data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Rabu, 05 September 2012

Densus Biadab, Rumah Isi Balita Diberondong Tembakan.

Jakarta (SI ONLINE) - Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri kembali menangkap seorang pria di Perumahan Taman Anyelir 2, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kodya Depok, Rabu pagi tadi, 5 September 2012. Pria tersebut diketahui seorang pemuda bernama Firman.

Mursyid, satpam perumahan menginformasikan sejak semalam tadi sejumlah anggota densus 88 sudah mengintai. Pagi hari sekitar pukul 05.30 Wib puluhan tim Densus mulai menembaki rumah yang menjadi target yang terletak di Blok F2 Nomor 9, RT 03 RW 010, di Perumahan Taman Anyelir itu. Ternyata salah sasaran, "Itu rumah kosong milik Pak EB," ungkap Mursyid. 

“Setelah diketahui rumah tersebut kosong dan salah sasaran tim Densus langsung berganti target, mengincar rumah keluarga Firman di Blok E1, yang lokasinya tepat di depan rumah Pak EB itu,” tambahnya.

Kepada Suara Islam Online, pihak keluarga menuturkan sejak semalam gelagat Firman terlihat seperti tidak ada apa-apa dan biasa saja prilakunya.

Namun pihak keluarga protes keras karena proses penangkapan dilakukan sangat keterlaluan di luar batas kemanusiaan, rumah langsung diberondong tembakan padahal dirumah ada balita. Kejadian tersebut membuat shok salah satu anggota keluarga sampai dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan Firman sendiri ketika disuruh keluar, Firman keluar dengan baik-baik.

Menurut pamannya, seorang Firman bukan siapa-siapa dan terlalu kecil jika harus dilibatkan didalam skenario besar masalah terorisme ini. “Dia ini masih muda baru 19 tahun yang tidak tahu apa-apa, kegiatannya hanya mengajar ngaji saja. Seandainya mau di periksa silahkan secara baik-baik tidak perlu harus menembaki rumah yang membuat penghuni jadi shock. Hak-hak keamanan dan perlindungan keluarga kami sebagai warga negara jadi tidak ada,” ujarnya.

“Firman adalah santri lulusan Ngruki Solo, dia lulus tahun 2011 lalu setelah itu ngajar ngaji dimana-mana. Dia ini anak yang baik, pendiam dan rajin ibadah, orang tuanyapun bangga terhadapnya,” tambah Pamannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar