasi tanpa harus kawatir ada yang nyela dan ngusik. kalau udah gitu, kita bisa maksimalkan masa muda kita dengan penuh prestasi. Jadi jomblo nggak melulu berarti kamu nggak laku, tapi memang sengaja menahan diri biar nggak invest dosa diakherat dan nambah pinter di dunia. Investasi yang menguntungkan, kan? So, tutup kuping rapat-rapat buat semua bisikan sesat yang bilang kalau jomblo adalah member tetap dari kasta teraniyaya. Woles aja, sob.  Kalau jodoh nggak akan kemana. Betul??

Jomblo Hemat, Jomblo Kaya

Yang ini penting terutama buat para cowok. Jadi jomblo berarti nggak kudu repot sama cewek yang nangis sambil guling guling yang ngebet minta dinner di resto atau baju bermerek dengan harga selangit, padahal kamu nggak bawa kartu kredit, Visa, Mastercard, atau Debit melainkan cuma kartu miskin dari kelurahan samping rumah, hee... Bayangpun, sodara- sodara, gimana repotnya kalo kita kudu ngadepin situasi kaya’ gini.

Jomblo Kadaluwarsa

Nah kalau yang satu ini kudu kita hindarin. Jadi jomblo emang asyik, tapi juga nggak boleh kelamaan, alias terlalu kadaluarsa sob. Karena fitrah manusia emang kudu nikah. Tapi buat yang sakral satu ini, kita kudu pinter nentuin waktu dan saat yang tepat, trus sama orang yang tepat juga. eits, tapi caranya juga kudu pas, lewat ta'aruf trus nikah deh. Jadi nggak sekedar umbar nafsu nggak jelas sama sembarang orang.

Tolak Tukar Kaos dengan Israel, CR7: “Ini Tanah Palestina"

Dukungan kapten Tim Nasional Portugal, Cristiano Ronaldo terhadap Palestina tiada henti.Baru-baru ini, Ronaldo menolak bertukar kaos dengan pemain Israel setelah kedua tim bentrok di kualifikasi Piala Dunia 2014.

Seperti biasa yang dilakukan oleh pesepakbola seusai pertandingan. Mereka akan melakukan tukar kaus dengan pemain lawan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Ronaldo. Dirinya hanya bersalaman sambil terus berjalan.

Striker Real Madrid itu terkesan cuek, dan tetap memakai jersey Timnas Portugal. Seperti diberitakan stopwar.org.uk, Senin (25/3). Sikap cueknya itu sebagai bentuk dukungan terhadap bangsa Palestina.

Menurut laporan Shabestan, wartawan televisi Aljazeera sempat bertanya kepada Ronaldo, Anda saat ini berada di tanah Israel atau Palestina? Bintang dunia asal Portugal ini menjawab, "Saya berada di bumi Palestina."

Dalam video yang diunggah ke Youtube dengan judul ''Cristiano Ronaldo menolak bertukar kaus dengan pemain Israel'', banyak komentar dari penonton soal aksi ayah satu anak ini.

Pemilik akun Yraoulaa berkomentar, "Paaaaaaaalestine, GOOOO CR7." Akun bernama Farooq Hammad berharap Ronaldo mendapat bimbingan dari Sang Pencipta atas sikapnya itu. "May Allah guide him to right path,"

Abdullah Bin Zubeir, Perwira Islam Penakluk Raja Barbar.

Ketika menempuh padang pasir yang panas bagai menyala dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah yang terkenal itu, ia masih merupakan janin dalam rahim ibunya. Demikianlah telah menjadi taqdir bagi Abdullah bin Zubeir melakukan hijrah bersama Kaum Muhajirin selagi belum muncul ke alam dunia, masih tersimpan dalam perut ibunya .

Ibunya Asma, – semoga Allah ridha kepadanya dan ia jadi ridha kepada Allah – setibanya di Quba, suatu dusun di luar kota Madinah, datanglah saat melahirkan, dan jabang bayi yang muhajir itu pun masuklah ke bumi Madinah bersamaan waktunya dengan masuknya muhajirin lainnya dari shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasalam … !

Bayi yang pertama kali lahir pada saat hijrah itu, dibawa kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di rumahnya di Madinah, maka diciumnya kedua pipinya dan dikecupnya mulutnya, hingga yang mula pertama masuk ke rongga perut Abdullah bin Zubeir itu ialah air selera Rasulullah shallallahu alaihi i wasallam yang mulia.

Kaum Muslimin berkumpul dan beramai-ramai membawa bayi yang dalam gendongan itu berkeliling kota sambil membaca tahlil dan takbir. Latar belakangnya ialah karena tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya tinggal menetap di Madinah, orang- orang Yahudi merasa terpukul dan iri hati, lalu melakukan perang urat saraf terhadap Kaum Muslimin.

Mereka sebarkan berita bahwa dukun-dukun mereka telah menyihir Kaum Muslimin dan membuat mereka jadi mandul, hingga di Madinah tak seorang pun akan mempunyai bayi dari kalangan mereka… !
Maka tatkala Abdullah bin Zubeir muncul dari alam gaib, hal itu merupakan suatu kenyataan yang digunakan taqdir untuk menolak kebohongan orang-orang Yahudi di Madinah dan mematahkan tipu muslihat mereka … !

Di masa hayat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , Abdullah belum mencapai usia dewasa. Tetapi lingkungan hidup dan hubungannya yang akrab dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, telah membentuk kerangka kepahlawanan dan prinsip hidupnya, sehingga darma baktinya dalam menempuh kehidupan di dunia ini menjadi buah bibir orang dan tercatat dalam sejarah dunia. Anak kecil itu tumbuh dengan amat cepatnya dan menunjukkan hal-hal yang luar biasa dalam kegairahan, kecerdasan dan keteguhan pendirian. Masa mudanya dilaluinya tanpa noda, seorang yang suci, tekun beribadat, hidup sederhana dan perwira tidak terkira ….

Demikianlah hari-hari dan peruntungan itu dijalaninya dengan tabiatnya yang tidak berubah dan semangat yang tak pernah kendor. Ia benar-benar seorang laki-laki yang mengenal tujuannya dan menempuhnya dengan kemauan yang keras membaja dan keimanan teguh luar biasa….

Sewaktu pembebasan Afrika, Andalusia dan Konstantinopel, ia yang waktu itu belum melebihi usia tujuh belas tahun, tampak sebagai salah seorang pahlawan yang namanya terlukis sepanjang masa ….

Dalam pertempuran di Afrika sendiri, Kaum Muslimin yang jumlahnya hanya duapuluh ribu tentara, pernah menghadapi musuh yang berkekuatan sebanyak seratus duapuluh ribu orang.

Pertempuran berkecamuk, dan pihak Islam terancam bahaya besar! Abdullah bin Zubeir melayangkan pandangannya meninjau kekuatan musuh hingga segeralah diketahuinya di mana letak kekuatan mereka.

Sumber kekuatan itu tidak lain dari raja Barbar yang menjadi panglima tentaranya sendiri. Tak putus-putusnya raja itu berseru terhadap tentaranya dan membangkitkan semangat mereka dengan cara istimewa yang mendorong mereka untuk menerjuni maut tanpa rasa takut ….

Abdullah maklum bahwa pasukan yang gagah perkasa ini tak mungkin ditaklukkan kecuali dengan jatunya panglima yang menakutkan ini. Tetapi betapa caranya untuk menemuinya, padahal untuk sampai kepadanya terhalang oleh tembok kukuh dari tentara musuh yang bertempur laksana angin puyuh … !

Tetapi semangat dan keberanian Ibnu Zubeir tak perlu diragukan lagi untuk selama-lamanya… !

Dipanggilnya sebagian kawan-kawannya, lalu katanya: "Lindungi punggungku dan mari menyerbu bersamaku… !" Dan tak ubah bagai anak panah lepas dari busurnya, dibelahnya barisan yang berlapis itu menuju raja musuh, dan demi sampai di hadapannya, dipukulnya sekali pukul, hingga raja itu jatuh tersungkur. Kemudian secepatnya bersama kawan-kawannya, ia mengepung tentara yang berada di sekeiiling raja dan menghancurkan mereka …,lalu dikumandangkannya Allahu Akbar… !

Demi Kaum Muslimin melihat bendera mereka berkibar di sana, yakni di tempat panglima Barbar berdiri menyampaikan perintah dan mengatur siasat, tahulah mereka bahwa kemenangan telah tercapai. Maka seolah-olah satu orang jua, mereka menyerbu ke muka, dan segala sesuatu-pun berakhir dengan keuntungan di pihak Muslimin … !

Abdullah bin Abi Sarah, panglima tentara Islam, mengetahui peranan penting yang telah diiakukan oleh Ibnu Zubeir. Maka sebagai imbalannya disuruhnya ia menyampaikan sendiri berita kemenangan itu ke Madinah terutama kepada khalifah Utsman bin Affan….

Hanya kepahlawanannya dalam medan perang bagaimana juga unggul dan luar biasanya, tetapi itu tersembunyi di balik ketekunannya dalam beribadah ….Maka orang yang mempunyai tidak hanya satu dua alasan untuk berbangga dan menyombongkan dirinya ini akan menakjubkan kita karena selalu ditemukan dalam lingkungan orang-orang shaleh dan rajin beribadat.

Maka baik derajat maupun kemudaannya, kedudukan atau harta bendanya, keberanian atau kekuatannya, semua itu tidak mampu untuk menghalangi Abdullah bin Zubeir untuk menjadi seorang laki-laki abid yang berpuasa di siang hari, bangun malam beribadat kepada Allah dengan hati yang khusu' niat yang suci.

Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz mengatakan kepada Ibnu Abi Mulaikah: "Cobalah ceritakan kepada kami kepribadian Abdullah bin Zubeir!" Maka ujarnya: "Demi Allah! Tak pernah kulihat Jiwa yang tersusun dalam rongga tubuhnya itu seperti jiwanya! Ia tekun melakukan shalat, dan mengakhiri segala sesuatu dengannya. … Ia ruku dan sujud sedemikian rupa, hingga karena amat lamanya, maka burung-burung gereja yang bertengger di atas bahunya atau punggungnya, menyangkanya dinding tembok atau kain yang tergantung. Dan pernah peluru meriam batu lewat antara janggut dan dadanya sementara ia shalat, tetapi demi Allah, ia tidak peduli dan tidak goncang, tidak pula memutus bacaan atau mempercepat waktu ruku nya.

Memang, berita-berita sebenamya yang diceritakan orang tentang ibadat Ibnu Zubeir, hampir merupakan dongeng. Maka di dalam shaum dan shalat, dalam menunaikan haji dan serta zakat, ketinggian cita serta kemuliaan diri dalam bertenggang di waktu malam – sepanjang hayatnya – untuk bersujud dan beribadat, dalam menahan lapar di waktu siang, – juga sepanjang usianya – untuk shaum dan jihadun nafs …, dan dalam keimanannya yang teguh kepada Allah …dalam semua itu ia adalah tokoh satu-satunya tak ada duanya .

Pada suatu kali Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ditanyai orang mengenai Ibnu Zubeir. Maka walaupun di antara kedua orang ini terdapat perselisihan paham, Ibnu Abbas berkata: "Ia adalah seorang pembaca Kitabullah, dan pengikut sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam, tekun beribadat kepada-Nya dan shaum di siang hari karena takut kepada-Nya.. ·

Seorang putera dari pembela Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan ibunya ialah Asma puteri Shiddiq, sementara mak-tuanya ialah Khadijah istri dari Rasululiah shallallahu alaihi wasallam. Maka tak ada seorang pun sedang membicarakan khalifah yang telah pergi berlalu bernama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, tanpa mengindahkan tata-tertib kesopanan dan tidak didasari oleh kesadaran, mereka dicelanya, katanya:

"Demi Allah, aku tak sudi meminta bantuan dalam menghadapi musuhku kepada orang-orang yang 
membenci Utsman "~ Pada saat itu ia sangat memerlukan bantuan, tak ubah bagai seorang yang tenggelam membutuhkan pertolongan, tetap uluran tangan orang tersebut ditolaknya Keterbukaannya terhadap diri pribadi serta kesetiaannya terhadap aqidah dan prinsipnya, menyebabkannya tidak peduli kehilangan duaratus orang pemanah termahir yang Agama mereka tidak dipercayai dan berkenan di hatinya! Padahal waktu itu ia sedang berada dalam peperangan yang akan menentukan hidup matinya, dan kemungkinan besar akan berubah arah, seandainya pemanah-pemanah ahli itu tetap berada di sampingnya.,,.!

Kemudian pembangkangannya terhadap Muawiyah dan puteranya Yazid sungguh-sungguh merupakan kepahlawanan! Menurut pandangannya, Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan itu adalah laki-laki yang terakhir kali dapat menjadi khalifah Muslimin, seandainya memang dapat … ! Pandangannya ini memang beralasan, karena dalam soal apa pun juga, Yazid tidak becus! Tidak satu pun kebaikan dapat menghapus dosa-dosanya yang diceritakan sejarah kepada kita, maka betapa Ibnu Zubeir akan mau baiat kepadanya, ?

Kata-kata penolakannya terhadap Muawiyah selagi ia masih hidup amat keras dan tegas. Dan apa pula katanya kepada Yazid yang telah naik menjadi khalifah dan mengirim utusannya kepada Ibnu Zubeir mengancamnya dengan nasib jelek apabila ia tidak membaiat pada Yazid … ? Ketika itu Ibnu Zubeir memberikan jawabannya: "Kapan pun, aku tidak akan baiat kepada si pemabok … !" kemudian katanya berpantun : "Terhadap hal bathil tiada tempat berlunak lembut kecuali bila geraham dapat mengunyah batu menjadi lembut ".

Ibnu Zubeir tetap menjadi Amirul Muminin dengan mengambil Mekah al-Mukarramah sebagai ibu kota pemerintahan dan membentangkan kekuasaannya terhadap Hijaz, Yaman, Bashrah, Kufah, Khurasan dan seluruh Syria kecuali Damsyik, setelah ia mendapat baiat dari seluruh warga kota-kota daerah tersebut di atas.

Tetapi orang-orang Banu Umaiyah tidak senang diam dan berhati puas sebelum menjatuhkannya, maka mereka melancarkan serangan yang bertubi-tubi, yang sebagian besar di antaranya berakhir dengan kekalahan dan kegagalan. Hingga akhirnya datanglah masa pemerilitahan Abdul Malik bin Marwan yang untuk menyerang Abdullah di Mekah itu memilih salah seorang anak manusia yang paling celaka dan paling merajalela dengan kekejaman dan kebuasannya … ! Itulah dia Hajjaj ats-Tsaqafi, yang mengenai pribadinya,
Umar bin Abdul Aziz, Imam yang adil itu pernah berkata: "Andainya setiap ummat datang dengan membawa kesalahan masing-masing, sedang kami hanya datang dengan kesalahan Hajjaj seorang saja, maka akan lebih berat lagi kesalahan kami dari mereka semua… !"

Dengan mengerahkan anak buah dan orang-orang upahannya, Hajjaj datang memerangi Mekah ibukota Ibnu Zubeir. Dikepungnya kota itu serta penduduknya, selama lebih kurang enam bulan dan dihalanginya mereka mendapat makanan dan air, dengan harapan agar mereka meninggalkan Ibnu Zubeir sebatang kara, tanpa tentara dan sanak saudara. Dan karena tekanan bahaya kelaparan itu banyaklah yang menyerahkan diri, hingga Ibnu Zubeir mendapatkan dirinya tidak berteman atau kira-kira demikian ….

Dan walaupun kesempatan untuk meloloskan diri dan menyelamatkan nyawanya masih terbuka, tetapi Ibnu Zubeir memutuskan akan memikul tanggung jawabnya sampai titik terakhir. Maka ia terus menghadapi serangan tentara Hajjaj itu dengan keberanian yang tak dapat dilukiskan, padahal ketika itu usianya telah mencapai tujuh puluh tahun Dan tidaklah dapat kita melihat gambaran sesungguhnya dari pendirian yang luar biasa ini, kecuali jika kita mendengar percakapan yang berlangsung antara Abdullah dengan ibunya yang agung dan mulia itu, Asma binti Abu Bakar, yakni di saat-saat yang akhir dari kehidupannya. Ditemuinya ibunya itu dan dipaparkannya di hadapannya suasana ketika itu secara terperinci, begitupun mengenai akhir kesudahan yang sudah nyata tak dapat dielakkan lagi ….

Kata Asma kepadanya: "Anakku, engkau tentu lebih tahu tentang dirimu! Apabila menurut keyakinanmu, engkau berada di jalan yang benar dan berseru untuk mencapai kebenaran itu, maka shabar dan tawakallah dalam melaksanakan tugas itu sampai titik darah penghabisan. Tiada kata menyerah dalam kamus perjuangan melawan kebuasan budak-budak Bani Umaiyah … ! Tetapi kalau menurut pikiranmu, engkau hanya mengharapkan dunia, maka engkau adalah seburuk-buruk hamba, engkau celakakan dirimu sendiri serta orang-orang yang tewas bersamamu!"

Ujar Abdullah: "Demi Allah, wahai bunda! Tidaklah ananda mengharapkan dunia atau ingin hendak mendapatkannya… ! Dan sekali-kali tidaklah ananda berlaku aniaya dalam hukum Allah, berbuat curang atau melanggar batas … !"

Kata Asma pula: – Aku memohon kepada Allah semoga ketabahan hatiku menjadi kebaikan bagi dirimu, baik engkau mendahuluiku menghadap Allah maupun aku. Ya Allah, semoga ibadahnya sepanjang malam, shaum sepanjang siang dan bakti kepada kedua orang tuanya, Engkau terima disertai cucuran Rahmat-Mu. Ya Allah, aku serahkan segala sesuatu tentang dirinya kepada kekuasaan-Mu, dan aku rela menerima keputusan-Mu. Ya Allah berilah aku pahala atas segala perbuatan Abdullah bin Zubeir ini, pahalanya orang-orang yang shabar dan bersyukur … !"

Kemudian mereka pun berpelukan menyatakan perpisahan dan selamat tinggal.. Dan beberapa saat kemudian, Abdullah bin Zubeir terlibat dalam pertempuran sengit yang tak seimbang, hingga syahid agung itu akhirnya menerima pukulan maut yang menewaskannya. Peristiwa itu menjadikan Hajjaj kuasa Abdul Malik bin Marwan berkesempatan melaksanakan kebuasan dan dendam kesumatnya, hingga tak ada jenis kebiadaban yang lebih keji kecuali dengan menyalib tubuh syahid suci yang telah beku dan kaku itu.

Bundanya, wanita tua yang ketika itu telah berusia sembilan puluh tujuh tahun, berdiri memperhatikan puteranya yang disalib. Dan bagaikan sebuah gunung yang tinggi, ia tegak menghadap ke arahnya tanpa bergerak. Sementara itu Hajjaj datang menghampirinya dengan lemah lembut dan berhina diri, katanya:

"Wahai ibu, Amirui Muminin Abdulmalik bin Marwan memberiku wasiat agar memperlakukan ibu dengan balk … !" "Maka adakah kiranya keperluan ibu ?. Bagaikan berteriak dengan suara berwibawa wanita itu berkata: "Aku ini bukanlah ibumu … ! Aku adalah ibu dari orang yang disalib pada tiang karapan ..!

Tiada sesuatu pun yang kuperlukan daripadamu. Hanya aku akan menyampaikan kepadamu sebuah Hadits yang kudengar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sabdanya:

"Akan muncul dari Tsaqif seorang pembohong dan seorang durjana …! Adapun si pembohong telah sama-sama kita hetahui ….!Adapun si durjana, sepengetahuanku hanyalah kamu "

Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu datang menghiburnya dan mengajak- nya bersabar. Maka jawabnya: — "Kenapa pula aku tidak akan sabar, padahal kepala Yahya bin Zakaria sendiri telah diserahkan kepada salah seorang durjana dari durjana-durjana Bani Israil !".

Oh, alangkah agungnya anda, wahai puteri Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu anhu … ! Memang, adakah lagi kata-kata yang lebih tepat diucapkan selain itu kepada (,orang-orang yang telah memisahkan kepala Ibnu Zubeir dari tubuhnya sebelum mereka menyalibnya !

Tidak salah! Seandainya kepala Ibnu Zubeir telah diberikan sebagai hadiah bagi Hajjaj dan Abdul Malik, maka kepala Nabi yang mulia yakni Yahya alaihissalam dulu juga telah diberikan sebagai hadiah bagi Salome, seorang wanita yang durjana dan hina dari Bani Israil … ! Sungguh, suatu tamsil yang tepat dan kata-kata yang jitu … !

Kemudian mungkinkah kiranya bagi Abdullah bin Zubeir akan melanjutkan hidupnya di bawah tingkat yang amat tinggi dari keluhuran, keutamaan dan kepahlawanan ini, sedang yang menyusukannya ialah wanita yang demikian corak bentuk-nya .

Salam kiranya terlimpah atas Abdullah … ! Dan kiranya terlimpah pula atas Asma…!

Salam bagi kedua mereka di lingkungan syuhada yang tidak pernah fana… !

Dan di lingkungan orang-orang utama lagi bertaqwa.

Kamis, 28 Maret 2013

Van Persie: Trofi Premier League akan obati rasa sakit.

Robin van Persie mengaku keberhasilannya mengangkat trofi Premier League musim ini akan bisa mengobati rasa sakit yang ia rasakan karena gagal merengkuh trofi dalam beberapa musim lalu.

Sedikit lagi impian Van Persie untuk bisa mengangkat trofi Premier League pertamanya akan segera terwujud. Pasalnya, saat ini, klub yang dibelanya, Manchester United telah unggul 15 poin atas pesaing terdekatnya Manchester City di tabel klasemen sementara liga. Dengan hanya menyisakan sembilan laga, rasanya akan sangat sulit bagi City untuk bisa mengejar ketertinggalan tersebut.

Menjelang keberhasilannya tersebut, RVP mengaku sangat berdebar-debar sekaligus senang karena hal tersebut jelas akan mengobati rasa sakit atas kegagalan dirinya memperoleh trofi liga Inggris.

"Mampu memenangkan gelar pertama saya di liga Inggris mungkin akan terasa sangat menyenangkan," ujar Van Persie seperti dilansir oleh Irishtimes.com. "Saya sangat senang. Gagal memenangkan membuat saya merasa sedikit tersiksa dan hal itu membuat saya sedih."

Meski begitu, pemain asal Belanda ini sadar betul bahwa langkah dirinya dan United untuk meraih gelar sama sekali tidak akan mudah. Pasalnya mereka masih harus menghadapi tim kuat semacam West Ham dan juga City. Terlebih lagi jika mereka ingin meraih double winner, Setan Merah masih harus melewati hadangan Chelsea dan juga City.

United buru defender Ajax.

Manchester United serius mendekati defender Ajax Amsterdam, Toby Alderweireld. Kabarnya, Alderweireld akan diproyeksikan untuk memperkuat benteng pertahanan Setan Merah.

Alderweireld saat ini berusia 24 tahun dan telah mencatatkan 170 penampilan bersama klub. Selain itu, Alderweireld telah mengantarkan Ajax meraih gelar juara Eredivisie.

Penampilan pemain asal Belgia bersama klub dan timnas negaranya cukup memukau. Bahkan Alderweireld menjadi pemain penting baik di timnas maupun Ajax. Hal itulah yang membuat Alex Ferguson tertarik untuk memboyongnya.

Selain itu, Ferguson saat ini membutuhkan tenaga baru guna merenovasi pertahanan United untuk musim depan. Lini belakang United memang butuh peremajaan. Ferdinand yang kini mulai menapaki usia 35 juga menjadi faktor. Belum lagi Vidic yang sering dibelit cedera, mengakibatkan Ferguson untuk secepat mungkin mencari defender untuk menambal lubang tersebut.

Rabu, 27 Maret 2013

Antara Rasyid Rajasa Dan Para Terduga Terorisme.

Istimewa. Inilah kata pas untuk menggambarkan tongkat estafet atas drama hukum putra bungsu Menko Perekonomian, Rasyid Rajasa. Meski telah menewaskan dua orang dan divonis hukuman 5 bulan penjara, Rasyid tetap tidak ditahan. Rasyid baru akan ditahan jika mengulangi kesalahan serupa, yakni lalai dalam mengemudikan kendaraan hingga menghilangkan nyawa orang lain.

Sejak awal, kasus yang menimpa pria bernama lengkap Muhammad Rasyid Amrullah ini memang penuh dengan ketidakadilan. Usai kecelakaan, jejak Rasyid pun menghilang. Polisi dan keluarga bungkam saat ditanya di mana Rasyid.

Polisi beralasan bahwa Rasyid masih trauma dan dirawat di sebuah Rumah Sakit. Namun polisi merahasiakan di RS mana Rasyid dirawat.

Tak hanya Rasyid Rajasa yang disembunyikan, mobil BMW SUV X5 juga diistimewakan. Bahkan selama 1 hari mobil tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Begitupula saat menjalani tes urine untuk mengecek apakah Rasyid mengkonsumsi narkoba atau tidak. Pihak Polda sempat dikritik Anggota Kompolnas, Bambang Widodo Umar yang meminta tes urine juga dilakukan di rumah sakit swasta untuk menguji keabsahan bahwa Rasyid terbebas dari Narkoba. Namun pihak Polda sudah merasa cukup dengan hasil lab Rumah Sakit Polri.

Perlakuan yang menimpa Rasyid Rajasa tentu berbeda dengan para tertuduh terorisme. Meski belum tentu bersalah, banyak dari mereka yang langsung ditembak mati. Tidak ada pengecekan data, apalagi klarifikasi. Vonis Densus 88 seperti sudah final: Harus Bersalah.

Tidak jarang meski sudah terbukti tak terkait terorisme, delik lain terus dicari demi menjebloskan sang target ke dalam penjara. Seperti menimpa Nashiruddin Ahmad, pimpinan Ponpes Darul Akhfiya, Nganjuk, yang ditangkap dengan tuduhan memiiki KTP ganda setelah tuduhan terorisme sebelumnya mentah.

Jika Rasyid Rajasa, bebas meski telah menghilangkan dua nyawa. Almarhum Bachtiar Abdullah, justru kehilangan nyawa kendati belum pernah menghilangkan nyawa satu orangpun.

Pria asal Bima, Nusa Tenggara Barat ini ditembak mati Densus 88 saat mengendarai sepeda motor atas tuduhan terlibat jaringan Poso. Hingga dua pekan –sejak terbunuh tanggal 5 Januari 2013-, jenazah Bachtiar pun urung dikembalikan Densus 88 ke kampung halaman. Alasanya, retoris. Pihak warga, katanya, menolak Bachtiar dimakamkan di Bima.

Apa daya, meski keluarga sudah mencari keadilan ke Jakarta, jenazah Bachtiar pun akhirnya dikebumikan di Pondok Rangon, Jakarta, pada 26/1/2013. Pihak keluarga menampik tuduhan Densus 88 atas keterlibatan almarhum yang kini meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak itu.

“Keluar NTB saja tidak pernah, apalagi ke Poso,” kata adik kandung Bahtiar.

Jika Hatta Rajasa beserta istri bisa dengan mudah meminta penangguhan penahanan dengan alasan memulihkan trauma psikis sang anak ke rumah sakit, maka para terduga teroris tidak akan pernah bisa mencicipi keistimewaan serupa.

Lihatlah nasib ke-14 warga Poso ketika menjadi bulan-bulanan aparat setempat. Mereka ditarik paksa dari rumahnya dan mendapat bogem mentah di sekitar tubuhnya. Salah satunya menimpa Syafruddin, Guru SMPN 1 Kolara. Selama perjalanan matanya ditutup.  Baru setelah tiga hari ia kemudian dapat melihat.

”Saya sudah tidak rasa lagi sudah diapakan semua selama dalam perjalanan. Hanya saja, saat tiba di Polres Poso baru saya rasakan sakit,” ungkap Syafrudin.

Atau kasus sama juga menimpa Wiwin Kalahe, yang baru-baru ini heboh setelah video penyiksaan atas dirinya terungkap. Meski sudah menyerah, Wiwin malah ditembak di punggung hingga tembus ke dada. Darah terlihat mengucur deras dari tubuhnya meski statusnya adalah korban konflik masa lalu. “Ini pelanggaran HAM serius,” kata Siane Indriani, Komisioner Komnas HAM.

Jika Polisi urung mengungkap nama Rasyid Rajasa sebagai anak Menko Perekonomian di awal-awal kejadian, nama para terduga teroris justru sudah disebar ke media dan masyarakat. Tidak segan, polisi membubuhi ciri-ciri pelaku yang bersinggungan dengan simbol-simbol tertentu dalam ajaran Islam.

Sungguh pedih benar nestapa keadilan di Indonesia. Hukum seperti kebal bagi mereka yang memiki status, jabatan, dan uang. Sedangkan bagi Umat Islam, keadilan itu seperti sebuah kata asing yang entah sampai kapan menjadi akrab di telinga kita. Mungkin mereka yang berikrar bahwa parlemen adalah ladang dakwah yang harus direbut, memiliki jawabannya. Atau memang mereka sendiri juga tidak mempunyai jawabannya. Karena keadilan akan sangat terasa bagi seluruh manusia ketika Islam tegak dengan jalan khasnya sendiri.

Misteri Di Balik Kematian Syeikh Ramadhan Al-Buthi.

KEMATIAN Syeikh Ramadhan Al-Buthi pada Kamis (21/3/2013) masih terus menyimpan misteri dan pertanyaan kepada semua kaum Muslimin.

Sebagian mengklaim ia adalah seorang syahid.

Namun sebagian lain juga tak ragu menyatakan sang Syeikh adalah pendukung utama Bashar Al Assad yang telah membunuh lebih dari 60.000 kaum Muslimin Suriah hanya dalam waktu sekitar dua tahun saja.

Memang, ada beberapa catatan kedekatan antara Syeikh Ramadhan Al-Buthi dengan Assad. Berikut di antaranya:

Pertama: Pengagungannya terhadap tokoh syi’ah rofidhoh Hasan Nashrullah. Al-Buuthy berkata: “Aku berangan-angan kalau aku senilai salah satu jari Hasan Nashrullah di hadapan Allah.” Padahal Hasan Nasrullah juga telah ikut andil, membunuh rakyat Suriah dengan jari-jarinya.

Kedua: Pengagungannya terhadap ayah Basyar yaitu Hafiz Al-Asad, yang telah membunuh 40 ribu muslim. Bahkan Al-Buthy menyolatkan mayat Hafiz Al-Asad dan menangis akan kepergian Hafiz al-Asad. Sehingga tidak mengherankan jika Al-Buuthy memuji Hafiz Al-Asad dengan pujian setinggi langit.

Ketiga: Al-Buuthy menyebutkan bahwa mayoritas para pejuang Mujahidin Suriah tidak sholat.

Keempat: Al-Buthy mendoakan Basyaar al-Asad agar Allah menolongnya.

Kelima: Al-Buuthy memuji tim Basyaar al-Asad setinggi langit, dan ia merasa malu hanya duduk di rumah tidak ikut berperang membantu pasukan Basyar al-Asad. Bahkan ia hampir menyamakan tim Basyaar dengan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mungkin betul, di akhir hayatnya, sebagian sumber menyatakan bahwa Syeik Buthi menyatakan penyesalannya karena pernah mendukung Assad. Namun di zaman seperti sekarang ini, adalah perlu untuk mengumumkannya. Jika apologinya adalah media sendiri yang tidak mau menyebarkannya, permasalahannya; siapapun yang pernah mendengarnya tidak hanya cukup sekadar katanya-katanya, tapi mengungkapkannya ke khalayak ramai agar hilang syak di hati umat.

Ditambah, dengan kondisi Suriah saat ini, agaknya tidak mungkin untuk para kaum Mujahidin yang memerangi Assad masih sempat-sempatnya melakukan transfer ilmu secara transparan di tempat yang sangat ‘vulgar’ tersebut.

Satu misteri lagi adalah siapa sebenarnya pelaku pemboman yang menewaskan Syeikh Al Buthi? Kaum Mujahidin Suriah, seperti yang mereka sebutkan, mereka berpegang teguh kepada perintah Allah dan Rasulnya, bahwa mereka tidak pernah menyerang masjid.

Sebaliknya, di masjid tempat terbunuhnya sang syeikh, banyak kejanggalan yang terlihat. Semisal bahwa darah yang berceceran seperti darah yang terseret dan bukan berhamburan. Lampu-lampu dan kondisi masjid pun tampak sehat wal afiat saja.

Yang pasti berkaca pada sejarah, di semua kondisi peperangan, diperlukan sikap ketegasan untuk benar-benar berpihak di mana. Tidak boleh ada sikap ambigu di situ. Karena selain akan berdampak fitnah yang besar untuk umat dan generasi selanjutnya, sejarah juga selalu memperlakukan mereka yang dianggap tak bersikap dengan jelas soal keberpihakan. Konon, Yasser Arafat, diracun entah oleh siapa. Sesuatu yang sangat menyakitkan untuk Arafat, karena puluhan tahun, ia dengan PLO-nya senantiasa mencoba untuk selalu berdamai dengan Israel.

Tenung, Dari Sherlock Holmes Sampai Eyang Subur

TERINGAT beberapa bulan belakangan ini saya baca sebuah novel yang berjudul Sherlock Holmes—seorang detektif fiktif berkebangsaan Inggris  ciptaan Sir Arthur Conan Doyle. Dalam buku tersebut diceritakan ada seorang yang ternyata pakar dalam ilmu sihir dan setelah diketahui ternyata penyihir tersebut membuat kekacauan sehingga akhirnya dihukum gantung. Itu hanya sebuah cerita yang memang menggambarkan bahwa seseorang yang melakukan ilmu sihir betapa dilarang sampai diberikan hukuman gantung.

Di kehidupan nyata, kita sekarang tengah diberitakan secara panas soal Eyang Sobur. Ujung-ujungnya ya masuk soal tenung juga.

Di sini kita akan sedikit membahas yang bersangkutan dengan Islam yang berbicara tentang sihir.

Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu tenung dan ramalan dapat dilihat pada ayat berikut ini: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra: 36)

  “(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (QS. Al-Jin: 26-27)

Dari kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa segala perkara yang tak dapat dijangkau oleh indera maka hanya Allah yang berhak mengetahui. Pada surat Al-Isra kita telah diperingatkan bahwasanya kita tidak boleh mengikuti segala sesuatu yang sesuatu itu kita tidak mengerti sama sekali. Sesuatu yang dimaksudkan disini ialah perkara-perkara yang tak dapat dijangkau oleh indera manusia. Kemudian pada surat Al-Jin 26-27, disana diterangkan bahwa Allah tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.

Di sini dijelaskan bahwa kita sebagai manusia biasa, bukan Rasul, maka tidak berhak untuk mengetahui (melihat) sesuatu yang ghaib. Melihat saja tidak diridhai-Nya, apalagi bersekutu. Jin adalah termasuk sesuatu yang ghaib. Setan pun demikian juga. Mereka akan membantu dukun dalam mengetahui masa hidup dan nasib yang akan datang. Apabila seorang muslim telah bersekutu dengan jin atau setan, berarti melanggar perintah Allah dalam surat diatas. Sehubungan dengan dua dalil tersebut, di bawah ini beberapa hadits yang berkaitan dengan ramal-meramal.

Imam Al-bazar meriwayatkan hadits dengan sanadnya yang baikmdari Imran bin Hashin ra berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda:

Tidak termasuk umatku orang yang mengadukan nasib atau meramalkan kepada dukun, atau mendatangi tukang sihir untuk menyingkirkannya. Dan barangsiapa mendatangi tukang tenung (dukun) lalu mempercayainya segala perkataannya itu, maka ia sungguh telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Dari hadits diatas jelaslah bahwa seseorang yang bergaul dengan dukun lalu meramal nasibnya besok, meramalkan nasib seseorang dikemudian hari maka berarti bukan ummat Muhammad. Nabi Muhammad Saw tak akan mengakui sebagai ummatnya. Mengapa? Sebab perbuatan yang demikian itu oleh Muhammad dianggap dosa yang sangat besar. Dalam hadits lain  yang diriwayatkan Imam Thabrani sebagai berikut:

Dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya berarti ia telah mengkufuri apa yang diturunkan kepada Muhammad.”

Al-Bazar juga meriwayatkan sebuah hadits sebagai berikut:

Dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu menanyakan tentang sesuatu yang dikatakan oleh dukun itu, maka ia berarti telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw.”

Hadits riwayat Imam Thabrani juga menjelaskan tentang sabda Rasulullah yang mencela seseorang datang ke dukun maupun tukang ramal sebagai berikut:

Barangsiapa mendatangi seorang dukun dan membenarkan apa yang dikatakannya, maka iia terlepas dari segala sesuatu yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw dan barangsiapa mendatangi tetapi yidak membenarkannya maka shalatnya tidak diterima empat puluh hari.

Barangsiapa mendatangi seorang dukun kemudian menanyakan sesuatu kepadanya, maka tertutuplah pintu taubat baginya 40 malam. Dan jika membenarkannya maka ia telah kafir.

Tidak akan memperoleh derajat yang tinggi orang yang mendatangi dukun (main perdukunan), atau minta sumpah atau pulang dari bepergian hasil pengaduan nasib.

Barangsiapa mendatangi peramal dan menanyakan sesuatu lalu membenarkan, maka shalatnya tidak akan diterima empat puluh hari.

Al-Hakim juga meriwayatkan hadits yang berhubungan dengan sihir sebagai berikut:
Barangsiapa mendatangi seorang peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, sesungguhnya ia telah mengingkari apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw.

Sementara itu Thabrani pun dalam riwayat lain menjelaskan:

Barangsiapa mendatangi juru ramal atau tukang sihir sedangkan ia mempercayai apa yang dikatakannya, maka berarti telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw.

Demikianlah beberapa hadits yang menerangkan tentang kejahatan sihir dan ancaman bagi yang melakukan maupun bagi orang yang mengikuti teori tukang sihir tersebut. Seseorang yang sama sekali tidak mengetahui tentang ilmu sihir tetapi ia datang ke tempat tukang sihir itu lalu membenarkan perkataannya, maka ia pun dianggap kafir. Jelaslah bahwa sihir sangat dicela dalam agama Islam.


 Oleh: Yudhistira Adi Maulana, Penggagas rumah sehat Bekam Ruqyah Centre Purwakarta yang berasaskan pengobatan Thibbunnabawi. Alamat: Jl. Veteran No. 106, Kebon Kolot Purwakarta, Jawa Barat, Telf. 0264-205794. Untuk pertanyaan bisa melalui SMS 0817 920 7630 atau PIN BB  26A D4A 15.

Beda Separatis, Beda Teroris.

Teroris yang jelas-jelas membunuh orang tidak mendapat tindakan yang berarti, sementara teroris belum terbukti sudah dibunuh.
 
Korban kejahatan kaum separatis Papua sangat nyata. Tak tanggung-tanggung, tentara. Bukan satu atau dua orang, tapi delapan orang. Ditambah lagi empat warga sipil. Tidak hanya kali ini saja, sebelumnya sudah berapa tentara dan polisi tewas di tangan separatis Papua.

Tapi, tindakan pemerintah terhadap mereka seolah biasa saja. Bahkan, pemerintah pun tak mau gegabah mengeluarkan pernyataan tentang motif serangan itu. Kesan hati-hati pemerintah sangat kentara.

Terhadap motif pilkada yang sempat disampaikan oleh Kapolda Papua sebelumnya pun, pemerintah pusat menahan diri. "Sampai saat ini belum ada laporan signifikan terutama dari Kapolri, ini kan tugas kepolisian. Tunggu saja, saya tidak akan terburu-buru mengambil kesimpulan sebelum tertangkap dan dimintai keterangan," kata Menko Polhukam Joko Suyanto di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/3/2013).

"Itu harus jelas, kita tidak boleh berdasarkan asumsi, perkiraan. Penindakan harus tepat, proper, tidak boleh melakukan pelanggaran-pelanggaran," tegas mantan Panglima TNI ini.

Ia juga belum mau menyimpulkan peristiwa penembakan tersebut terkait dengan pemilihan kepada daerah di Papua. Selain itu, mengenai kelompok pengacau keamanan, menurut Joko, sejauh ini masih dianalisa.

"Ada kelompok yang memang bersenjata selama ini mengacau, membunuh. Apakah mereka link-up dengan calon-calon kepala daerah yang nggak jadi? Karena kan mereka kekerabatannya sangat kental. Ya bisa saja, tapi itu analisa dan dari situlah nanti berangkat kalau sudah tertangkap. Kita tanya, disidik, baru ketahuan motifnya," jelasnya.

Berbeda

Tindakan pemerintah ini sangat bertolak belakang dengan penanganan terhadap terorisme. Tidak sempat para korban yang ditembak oleh Densus 88 berbicara—karena sudah keburu tewas--, pemerintah dengan cepat menyatakan bahwa mereka teroris. Mereka dikatakan melawan aparat—meski sebagian tak terbukti.

Bahkan orang-orang yang belum jelas kejahatannya itu langsung dicap sebagai teroris. Padahal pengadilan terhadap mereka belum dilakukan. Keluarganya pun diseret-seret sebagai bagian dari terorisme. Orang-orang yang dicap teroris ini dianggap telah melakukan aksi teror karena meresahkan masyarakat dan menyerang beberapa pos kepolisian.

Perbedaan sikap pemerintah ini pun terlihat dari sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden terkesan takut memberikan pernyataan. Ini sangat bertolak belakang dengan berbagai kejadian terorisme. Ia sangat sigap dan terlihat bertindak sangat cepat serta penuh kepedulian.

Teroris

Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustafa Nahrawardya heran mengapa tindakan OPM tidak dimasukkan dalam tindak pidana terorisme. “Padahal  sama saja, mereka tidak mau mendirikan negara tapi mau memisahkan diri, ya teroris juga. Mereka meneror masyarakat, meneror TNI kok, sekarang definisi teroris itu sudah jelaslah,” katanya.

Ia mengaku tidak tahu kenapa TNI tidak bisa bertindak tegas. ”Kalau lihat faktanya, kita lihat sendiri teroris Papua itu korbannya ada, yang diserang jelas, tetapi kalau teroris kita hanya mendapat sumber dari polisi bahwa kami diserang, dibenci. Jadi ada kebohongan. Kita lihat apakah Densus yang bohong atau TNI yang bohong karena tidak mampu,” tutur Mustafa.

Hal yang sama dikemukakan Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI Yahya Abdurrahman. Menurutnya, tindakan-tindakan OPM jelas sebuah teror dan menciptakan suasana teror di tengah masyarakat.

Tetapi, lanjutnya, tetap saja pemerintah tidak mau menyebut ini sebagai tindakan teror. Tidak ada tindakan tegas, seperti ketika ada sebagaian kelompok Islam yang diduga sebagai teroris. Bahkan pemerintah terkesan menghindari pengaitan antara tindakan teroris Papua itu sebagai sebuah teroris atau ada kaitannya dengan Papua merdeka.

Ketua PP Muhammadiyah pun menegaskan di Mabes Polri bahwa tindakan OPM sama saja dengan aksi terorisme. "Itu harus dianggap. Itu yang kami anggap kurang keras (penindakannya). Itu juga teroris yang terjadi saat ini bahkan kepada aparat negara," ujar Wakil Ketua Umum MUI Pusat ini mewakili Ormas Islam.

Melebihi Teroris

Hal yang agak berbeda disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslin (TPM) Mahendradatta. Menurutnya, tindakan OPM itu jauh lebih berat daripada terorisme karena mereka mau memisahkan diri. Sehingga, mereka tidak lagi harus diadili dengan UU RI tapi diadili menurut hukum perang. Karenanya, TNI harus turun tangan  memberantasnya.

Ia menekankan, separatisme ini lebih berat daripada terorisme. “Maka dari itu mereka itu harus dianggap sebagai musuh dari luar. Karena mereka ada di dalam negeri maka harus dihukum pakai hukum militer atau setidaknya Mahkamah Luar Biasa atau setara dengan Mahkamah Militer Luar Biasa,” kata Mahendra.

Seperti Mustafa, Mahendradatta pun heran mengapa tindakan pemerintah begitu lemah. Ini, katanya, menunjukkan pemerintah tidak mempunyai kesiapan penuh untuk menghadapi serangan dari luar. “Kita ini terlalu banyak menjadi jagoan di negeri sendiri. Kalau menghadapi terorisme pemerintah itu kan kasar, nyerang ke mana-mana. Tetapi menghadapi serangan dari luar aja (separatisme,red)  yang ini saja, kakinya masih di dalam, lembek sekali, apalagi yang benar-benar dari luar?” paparnya.

Ia secara khusus mengusulkan dibentuk Detasemen Khusus Anti Separatisme—sejenis Densus 88—dan Badan Nasional Penanggulangan Separatisme—sejenis BNPT. “Kalau tidak, maka benarlah dugaan selama ini bahwa pemerintah punya agenda khusus dengan menggunakan istilah “terorisme” itu hanya untuk menghabisi orang-orang Islam. Maaf. Karena sampai hari ini pun tidak ada tersangka terorisme yang bukan beragama Islam,” tandas Mahendra.

Nasionalis Tiarap

Sikap pemerintah ini setali tiga uang dengan sikap orang-orang yang mengaku nasionalis. Mereka diam seribu bahasa terhadap kejadian di Papua. Tidak ada pernyataan yang menyerang OPM atau pihak-pihak yang ada di belakangnya.

Jargon mereka yang selama ini disuarakan dengan sangat keras ‘NKRI Harga Mati’ tak ada wujud nyatanya. Papua yang ada dalam bahaya karena ada sebagian orang yang berusaha melepaskannya dari NKRI dibiarkan saja. Mereka tidak protes terhadap tindakan pemerintah yang lembek. Mereka tak mengecam orang-orang Papua yang ingin merdeka.

Sikap ini sangat bertolak belakang dengan sikap mereka terhadap umat Islam yang ingin menerapkan syariah Islam di Indonesia secara kaffah. Mereka mengecam habis-habisan dengan mengatakan ‘orang Islam tidak nasional’, ‘orang Islam memecah belah persatuan’ dan sebagainya. Padahal, apa yang disuarakan kaum Muslimin itu baru dalam tahap pemikiran. Itu pun sudah diserang.

Walhasil, seperti yang dikatakan oleh Mahendradatta, jangan-jangan orang-orang yang mengaku nasionalis ini berteriak-teriak lantang hanya untuk menghalangi bangkitnya Islam di negeri ini. Mereka diam jika orang-orang asing yang memiliki kepentingan mencaplok Indonesia dan mengeruk kekayaannya. Apakah orang seperti ini dikatakan nasionalis.

Agar Astung Pancasila tidak Ditolak, Kemendagri Kelabui Publik.

Pernyataan pihak Kemendagri yang menyebutkan tidak benar tudingan Hizbut Tahrir Indonesia terkait pemaksaan Pancasila sebagai asas tunggal Ormas, dinilai HTI sebagai bentuk upaya mengelabui publik.

“Iya (mengelabui publik, red), dengan main kata-kata. Ketika semua ormas harus mencantumkan asas Pancasila, bukankah itu berarti asas tunggal to? Meski dibolehkan mencantumkan asas lain,” tegas Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.com, Selasa (26/3) melalui pesan singkat.

Seperti diberitakan www.republika.co.id (25/3), Kepala Sub Direktorat Ormas Kemendagri Bahtiar mengatakan, tidak benar tudingan HTI terkait pemaksaan Pancasila sebagai asas tunggal ormas.

Dalam RUU Ormas,  setiap ormas dibebaskan mencantumkan asas ciri sesuai yang sesuai dengan pengurusnya. Hal itu tertuang dalam Pasal 2 RUU Ormas yang menyebutkan, asas ormas adalah Pancasila dan UUD 1945, serta dapat mencantumkan asas ciri lainnya yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Dengan kata lain, asas utama tetap Pancasila, dan asas ciri bisa Islam atau yang sesuai dengan semangat perjuangan organisasinya.

Menurut Ismail, pernyataan Bahtiar tersebut secara nyata mengandung makna pemaksaan pencantuman asas Pancasila. “Ya tetap saja ada pemaksaan pencantuman asas Pancasila. Asas ciri hanya penghalusan dari ketentuan asas tunggal atau asas bersama (asma),” bongkarnya.

Ismail pun menyatakan keheranannya, bila Ormas atau organisasi memiliki asas lebih dari satu. “Lagi pula mana ada asas dua? Yang namanya asas ya cuma satu!” tegasnya.
Maka, lanjut Ismail,  untuk organisasi Islam, baik Ormas maupun Parpol selayaknya mencantumkan asas Islam.

Jumat, 22 Maret 2013

Kisah Cinta Nabi Yusuf as dan Zulaikha.

Sungguh berat malam yang panas itu dirasakan oleh Ra’il, wanita cantik yang biasa dipanggil dengan nama Zulaikha. Ia senantiasa mempercantik paras, menghias diri, dan memakai wangi-wangian. Kemudian berdiri, pagi dan petang, di beranda istananya di atas Sungai Nil, dalam kegelisahan yang tak jelas penyebabnya.

Angin sepoi bertiup tenang dan halus, seakan enggan mengusik ranting-ranting pohon bunga yang mengelilingi beranda istana itu, Zulaiha memandangi sungai dan airnya yang tenang, dan sesekali wajahnya menoleh ke atas, melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit nan tinggi, mengelilingi bulan yang sebagian sinarnya terhalang oleh awan.

Sesaat kemudian, seorang pelayan menghampiri dengan segelas sari buah dingin untuknya, tetapi sang puteri menolak dan malah memerintahkan pelayan itu untuk kembali. Nafasnya semakin menyesakkan, serasa hampir-hampir mencekik lehernya. Dia sendiri tidak tahu apa yang digelisahkannya. Kecantikan? Bukan! Dia wanita tercantik di seluruh Mesir. Anak? Mungkin itu benar, sebab sampai saat ini ia belum dikaruniai seorang anak pun.

Sebenarnya ia dapat saja mengambil anak angkat yang disukainya, sebab ia orang terkaya di negeri itu. Tapi naluri keibuannya ternyata menentang niatnya. Dia ingin mengandung dan melahirkan puteranya sendiri, sebagaimana wanita-wanita lain. Tapi suratan takdir menghendaki lain, suaminya tidak kuasa mengubah impiannya menjadi kenyataan.

Berkecamuklah semua fikiran itu di kepalanya. Ia terlena dalam lamunannya, sampai suara halus suaminya tiba-tiba mengejutkan hatinya.

“Ra’il, isteriku yang cantik, bergembiralah!” Kata suaminya sambil menunjukkan sesuatu.

Zulaikha menoleh kepada suaminya, dan betapa terkejut ketika ia lihat suaminya datang bersama seorang anak kecil.

“Siapa namamu?” tanya Zulaikha. Dengan suara yang hampir-hampir tidak terdengar, anak itu menjawab, “Yusuf”

Al-Aziz, suami Zulaikha, kemudian mengikutinya dari belakang serta berkata, “Telah kubeli ia dari kafilah yang kutemui disebuah telaga di padang pasir. Berikanlah kepadanya tempat dan layanan yang baik, boleh jadi ia bermanfaat bagi kita, atau kita pungut ia sebagai anak”.

Isteri al-Aziz tidak mengetahui takdir apa yang bakal terjadi antara dia dan anak itu di hari-hari yang akan datang. Yang jelas ia merasa senang atas kedatangan anak itu, dan hilanglah kesedihan yang selama ini menghimpit dadanya. Hari-hari berlalu. Yusuf semakin besar dan menjadi dewasa. Wajahnya tampak semakin tampan. Isteri Aziz tidak mengerti kebahagiaan apa yang meresap di hatinya setiap kali ia memandang Yusuf, dan kesedihan yang menghantuinya ketika Yusuf hilang dari pandangannya.

Setiap kali malam tiba, dan Yusuf pergi ke kamar tidurnya, Zulaikha merasa ada sesuatu yang mengusik lubuk jiwanya, sehingga kadang kala ia bangun meninggalkan suaminya yang sedang tidur, kemudian pergi ke pintu kamar Yusuf. Zulaikha berdiri di pintu kamar Yusuf beberapa saat. Dalam hatinya timbul keraguan: apakah sebaiknya ia masuk menemui Yusuf seperti yang diinginkannya, ataukah ia kembali ke tempatnya sendiri di samping suaminya.

Fikiran seperti itu selalu mengganggu hatinya semalaman, sampai cahaya matahari pagi terlihat masuk melalui jendela-jendela kamarnya. Jika sudah demikian, ia kembali ke kamar suaminya.

Setiap kali pandangannya bertemu dengan pandangan Yusuf, ia merasakan keinginan yang kuat untuk selalu berada dekat pemuda itu, dan tak ingin rasanya berpisah untuk selama-lamanya. Namun, hati kecilnya berkata bahwa Yusuf tidak memendam perasaan yang sama seperti perasaannya. Pertanyaan yang selalu mengusik kalbunya adalah: Apakah Yusuf mencintainya sebagaimana ia mencintai Yusuf? Apakah Yusuf memendam perasaan seperti yang dipendamnya? Meskipun hati kecilnya berkata bahwa Yusuf tidak menampakkan sikap seperti itu, ia tidak mau mendengar jawaban itu.

Pada suatu petang, isteri al-Aziz merasa tidak kuasa lagi hanya berdiri di ambang cinta yang disimpannya kepada Yusuf. Ia kemudian berdiri dimuka cermin, mengagumi kecantikan parasnya, seraya berkata kepada dirinya sendiri, “Adakah, di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku, sehingga Yusuf menghindar dariku? Tidak boleh tidak, wahai, Yusuf, hari ini aku akan menjumpaimu dengan segala macam bujukan dan rayuan, sampai engkau tunduk kepadaku”.

Kemudian ia membuka lemari, dan matanya mengamati setumpuk pakaian di dalamnya. Dipilihnya salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang membangkitkan gairah laki-laki. Manakala gaun itu dikenakan, maka sebagian auratnya yang seharusnya tersembunyi akan tampak. Itulah yang justru dikehendakinya. Kemudian ia memakai wangi wangian di sekujur tubuhnya, yang menyebabkan seorang lelaki akan bergairah karena baunya.

Setelah itu, ia atur rambutnya seindah-indahnya di malam yang sunyi itu. Setelah menyelesaikan dan menyempurnakan dandanannya, Zulaikha mengamati sekelilingnya, hingga ia benar-benar yakin bahwa tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah lelap di kamarnya masing-masing di kegelapan malam itu. Ia pun tahu bahwa suaminya sedang memenuhi panggilan seorang hakim Mesir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin ia akan kembali sebelum fajar pagi tiba.

Setelah segalanya beres, pergilah ia menuju kamar Yusuf. Didapatinya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dimatikan. Dengan perlahan ia mengetuk; satu kali, dua kali … dan tiga kali. Tak lama kemudian, Yusuf pun bangun menyalakan lampu dan membukakan pintu. Alangkah terkejutnya Yusuf ketika ia melihat isteri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tapi ia tidak berkata apa-apa kecuali hanya diam menunduk.

Tiba-tiba Zulaiha masuk ke dalam, mendekatinya dengan ramah, dan memegang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaikha merasakan kegelisahan, ketakutan, dan tak kuasa menatap pandangan kedua mata Yusuf. Ia lalu berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf selalu berusaha menjauh darinya.

Isteri al-Aziz kemudian berkata, “Apakah maksud semua ini, hai, Yusuf? Janganlah engkau menjauh dariku, sehingga aku binasa karena rindu kepadamu”.

Yusuf diam tanpa jawaban.

Isteri al-Aziz mendekatinya lagi seraya berkata, “Aduhai, Yusuf, betapa indahnya rambutmu!”

Yusuf menjawab, “Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan dari tubuhku setelah aku mati”.

“Aduhai, Yusuf, betapa indahnya kedua matamu!” Bujuk isteri al-Aziz lagi.

“Keduanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas dari kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!”

Isteri al-Aziz berkata lagi, “Betapa tampannya wajahmu, hai, Yusuf”.

“Tanah kelak akan melumatnya,” Jawab Yusuf.

Kemudian ZulaiKha berkata kepadanya, “Telah terbuka tubuhku karena ketampanan wajahmu”.

“Syaitan menolongmu untuk berbuat hal itu!” Kata Yusuf.

“Yusuf! Bagaimanapun aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang karenanya”. Kata Zulaikha.

Yusuf menjawab: “Ke manakah aku akan lari dari murka Allah jika aku mendurhakaiNya?”

Isteri al-Aziz sadar bahwa Yusuf benar-benar tidak mau memenuhi apa yang ia inginkan. Maka, ia pun lebih mendekat lagi, dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Ia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mau memenuhi keinginannya. Akan tetapi, di luar dugaannya, Yusuf malah menghindar darinya dan segera berlari hendak keluar dari kamar itu.

Isteri al-Aziz tak habis berfikir mengapa Yusuf sedemikian keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita cantik yang telah siap melayaninya, bahkan lari menjauh darinya. Ia lalu mengejar Yusuf dari belakang untuk memaksanya. Ketika sudah sangat dekat, dipegangnyalah bagian belakang baju Yusuf dan ditariknya kuat-kuat. Dengan penuh kemarahan, ia melarang Yusuf keluar dari kamar.

Akhirnya, Koyaklah bahagian belakang baju Yusuf.

Pada saat yang sama, tiba-tiba al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama saudara sepupu Zulaikha. Dengan serta merta isteri al-Aziz berkata: “Apakah hukuman bagi orang yang akan berbuat serong kepada isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksaan yang pedih?” Dengan perkataan itu, Zulaikha bermaksud menyatakan bahwa Yusuf telah berbuat yang melampaui batas atas dirinya.

Al-Aziz sangat marah atas terjadinya peristiwa memalukan itu. Karena tidak menduga hal itu dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang telah dibelinya, dipeliharanya, dan dikasihinya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Tidak mungkin hal itu bisa terjadi?

Yusuf sadar bahawa isteri al-Aziz telah berkata dusta tentang dirinya dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Maka, segeralah Zulaiha berkata kepada al-Aziz: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”. Allah ternyata menghendaki bebasnya Yusuf dari tuduhan wanita itu. Seorang bayi yang masih menyusu, anak salah seorang keluarga Zulaikha yang ketika itu datang ke istana, tiba-tiba berkata, “Jika bajunya koyak di bagian muka, maka wanita itulah yang benar dan Yusuf termasuk orang-orang dusta. Dan jika bajunya koyak di bagian belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar”.

Mendengar itu, segeralah al-Aziz menghampiri Yusuf untuk melihat bajunya. ketika didapatinya baju Yusuf koyak di bagian belakang (karena tarikan isterinya), mengertilah al-Aziz akan pengkhianatan isterinya dan bersihnya Yusuf dari tuduhan itu. Kemudian ia berkata: “Sungguh, inilah tipu muslihatmu. Sungguh dahsyat tipu muslihatmu!”

Kemudian ia memandang Yusuf seraya berkata: “Hai, Yusuf, berpalinglah dari ini!” Maksud perkataan itu adalah agar Yusuf tidak memberitakan aib yang terjadi atas diri isterinya itu, sehingga tidak terdengar oleh orang ramai. Sedangkan kepada isterinya ia berkata: “Dan (kamu, hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat salah”.

“Celakalah kamu, Yusuf!” Kata isteri al-Aziz dengan kemarahan yang memuncak, karena Yusuf menolak kecantikan dan kebesarannya. “Tidak! aku tak akan membiarkanmu, Yusuf. Bagaimana pun akan kucari jalan lain yang dapat mempedayakanmu, hingga kamu memenuhi apa yang kukehendaki…”

Hari-hari pun berlalu, dan al-Aziz yang kalah dalam urusan itu berusaha memohon kerelaan isterinya menghadapi kenyataan itu, sementara sang isteri menyanggahnya dengan dalih bahwa suaminya telah menjatuhkan martabat dan kemuliaannya. Zulaikha tahu benar bahwa setiap kali ia menampakkan Kebenciannya kepada suaminya,sang suami benar-benar Berusaha mendekati dan membujuknya karena ia sangat mencintainya dan merasa lemah di hadapan kecantikan wajahnya dan ketinggian peribadinya, yang sebenarnya bersifat mulia.

Yusuf sendiri akhirnya berdiam sepanjang hari di dalam kamarnya, karena peristiwa aib itu terjadi di situ. Ia tidak keluar dari kamarnya kecuali ada suatu pekerjaan penting yang ditugaskan oleh tuannya, al-Aziz.

Hari-hari yang berat dan keras selalu menghantui isteri al-Aziz. Ia menanti datang suatu peluang untuk kembali melakukan tipu dayanya atas diri Yusuf, sebab apa yang baru terjadi itu justru menambah rasa cinta dan keinginan untuk berhubungan dengan Yusuf, meskipun secara terang-terang ia telah berdusta atas diri Yusuf untuk menghilangkan keraguan suaminya terhadapnya.

Hari demi hari dirasakan oleh isteri al-Aziz dengan berat dan terasa lambat berjalan. Di kota, beberapa peristiwa yang tak terduga telah terjadi. Wanita-wanita di Mesir, ketika itu, tidak ada pembicaraan lain kecuali tentang peristiwa aib antara isteri al-Aziz dan Yusuf. Yang sungguh mengherankan, bagaimana peristiwa itu dapat tersebar di seluruh kota, padahal semua pihak di istana al-Aziz berusaha merahasiakannya.

Dugaan sementara dialamatkan kepada pelayan laki-laki istana dan sebagian pelayan wanita yang masih ada hubungan keluarga dengannya. Besar kemungkinan, merekalah yang membocorkan rahasia itu.

Langit ibu kota Mesir penuh dengan gema kisah sekitar kejadian itu. Dalam setiap kelompok wanita, tidak ada masalah lain yang dibicarakan kecuali tentang isteri al-Aziz dan Yusuf, semuanya dicurahkan tanpa segan lagi. Akhirnya, sampailah berita yang menyakitkan itu ke telinga isteri al-Aziz. Dan tentu saja hal itu menimbulkan kemarahannya yang luar biasa.

Akan tetapi, apa hendak dikata, ia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menerima kenyataan itu dengan hati yang semakin pedih. “Betapa perjalanan hidupku menjadi sepotong roti dalam mulut wanita-wanita kota yang dipenuhi cemuhan dan ejekan.” Keluhnya dalam hati, “padahal, di hari-hari kemarin, tak seorangpun dari mereka berani menyebut namaku kecuali dengan segala penghormatan dan kemuliaan”.

Kemudian ketenangan mulai meresap di hati isteri al-Aziz, setelah jiwanya tergoncang karena kemarahan. Mulailah ia berbicara kepada dirinya sendiri:” Aku wanita, dan mereka pun wanita. Harus mereka terima hinaan sebagaimana hinaan yang mereka tujukan kepadaku. Jika mereka memperolok-olokku dengan lidahnya, maka sesungguhnya olok-olokku nanti lebih keras atas diri mereka…” Maka, keluarlah dia dari kamarnya menuju beranda istananya yang menghadap Sungai Nil.

Di tepian sungai itu, ia mulai berfikir, sementara angin lembut menerpa pepohonan bunga yang mengelilingi istana, membuat harum udara di sekitarnya. Isteri al-Aziz mulai merenung; fikirannya berputar ke sana kemari, mengikuti alunan ombak sungai yang tenang.

Tak lama kemudian, wajahnya tampak sedikit berseri, kemudian mulutnya tersenyum. Telah ditemukan satu cara untuk membereskan masalah itu. Ya, mengapa ia tidak menghentikan cemuhan wanita-wanita itu tentang dirinya dan Yusuf dalam suatu pertemuan terbuka? Mengapa ia tidak memanggil wanita-wanita itu untuk duduk bercakap-cakap seperti biasa ia lakukan sebelum ini, lalu ia perintahkan Yusuf keluar (menampakkan diri di hadapan mereka)? Nanti mereka akan sadar dan mengerti mengapa isteri al-Aziz jatuh hati kepada anak angkatnya.

Kemudian dipanggilnya semua wanita itu ke istana untuk bersukaria. Kepada mereka dipersembahkan berbagai macam buah-buahan, dan masing-masing diberi sebilah pisau sebagai alat pemotongnya. Akan dilihat oleh isteri Al-Aziz apa yang nanti bakal terjadi ketika Yusuf muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka.

Heranlah kebanyakan wanita bangsawan terhadap panggilan isteri al-Aziz itu. Mereka menyaksikan suasana yang lain dari biasanya. Ruangan istana, ketika itu, dihiasi dengan penuh kemegahan. Wanita-wanita yang hadir duduk di kursi yang indah. Di hadapan mereka masing-masing terdapat sepinggan buah segar dan sebilah pisau pemotongnya.

Semua pandangan hadirin ditujukan kepada barang-barang yang ada dalam ruangan istana itu. Semuanya diam membisu, tak ada yang berani berbicara dengan jelas tentang apa yang tersimpan di dada dan mulailah isteri al-Aziz membuka acara. Pembicaraan hanya berkisar tentang buah dan masalah-masalah pesta ria itu, sama sekali jauh dari masalah peristiwa dirinya dengan Yusuf. Ia berkata bahwa segala yang disediakannya kali ini dimaksudkan sebagai kejutan bagi wanita-wanita itu.

Di antara wanita-wanita yang hadir dalam jamuan itu, ada salah seorang yang menyindir. Dengan cara yang cerdik, ia berkisah kepada hadirin tentang seorang pemudi yang jatuh cinta, dan mati dalam kesedihan karena laki-laki yang meminangnya tewas di medan perang melawan musuh-musuh negerinya. Tetapi isteri al-Aziz, dengan lebih cerdik, mengalihkan pembicaraan ke masalah-masalah lain.

Kemudian ia berkata kepada Yusuf, “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.”

Maka, keluarlah Yusuf dari tempatnya menuju jamuan wanita-wanita itu. Betapa terkejutnya wanita-wanita itu demi melihat ketampanan Yusuf. Mereka pada tercengang dan keheranan. Dan tanpa disadari, mereka memotong jari-jari mereka sendiri dengan pisau. Mereka mengira sedang memotong buah, padahal tidak dirasakan darah mengalir dari tangan mereka. Lama-kelamaan mereka baru ingat dan menyadari apa yang telah mereka lakukan, kemudian berkata, “Maha Besar Allah. Ini bukanlah manusia. Ia tiada lain adalah malaikat yang mulia”.

Ketika itu wajah isteri al-Aziz menahan sedih dan duka. Berubahlah wajah nan cantik itu menjadi marah. Ia berkata seraya menunjuk kepada Yusuf: “Itulah orang yang menyebabkan aku di cela karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menginginkan dirinya, tetapi ia menolak. Dan (sekarang) jika dia tidak mentaati apa yang kuperintahkan, niscaya ia akan dipenjarakan dan dia akan menjadi orang yang hina”.

Yusuf mendengar apa yang dikatakan oleh isteri Aziz dengan sikap yang tenang dan tabah, di hadapan wanita-wanita kota. Ia pun mendengar keinginan setiap wanita yang hadir, sebagaimana keinginan isteri al-Aziz terhadapnya. Sambil berlindung kepada Allah, Yusuf berkata, “Tuhanku! Penjara lebih kusukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Allah hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentulah aku tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku termasuk orang yang jahil”. Allah meneguhkan hamba-hamba-Nya yang mukmin serta berlindung dan berpegang dengan kebenaran yang diperintahkan oleh-Nya Maka, Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar dan Yang Maha Mengetahui”.

Pulanglah wanita-wanita kota itu dengan tangan mereka berlumuran darah. Mereka semua akhirnya sedar bahwa Zulaikha, isteri al-Aziz, terhalang cintanya kepada Yusuf. Yusuf kemudian meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kamarnya. Isteri al-Aziz tampak duduk sambil berfikir. Ia memang menghendaki kehinaan atas wanita-wanita yang menghina dirinya dengan Yusuf, dan hal itu telah selesai ia lakukan. Menanglah ia dengan suatu kemenangan yang dapat menyembuhkan sakit hatinya.

Akan tetapi, setelah ia lebih dalam berfikir, ia sadari bahwa perasaan yang ditanggungnya selama ini adalah suatu sebab yang berat baginya. Ia berbicara dengan dirinya sendiri:”Yusuf telah menghindar dariku dua kali; sekali dikamarnya dan sekali di hadapan wanita-wanita kota. Sesungguhnya wanita-wanita kota itu pun mencintai Yusuf sebagaimana aku, tetapi semuanya tidak memperoleh sesuatu darinya. Ancamanku kepadanya tidak ditakutinya. Celakalah kamu meskipun aku mencintaimu.”

Pergilah isteri al-Aziz menemui suaminya. Al-Aziz kemudian bertanya tentang jamuan yang diadakannya. Isterinya menjelaskan bahwa jamuan itu hanya menambah keburukan baginya.

“Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Tanya Al-Aziz.

“Jika Yusuf tidak disembunyikan dari seisi istana dan kota, dia akan selalu berbicara tentang apa yang memburukkanku…” Jawabnya.

Maka, mendekatlah al-Aziz kepada isterinya seraya berkata. “Bagaimana engkau bisa rela dengan apa yang memburukkanmu?”

Gemetarlah badan wanita itu, dan kemudian berkata: “Kalau begitu, masukkanlah Yusuf ke dalam penjara, sehingga semua orang akan melupakannya”.

Al-Aziz menyetujui usul isterinya itu. Tak lama kemudian, beberapa pengawal istana membawa Yusuf ke penjara. Tatkala Yusuf keluar dari pintu istana, isteri al-Aziz berdiri di belakang jendela kamarnya sambil memandanginya. Ia merasa seolah-olah sebagian dari hatinya tercabut, meskipun dialah yang mendesak suaminya agar memasukkan Yusuf ke dalam penjara.

Tiap hari berlalu, dan kesedihan selalu mewarnai wajah isteri al-Aziz, sementara suaminya hanya bisa melihat hal itu dengan sikap diam dan tidak kuasa berbuat sesuatu. Wanita itu bertanya kepada dirinya sendiri: “Salahkah aku tatkala menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya, kuharamkan diriku melihat Yusuf… “Sekali lagi ia berfikir dalam kegelisahannya: “Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu?” Ia menyanggah dirinya sendiri untuk lepas dari azab, seperti seorang dermawan yang haus,tetapi tidak sanggup menjangkau air yang dipikul di bahunya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berjalan tanpa sepi dari cerita isteri al-Aziz dengan Yusuf. Pada suatu hari, datanglah utusan raja, memerintahkannya untuk datang keistana. Isteri al-Aziz sangat heran, sebab hal itu belum terjadi sebelumnya. Ia bertanya kepada suaminya apa kira-kira yang menyebabkan sang raja memanggilnya ke istana.

Al-Aziz menjawab, “Mungkin ada urusan yang berhubungan dengan Yusuf.”

Mendengar nama Yusuf disebut lagi, lenyaplah segala dugaan. Tetapi, benarkah raja hanya berkehendak untuk berbicara dengannya tentang Yusuf?

Dengan penuh pertanyaan di benaknya, pergilah isteri al-Aziz menuju istana raja. Di sana didapatinya wanita-wanita yang telah memotong tangannya beberapa waktu yang lalu, semuanya menghadap Raja Mesir. Sementara itu, sang raja memandangi wajah para wanita itu satu persatu, kemudian mengajukan pertanyaan singkat kepada wanita-wanita itu: “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?” Mereka menjawab serentak: “Kami tiada mendapati suatu keburukan padanya (Yusuf)”.

Tiba-tiba, tanpa diminta oleh Raja, isteri al-Aziz berbicara. Ia merasa telah tiba saatnya untuk berbicara terus terang perihal itu, agar hilang semua beban dosa karena tindakan aniayanya terhadap Yusuf. Di hadapan Raja, wanita-wanita kota, dan seluruh yang hadir di situ, ia menerangkan: “Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar”. (Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya dan bahwasanya Allah tidak merestui tipudaya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang”.

Terjadi perbedaan pendapat tentang kehidupan perempuan itu selanjutnya. Sebagian orang berpendapat bahwa sejak itu isteri al-Aziz hidup bersama kesedihan dan putus asa karena ingatannya kepada Yusuf.

Sebagian yang lain berpendapat bahwa isteri al-Aziz itu akhirnya pindah ke suatu tempat yang jauh, dan tiada kabar beritanya sama sekali. Yang jelas, kehidupan wanita itu menjadi terganggu, karena cintanya kepada Yusuf.

Namun ada yang mengisahkan setelah peristiwa itu Zulaikha bertaubat kepada Allah SWT. Ketika Yusuf diutus menjadi Rasul dan penguasa menggantikan Al-Aziz, Nabi Yusuf berjumpa dengan Zulaikha yang ketika itu keadaannya sudah tua. Akhirnya Allah menjadikan Zulaikha muda remaja dan berkawin dengan Nabi Yusuf. Maka jadilah Zulaikha sebagai seorang wanita yang solehah yang sentiasa beramal kepada Allah SWT.

***

(Kisah Zulaikha ini dapat di baca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 21-53)

Siapa Syeikh Sa’id Ramadhan Al-Buthi? (1)

PAGI ini beredar kabar bahwa Syeikh Sa’id Ramadhan al-Buthi meninggal karena ledakan bom di Damaskus pada Kamis (21/3/2013) kemarin atau sekitar beberapa jam yang lalu waktu Indonesia. Banyak yang mengucapkan bela sungkawa dan menyebutnya sebagai ‘syahid’. Siapa sebenarnya Syeikh Buthi?

Muhammad Sa’id ibn Mula Ramadhan ibn Umar al-Buthi dilahirkan di wilayah Buthan (Turki) pada tahun 1929 dari sebuah keluarga yang cerdas dan taat beragama. Ayahnya, Syekh Mula Ramadhan adalah salah seorang tokoh ulama besar di Turki, termasuk di Syam. Sesaat setelah peristiwa kudeta yang dilancarkan oleh Kemal Attatruk, ia pindah ke Syria bersama ayahnya. Sa’id kecil saat itu baru berusia empat tahun. Guru pertama baginya adalah ayahnya sendiri. Ayahnya pula yang memulai menanamkan pendidikan yang bermanfaat dan membesarkannya dengan wawasan keilmuan yang tinggi. Dengan segala kecerdasannya, Sa’id sendiri haus akan ilmu dan memiliki ingatan yang mengagumkan.

Setelah menamatkan pendidikan Ibtidaiyah, ayahnya mendaftarkan sang anak di Ma’had at-Taujih al-Islamy di daerah Meidan, Damaskus di bawah pengawasan seorang mahaguru al-‘Allamah Syekh Hasan Habannakeh –rahimahullah. Syekh Hasan mengetahui pada diri Sa’id terdapat kecerdasan yang menonjol, karena itulah ia amat memperhatikannya dan menjadikannya fokus pengawasan, hingga Sa’id dapat menamatkan pendidikan Ma’had-nya dan menggondol Ijazah Tsanawiyah Syar’iyyah.

Selanjutnya, Sa’id menuju Cairo dan meneruskan studinya dengan spesialisasi ilmu Syariah hingga memperoleh Ijazah Licence. Pendidikan Diploma-nya (setingkat S2) ia ikuti di Fakultas Bahasa Arab. Pada tahun 1965, Sa’id Ramadhan menyelesaikan program Doktornya di Univ. Al-Azhar dengan predikat Mumtaz Syaf ‘Ula. Disertasi yang ia tulis dan berjudul “Dlawabit al-Mashlahah fi asy-Syari’at al-Islamiyyah,” mendapatkan rekomendasi Jami’ah al-Azhar sebagai “Karya Tulis yang Layak Dipublikasikan.”

Sa’id Ramadhan menguasai berbagai disiplin ilmu. Di samping secara khusus menekuni sastra, ia amat ‘menikmati’ keluhuran ajaran Islam, karena itulah ia mempelajari filsafat dan ilmu ‘debat’ untuk menghadapi pemikiran para atheis dan ahli bid’ah. Berbagai dialog yang menghadirkannya membuktikan bahwa Sa’id adalah tipikal ulama pemikir yang tenang, memiliki ketajaman analisis dan kedalaman pandangan.

Nampaknya, keikhlasannya berdakwah menyiarkan ajaran Islam adalah alasan yang paling utama dari kesuksesannya dan kecintaan orang-orang padanya. Ia menjadi tenaga pengajar di Fak. Syari’ah Univ. Damaskus semenjak 1961. Kemudian Ketua Jurusan Fiqh Islam pada Fak. Syariah dan pada gilirannya duduk sebagai Dekan Fakultas pada tahun 1977. Saat ini Sa’id Ramadhan bekerja sebagai Guru Besar di Fakultas Syariah Univ. Damaskus dalam bidang Fiqh Islam. Menghadiri berbagai muktamar penting dunia Islam; Aljazair, Saudi Arabia, Emirat, Bahrain, dan Turki serta belahan lain dunia Barat. Saat ini ia duduk sebagai anggota Lembaga Kajian Peradaban Islam milik kerajaan di Yordania.

Sa’id Ramadhan amat dikagumi oleh para ulama dan pemikir muslim dari berbagai penjuru, karena ketinggian ilmu dan kehebatan argumentasinya dalam berbagai diskusi. Sa’id aktif memberikan cermah/pengajian di beberapa masjid di Damaskus. Pengajian Mingu Malam (al-Hikam li Athoillah as-Sakandari) dan Kamis malam (Riyadlush-Shalihin li al-Imam an-Nawawi) di Masjid al-Iman Damaskus selalu dipenuhi oleh ribuan kaum muslimin

Pernyataan Resmi Persatuan Ulama Suriah Terkait Tewasnya Syaikh Al Buthi.

TERBUNUHNYA Syaikh Al Buthi bersama puluhan muridnya di dalam masjid Al Iman di Damaskus akibat serangan sebuah bom membuat keguncangan bagi masyarakat muslim dunia, khususnya masyarakat Suriah dan para pejuangnya.

Pasalnya, sebagian masyarakat muslim dunia menganggap Syaikh Al Buthi adalah ulama Sunni, bahkan di antara mereka ada yang menganggap beliau terbunuh sebagai syahid. Namun sebagian lain menganggap beliau adalah ulama pendukung rezim penjahat Bashar Assad, sehingga tidak layak disematkan syahid pada beliau.

Menyikapi hal itu, persatuan ulama Suriah mengeluarkan pernyataan resmi yang dirilis pada hari Kamis,(21/3) tak lama berselang setelah insiden terbunuhnya Syaikh Al Buthi. Berikut pernyataannya sebagaimana yang dilansir alweeam.com:

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu,” (Qs. Ali Imran: 185)

Dunia Islam telah menerima kabar pengeboman yang terjadi di masjid Al Iman di Damaskus yang membunuh Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi dan sejumlah muridnya dengan keji.

Menyikapi hal itu, persatuan ulama Suriah di Suriah menyatakan hal-hal berikut:

Bersamaan dengan ketidaksetujuan kami terhadap posisi Syaikh Al Buthi terhadap revolusi Suriah dan dukungannya pada Rezim jahat Bashar Assad, dan pembenaran beliau atas apa yang dilakukan rezim, dari pembunuhan dan pembantaian warga Suriah, maka kami menyatakan:
  1. Kami mengutuk penyerangan sejumlah masjid, ulama dan warga sipil yang tidak bersalah. Kami juga mengutuk segala macam tindakan pembunuhan tanpa alasan yang jelas. Dan kami menolak semua tuduhan bahwa ini adalah tindakan para mujahidin yang telah mengabdikan dirinya untuk membela darah, kehormatan dan kesucian kaum muslimin.
  2.  
  3. Kami yakin bahwa tindakan seperti ini adalah perbuatan rezim Asad yang sering menyerang masjid-masjid, tempat-tempat ibadah dan membunuhi para ulama. Mengingat dua hari sebelumnya, seroang ulama qari’ yang mendukung revolusi Suriah, Syaikh Riyadh Ash Shu’ab, dibunuh saat beliau pulang dari masjid di Damaskus sehabis menunaikan shalat Subuh. Mobil yang beliau tumpangi meledak sehingga beliau terbunuh. Dan hari ini (Kamis, 22/3), Syaikh Al Buthi mengalami nasib serupa, bahkan beliau terbunuh ketika berada di dalam masjid. Perbuatan seperti ini bukanlah suatu hal baru yang dilakukan rezim jahat dan para intelijennya yang licik.
Seperti diketahui dalam perjalanan bangsa Suriah, rezim Bashar Assad tidak segan-segan membunuh dan menyerang simbol-simbol penting setelah merasa bahwa hal itu sudah tidak berguna lagi, atau takut kalau mereka balik menyerang rezim, kemudian dengan berpura-pura, mereka mengucapkan bela sungkawa dan menyematkan pada orang-orang yang mereka bunuh sebagai syahid dan menggelar acara untuk memperingatinya.

Perbuatan rezim semacam itu sangat sering dilakukan sehingga tidak terhitung, kami sebutkan di antara contohnya adalah pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Suriah Mahmud Zaubi dan menteri dalam negeri Ghazi Kanan. Mereka berdua memiliki andil penting pada pemerintahan Suriah, namun setelah tidak diperlukan mereka dibunuh dan dikatakan ‘mereka mati bunuh diri’.

Rezim penjahat Bashar Assad melakukan ini untuk membingungkan warga dan memecah belah barisan pejuang, dan untuk menyebarkan fitnah di antara masyarakat Suriah. Yaitu dengan membunuh seorang ulama pendukung revolusi pada hari pertama, dan membunuh ulama pendukung rezim pada hari keduanya.

Oleh karena itu, kami nasihatkan kepada para pejuang pembebasan Suriah (FSA) yang mulia: Hendaklah kalian menjauhi hal-hal yang mengakibatkan perselisihan dan perpecahan, Syaikh Al Buthi telah menghadap Rabb-nya Yang Maha Adil. IA akan mengadili dengan seadil-adilnya dan menghukumi dengan sebaik-baiknya, sedangkan rezim Suriah masih terus melakukan kejahatan dan kesemena-menaan, oleh karena itu marilah kita waspada terhadap trik-trik dan tipu daya yang dilakukan Bashar Assad, kita kuatkan barisan kita, dan kita harus merujuk’ kepada ulama-ulama yang tepercaya dan meninggalkan perkataan yang tidak berdasar, dan marilah kita senantiasa jaga persatuan rakyat dan tanah air.

Ya Allah kumpulkanlah semua perkataan kami dalam kebenaran dan petunjuk, dan tutuplah usia kami dengan penuh kebahagiaan dan keimanan, dan teguhkanlah kami untuk menghancurkan para penjahat dan melindungi orang-orang mukmin dan saleh, sesungguhnya Engkau Maha Pendengar, Maha Dekat lagi Maha Penerima Doa.

Ulama Terkenal Said Ramadhan Al Bhuti Syahid dalam Ledakan di Masjid Damaskus.


Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji'un...
Keluarga besar Front Pembela Islam dan Umat Islam kembali berduka.

Sebuah serangan bom menghantam masjid di Damaskus, di lingkungan ibukota Mazra'a pada hari Kamis. Lokasi ledakan tepat di utara pusat kota. Ledakan ini menewaskan ulama senior terkenal Said Ramadhan Al Bhuti.

Televisi pemerintah Suriah melaporkan "Ulama senior Dr Mohammad Said Ramadhan Al Bhuti tewas dalam serangan bunuh diri di Masjid Iman di Mazraa, Damaskus".

Laporan televisi juga mengatakan, selain Al Bhuti, sejumlah orang lainnya juga terbunuh dan terluka.

Said Ramadhan Al Buthi dikenal sebagai ulama Sunni.

Syaikh Dr. Said Ramadhan al Buthi memiliki nama asli Muhammad Said ibn Mula Ramadhan ibn Umar al-Buthi. Ia dilahirkan di wilayah Buthan (Turki) pada tahun 1929 dari sebuah keluarga yang cerdas dan taat beragama. Ayahnya, Syekh Mula Ramadhan adalah salah seorang tokoh ulama besar di Turki, termasuk di Syam (Suriah).

Sesaat setelah peristiwa kudeta yang dilancarkan oleh Kemal Attatruk, ia pindah ke Suriah bersama ayahnya. Said kecil saat itu baru berusia empat tahun.

Said menempuh studi dengan spesialisasi ilmu Syariah hingga memperoleh Ijazah Licence. Pendidikan masternya ia tempuh di Fakultas Bahasa Arab. Pada tahun 1965, Said Ramadhan menyelesaikan program Doktornya di Universitas Al-Azhar dengan predikat Mumtaz Syaf ‘Ula dalam usia 36 tahun. Disertasi yang ia tulis berjudul “Dlawabit al-Mashlahah fi asy-Syari’at al-Islamiyyah,” mendapatkan rekomendasi Jami’ah al-Azhar sebagai “Karya Tulis yang Layak Dipublikasikan.”

Di mata beberapa ulama dan ustadz-ustadz yang pernah menimba ilmu di Suriah, saat ini Al Buthi lebih dikenal sebagai tokoh ulama sufi dibanding tokoh pergerakan. Buku-buku karya Al Buthi banyak beredar di Indonesia dan karyanya banyak menjadi rujukan. Salah satu bukunya berisi kritik terhadap gerakan kelompok Salafy Wahabi berjudul Salafiyyah; Marhalah Zamaniyyah Mubarakah La Madzhab Islami.

Dan beliau adalah Guru dari Guru kami
Dr. Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husain Syihab ,Lc.,MA.
(Ketua Umum FPI)

Kamis, 21 Maret 2013

Sehitlik Moschee, Kebesaran Allah Di Sudut Berlin.

ADA BANYAK hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam pikiran saya ketika Allah memberi kesempatan mengeja hari-hari kami di belahan bumi yang minoritas muslim. Seperti yang terjadi pada saat kami takziyah ke suatu tempat di mana akan diselenggarakan shalat jenazah berikut pemakaman seorang muslim asal Indonesia yang telah lama menetap di Berlin. Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti prosesi pemakaman seorang muslim di negeri orang dan untuk pertama kali pula mengunjungi tempat tersebut.

“Subhanallah!” hanya kata itu yang sanggup terucap ketika memasuki pintu gerbang yang kami tuju. Rasanya tak percaya memandang apa yang ada di hadapan saya. Penuh rasa takjub saya tatap lama bangunan berwarna putih berkubah abu-abu yang diapit dua menara menjulang sekitar 30 meter itu. Rasa haru terasa menyelimuti hati karena semenjak kami tinggal di Berlin, baru saat itu menyaksikan sebuah masjid benar-benar dalam bentuk sebagaimana lazimnya. Selama ini masjid-masjid yang pernah kami datangi di sana, bentuknya tak berbeda dengan tempat tinggal karena umumnya merupakan bagian dari sebuah apartemen. Sungguh tak dinyana saya dapat menjumpai “masjid yang sesungguhnya” di jantung eropa ini.

Masjid yang memukau perhatian saya itu bernama Sehitlik Moschee (masjid Sehitlik) atau lebih lengkapnya bernama Berlin Turk Sehitlik Camii. Nama tersebut terpampang di atas pintu gerbang masjid yang dibangun pada tahun 1983 oleh seorang arsitek Turki bernama Hilmi Senalp di kawasan Neukolln tepatnya di Columbiadamm tak jauh dari bandara udara Tempelhof. Ornamen bergaya arsitektur Osmani menghiasi setiap sudut masjid tersebut, benar-benar indah! tak henti hati dan lisan saya memuji kebesaranNya ketika mengitari setiap ruang dalam masjid tersebut. Allahu Akbar! Apa yang dirasakan saat itu membuat saya bersujud di hadapan Sang Pemilik Keindahan.

Seraya menanti jenazah yang sedang dalam proses dimandikan, saya dan suami beranjak ke luar menyusuri pekarangan masjid. Ada yang belum sempat kami jelajajah di sana. Di sela-sela taman yang asri di halaman masjid tersebut, tersembul banyak batu nisan. Ya, banyak sekali batu nisan! Baru kami sadari masjid tersebut ternyata didirikan di tengah areal pemakaman. Menurut sejarahnya, areal pemakaman tersebut telah ada sejak tahun 1863, merupakan sebuah tempat di mana para diplomat Turki dikebumikan. Kata Sehitlik sendiri berasal dari kata syahid yang dijadikan nama areal pemakaman tersebut. Mungkin para diplomat Turki yang telah berjuang untuk meretas hubungan baik dengan Jerman saat itu dianggap syahid ketika mereka wafat.

Langkah kami terhenti ketika serangkaian tulisan yang terpahat pada sebuah pusara menarik perhatian kami. Nama yang tertera di pusara tersebut berbeda dari yang lainnya. Di situ, tertulis sebuah nama milik seorang Indonesia bernama Suharto yang wafat berpuluh-puluh tahun silam. Subhanallah! Maha Kuasa Allah, ajal mendatangi siapa saja kapan pun dan dimana pun berada. Saya terhenyak beberapa saat dan bersimpuh merasakan kebesaranNya saat dzikrulmaut di hadapan pusara tersebut.

Sebuah lantunan suara tiba-tiba sangat jelas terdengar membahana sampai ke halaman masjid, menandakan waktu zhuhur tiba. Nyaris tak percaya dengan pendengaran sendiri ketika dapat mendengar adzan berkumandang di udara bebas Columbiadamm sebagaimana halnya di Indonesia. Padahal selama ini, kumandang adzan hanya sekedar terdengar oleh orang-orang yang berada dalam masjid saja. Saya pun bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah dikarenakan masjid tersebut letaknya jauh dari pemukiman warga, sehingga kumandang adzan seperti di tanah air dapat pula dirasakan di tempat ini? Allahu Akbar! Untuk kesekian kalinya saya merasakan betapa Maha Besarnya Allah.

Tentunya semua itu dapat terjadi hanya karena kuasa Allah semata. Bukan suatu hal yang mustahil bagi Allah pemilik semesta alam ini untuk menjadikan adzan bergema di manapun termasuk di wilayah yang muslimnya minoritas. Sungguh! terasa sekali kebesaran Allah kala meresapi setiap untaian kalimat yang dikumandangkan muadzin bersuara emas itu, benar-benar menggigilkan hati! dan mengalirkan ketenangan ke setiap relungnya. Inilah lantunan terindah sepanjang hidup saya di sana. Saya pun bergegas memenuhi panggilan tersebut, ingin segera bersujud ke hadapan Allah Azza wa Jalla.

Sehitlik, senang sekali dapat mengunjungimu, mentafakuri ayat-ayat kauniyahNya yang berada di sekelilingmu termasuk pusara-pusara yang mengitarimu, mengingatkan diri akan kefanaan hidup dan untuk selalu dzikrulmaut. Rasa cemburu tak dapat kubendung pada mereka yang senantiasa memakmurkanmu juga pada para syahid di balik batu nisan itu karena lima kali dalam sehari mereka dapat mendengarkan kumandang adzan mengalun bebas darimu, wahai rumah Allah!

(Sebuah catatan hati ketika pertamakali melihat “masjid”, sebelum menyaksikan keindahan rumah Allah lainnya di Jerman)

Catatan:Ineu Ratna Utami, (Muslimah kini tinggal di Bogor).