JAKARTA (VoA-Islam) - Imam Besar Front Pembela Islam
(FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab dalam sebuah situs resminya
(fpi.or.id) memberikan instruksi kepada semua aktivis simpatisan Front
Pembela Islam (FPI), agar segera mengirim Surat Penolakan masyarakat
atau komunitas apa pun dari wilayah masing-masing terhadap pencalonan
Aktivis Gay DEDE OETOMO sebagai anggota Komnas HAM yang akan ikut Fit and Proper Test di DPR RI pada tanggal: 18-25 September 2012 mendatang.
Seperti diketahui, Dede Oetomo adalah Pendiri GAYa Nusantara, yaitu
organisasi yang membela LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) di
Indonesia. Oleh karena itu, jika lolos Fit and Proper Test, maka dia
akan masuk menjadi anggota komisioner Komnas HAM periode 2012-2017.
Habib mengajak simpatisan FPI dimana pun berada agar segera melayangkan surat Penolakan ke Komisi III via Pos Khusus ke
Sekretariat Komisi III DPR-RI, Gedung Nusantara II Paripurna, Jln.
Jend. Gatot Subroto, Jakarta – 10270. Atau FAX ke No: 021-5715566. Atau Email ke : komisi3@dpr.go.id
Untuk membendung lolosnya aktivis gay sebagai pejabat Komnas HAM,
masih ada kesempatan bagi umat Islam untuk berkirim surat ke Sekretariat
Panitia Seleksi Calon Anggota Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng,
Jakarta Pusat. Surat yang ditujukan berisi masukan tentang rekam jejak
calon anggota yang akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan.
“Untuk memenuhi asas keterbukaan dan pertanggungjawaban publik, Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia meminta kepada masyarakat luas
dengan identitas jelas untuk memberikan masukan terhadap calon-calon
Anggota Komnas HAM…,” demikian bunyi pengumuman dari Setjen DPR-RI.
“Segera Bergerak! Jangan Terlambat!” seru Habib Rizieq dalam situs resminya, 7 September 2012 M.
Tolak Dedengkot GAY
Kabarnya, Panitia Seleksi (Pansel) Pemilihan Anggota Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berhasil menyeleksi 30 nama calon anggota
Komnas HAM periode 2012-2017 dari ratusan pendaftar yang masuk.
Rencananya, pada pertengahan September ini, 30 nama yang diajukan ke
DPR, akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper-test).
Adalah Komisi III DPR-RI yang akan melakukan fit & proper-test ini.
Dari 30 nama tersebut, DPR akan memilih 15 nama yang layak dijadikan
sebagai anggota Komnas HAM. Posisi anggota Komnas HAM sangat penting,
sehingga banyak kelompok kepentingan yang berusaha menempatkan wakilnya
di sana. Dari 30 nama tersebut, satu di antaranya adalah Dede Oetomo,
Ph.D, Tokoh kaum homoseksual di Indonesia yang getol menyampaikan
hak-hak kaum banci.
Dede yang juga dikenal sebagai dosen Universitas Airlangga, Surabaya,
adalah aktivis dan pendiri LSM Gaya Nusantara, sebuah LSM tempat
berkumpulnya para homo, banci, dan lesbi. Kiprah Dede di dunia
internasional diganjar Felipa de Souza Award dari International Gay and
Lesbian Human Right Commission pada 1998. Kini, LSM Gaya Nusantara yang
dikelola Dede dan kawan-kawan semakin berkembang, bahkan memiliki banyak
anggota.
Gaya Nusantara yang berpusat di Surabaya juga dikenal di dunia
internasional sebagai LSM yang giat mengampanyekan Lesbianisme, Gay,
Biseksual, dan Transgender (LGBT). Beberapa waktu lalu, dengan
mengatasnamakan kampanye internasional, Isu LGBT semakin santer ketika
para pengidap seks menyimpang ini berkolaborasi dengan para aktivis
liberal dalam mengampanyekan hak-hak mereka.
Pada 2011 lalu, Gaya Nusantara dan beberapa LSM sekularis, pluralis,
liberalis (SEPILIS) lainnya melakukan kampanye penolakan Qanun Syariat
di Nanggroe Aceh Daarussalam yang melarang lesbianisme (musahaqah) dan
homoseksual (liwath). Bersama para aktivis liberal, mereka bergerilya ke
Departemen Dalam Negeri agar Qanun yang sudah disepakati oleh rakyat
Aceh tersebut dibatalkan.
Untuk makin menggaungkan hak-haknya, Gaya Nusantara juga bergerilya
dari kampus ke kampus, di antaranya dengan mengadakan berbagai seminar
terkait isu-isu gender. Di antara seminar itu bekerjasama dengan LSM
internasional the Coalition for Sexual and Bodily Right in Muslim
Societies (CSBR), diselenggarakan di IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Seminar
ini melibatkan para pengasong paham kesetaraan gender, antara lain,
aktivis liberal Guntur Romli. Masuknya Dede Oetomo sebagai kandidat
anggota Komnas HAM di tengah bangsa yang mayoritas Muslim tentu sangat
mengkhawatirkan.
Selain Dede Oetomo, sebelumnya tokoh waria Yulianus Rotteblaut alias
Mami Yulie juga lulus seleksi administrasi. Belakangan, penyaringan yang
ketat gagal meloloskan Yulie ke seleksi selanjutnya.
Sejumlah komponen dan ormas Islam menyesalkan Pansel yang diketuai
Jimly Asshiddiqie ini meloloskan kandidat yang secara integritas moral
sungguh tak layak. Mereka, utamanya menolak Dede Oetomo sebagai kandidat
Komisioner Komnas HAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar