Sobat muda gaul islam, pasti bosen deh sama kata yang jadi bahasan
gaul islam kali ini. ‘Pacaran’, wuaah…! Udah berkali-kali bahas ini.
Tapi, ilmu itu kan nggak akan pernah habis. Mungkin kamu emang bosen.
Namun, belum tentu buat teman-temanmu yang masih baru kenal gaulislam,
atau baru ngeh soal Islam. So, kali aja ada yang belum tahu hukum seputar pacaran ini. Iya kan?
Nyok, kita bahas tema kita kali ini tentang Pacaran Jarak Jauh.
Jauh di mata dekat di hati
Hayoo..! Bukan belek (kotoran di mata) ya dekat di mata jauh di hati. Hehe. Yup, pacaran jarak jauh atau yang biasa kita kenal long distance relationship ini sangat populer nih, di kalangan remaja.
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gauislam, di era serba
canggih dan instan ini nggak jadi alasan sejauh mana lokasi seseorang
untuk berkomunikasi. Meski adanya di belahan dunia nun jauh di sana,
proses komunikasi bisa tetap terjalin. Kecuali, ya mungkin kalo nggak
terdeteksi radar or sinyal (*apalagi kalo udah diadakan tahlilan alias
meninggal). Peluang ini akhirnya dimanfaatkan oleh segelintir orang
untuk tetap menjalin ‘hubungan’ meski jauh di hadapan mata.
“Cinta tak mengenal ruang dan waktu” mungkin benar adanya. Kalo kita
lihat kenyataan saat ini, banyak remaja yang pisah daerah sama
pacarnya, tapi mereka tetap menjalin hubungan. Banyak juga nih, orang
yang akhirnya cinlok di dumay alias dunia maya. Awalnya di Facebook,
Twitter atau di sosmed lainya, cuman sering berbalas komentar, terus
beralih ke chatting, sampe video call. Bahasa yang
digunakan pun, awalnya cuma bahasa nyantai biasa, lalu mulai merayap ke
bahasa hati. Waduh.. mulai deh cinlok dan akhirnya pacaran. *walaupun
ada yang ngeles dengan alasan, hubungannya sebagai ta’arufan. Ah, ngawur
kamu!
Katanya, (kata siapa ya?) mereka yang pacaran jarak jauh itu nggak
jadi hambatan lho. Sebab, boleh-boleh aja doi jauh di mata. Tapi di
hati, doi paling lengket. Serodot.. gubraak! *Halah, pembenaran doang
itu sih!
Tapi kalo dipikir-pikir, emang bener juga sih. Meski jarak antara
mereka berpuluh-ratus kilometer, ‘ser’ nya itu pasti kerasa kalo lagi
komunikasi. Ehm, berdasarkan survei juga (secara diem-diem hehehe),
kata-kata yang diungkapkan lewat tulisan itu, memang terasa lebih masuk
ke hati, dibanding kata-kata yang terucap mulut kita yang
kadang-kadang suka kepleset. Jadi kalo ada komusnikasi lewat sms atau
chatting itu lebih nyampe ke hati. Bener!
Meski begitu, banyak juga lho yang ketipu nih sama pacaran kayak
gini. Kenalan di Fb, foto sih kece abis. Eh, pas ketemuan ‘enek abis.
Wajar aja kalo akhirnya banyak yang kecewa. Sebab, peluang bohong itu
leluasa banget. Kan kita nggak tahu apa yang dilakuin doi dengan
kehidupan aslinya. Akun islami pun nggak ngejamin pemiliknya
bener-bener sholih/shalihah. Belum lagi predator seksual yang saat ini
menjamur di dumay, diajakkin ketemuan. Lalu, dibawa ke hotel untuk
diajak berzina, atau diculik dan dijual. Banyak lagi deh. Bikin ngeri
banget pokoknya. Jadi, hati-hati ya.
Pernah nih ada yang tanya, “gimana kalo pacarannya cuma di hape, sms-an aja?”. ya itu juga, masuk kategori pacaran juga dong!
Bro en Sis, soal LDR ini, meski jaraknya jauh mereka kan tetep bisa
komunikasi dengan kata-kata layaknya orang pacaran. Mesra-mesraan,
sayang-sayangan, atau bahkan sampai ke tingkat yang lebih bahaya, dengan
menggunakan kata-kata yang mengundang syahwat. Padahal, selain kita
diminta jaga kehormatan dan menjaga diri dari zina, kita pun diminta
untuk menjaga segala hal dari diri kita, yang dapat mengarah pada zina
sesungguhnya. Termasuk hati kita. Waspadalah!
Rasulullah saw. Udah wanti-wanti nih ke kita seputar masalah ini. Sabda beliau saw.: “Tercatat
atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya.
Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah
zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki
zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua
itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau
digagalkannya”. (HR Bukhari)
Karena, rasa cinta itu naluri
Naluri! Ya, itu memang kalo kita suka sama lawan jenis. Tapi, naluri
ini jangan dibiarin nggak terkendali gitu, yang akhirnya jatuh ke hal
yang salah. Naluri ini harus senantiasa dibimbing oleh aturan yang
berasal dari Allah Swt, sebagai pencipta manusia. Dalam aturan Allah
ini, sama sekali tidak dikenal yang namanya ‘pacaran’. Sebab, pacaran
adalah hubungan terlarang antara laki dan perempuan yang bukan mahrom.
Sebab itu ‘pintu gerbang’ menuju perzinaan. Allah Swt. berfirman (yang
artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS: al-Isra’ [17]: 32)
Jadi, di mana pun kita, mau jarak deket, atau jarak jauh ya pacaran
tetep pacaran. Kan pacaran itu salah satu aktivitas mendekati zina.
Berarti diharamkan. Bagi pelakunya tentu akan mendapatkan dosa. Malah,
kalo nggak tobat di akhirat nanti bakal disiksa. Siksa Allah Ta’ala itu
amat begitu pedih lho.
Duh, kalo inget dosa gini, sebenarnya kita kudu sedih, sebab banyak
banget di antara temen kita saat ini yang menganggap enteng azab Allah.
padahal dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda:”Sesungguhnya
azab yang paling ringan dari penghuni neraka pada hari kiamat ialah
seseorang yang diletakkan pada kedua telapak kakinya sepotong bara api
yang menyebabkan otaknya mendidih”. (Mutafaq ‘alaih)
Bro en Sis pembaca setia gaul islam, harusnya dikasih hadis ini buat
temen-temen yang masih setia pacaran. Kita udah harus bener-bener takut
nih sama dosa dan balasannya di akhirat kelak. Serem ya. Jadi, kalo kita
mengaku orang yang beriman, tentu kita pun nggak pikir-pikir lagi
untuk nerima seluruh aturan Allah Swt., termasuk hukum mengenai
pacaran. Gimana pun prosesnya, kalo ia tertera status ‘pacaran’, ya
tetap haram dilakukan. Gimana kalo nggak ada, tapi aktivitasnya mirip
orang pacaran, kayak HTS (hubungan tanpa status)? Tetaplah ia terlarang
dan dosa.
BTW, ada juga lho pacaran tapi pake istilah ta’arufan dan menyebutnya
pacaran islami. Hadeeeuuh, ngasal bin ngawur! Kamu pikir aja lagi.
Masa’ ada minyak nyampur sama air? Kecuali kalo ditambahin detergen
kali ya. Butek deh jadinya. Intinya. Islam itu haq, sedang pacaran itu
bathil. Yang haq nggak mungkin tercampur dengan yang bathil. Nantinya
samar-samar dong? Padahal Islam itu jelas. Mana yang haq, mana yang
bathil. Nggak ada abu-abu. Pokoknya hitam dan putih, Sis.
So, kita harus mulai berani menyatakan “nggak ada namanya
pacaran islami”. Sebab, meski ketemuannya jauh-jauhan. Kan, ada ajang
baku tembak ‘syahwat’ antara pelakunya. Widiih, kayak bansus, eh Densus
88 aja yang doyan main tembak mati orang.
Ayo, jangan bohongin diri kamu sendiri. Meski jauh-jauhan tetep
deg-degan kan? Khawatirnya lagi, meski kita saling ingetin tahajud dan
beramal yang baik lainnya, kita bisa nggak ikhlas. Sebab, kita lakuinnya
atas dasar doi yang ingetin, kita malu dan akhirnya rajin ibadahnya
demi nyenengin pacar.
Kembali ke topik, yuk hindari segala bentuk pacaran. Mau pacaran
jarak jauh, pacaran 5 langkah, pacar-pacaran, pacaran islami, HTS, jeung sajabana (baca:
dan lain sebagainya). Itu semua bentuk cabang dari pacaran. Semuanya
itu diharamkan oleh Allah. Ehm, kenapa saya ngotot banget nyatain ini
semua haram? Ya, karena induknyapun diharamkan, semuanya kan mendekati
zina. Nampak jelas dalam al-Quran surah al-Isra’ ayat 32 di atas. Kita
dilarang mendekati segala hal yang menjurus pada perzinaan.
Tetap pacaran, atau nikah?
Udah, nggak usah bingung hadapi masalah nalurimu itu. Sebab, itu kan
cuman naluri. Jadi, kalo nggak terpenuhi hanya menimbulkan kere-sahan,
nggak akan buat kita mati kok. Bener.
Bro en Sis, tentu Islam ngelarang pacaran bukan berarti ngelarang
manusia menuhin nalurinya. Tapi, Islam itu punya aturan tersendiri
megenai hal ini. Aturan yang ‘khas’ dan tentunya sangat terjaga dari
segala hal yang menjerumuskan manusia pada kehinaan. Aturan ini yaitu
“pernikahan” melalui proses ta’ruf dan khitbah (pinangan).
Nah, bagi kamu yang udah mampu nikah, menikah lah. Namun, jika masih
belum mampu, maka harus dengan penuh kerelaan untuk bershabar hingga
saatnya tepat untuk menikah. Apalagi kalo kamu masih sekolah. Ya, fokus
belajar aja dulu (dan banyak puasa, hehehe). Ok? Sabda Rasulullah saw.: “Wahai
para pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah
menikah. Sesungguhnya perinikahan itu lebih dapat meredam gejolak mata
dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia
berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya”. (HR Bukhari)
Saya juga ngerasain kok, gimana beratnya tantangan jadi remaja itu,
berat banget ya. Naluri mencintai yang Allah berikan, harus kita tahan
sampai waktunya tiba dengan ikatan yang halal yaitu pernikahan. Sedang,
sekarang ini kita dapati, teman-teman kita udah pada ngebonceng atau
dibonceng pacarnya masing-masing. Ckckck….
Tapi, tenang Bro en Sis. Semua akan indah pada waktunya. Semua rasa
sepi kita karena terasingkan, atau beratnya tantangan menahan hawa nafsu
akan terbayar sudah, saat kita berdiri di hadapan Allah menyerahkan
seluruh laporan ‘masa jabatan’ kita sebagai hambaNya di dunia. Atas
usaha kita ini, kita pun dibayar dengan surga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai karena keikhlasan kita mentaati seluruh aturanNya.
Kabar gembira dari Allah Swt. (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga, (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)”. (QS al-Hijr [15] :45)
Hmm, semoga keberkahan Allah selalu terlimpah untuk kamu semua yang
bertakwa pada Allah. Syukuri atas segala anugerah keimanan. Tetap sabar
hadapi ujian hidup. Tenang, kalo udah jodohmu pasti kamu dapatkan yang
terbaik. Insya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar