Dr. Saharuddin Daming, SH., MH
Komisioner Komnas HAM Periode 2007-2012
Hari ini, Kamis 30 Agustus 2012, mestinya masa jabatan 11 anggota Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2007-2012 telah
berakhir. Namun, hingga hari ini calon pengganti mereka belum juga
diseleksi oleh Komisi III DPR. Padahal panitia seleksi anggota Komnas
HAM yang dipimpin Jimly Ashiddiqqie telah lama menyetorkan 30 nama calon
anggota yang lolos seleksi administrasi.
Hari ini nyaris semua komisioner telah kemas-kemas
(packing) barang
mereka. Papan nama mereka di pintu pun sudah dilepas. Tetapi rupanya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengambil keputusan
memperpanjang jabatan mereka hingga komisioner baru terpilih.
Di hari terakhir masa jabatannya di Komnas HAM,
Suara Islam Online berkesempatan melakukan wawancara dengan Komisioner yang membidangi Subkomisi Pendidikan dan Penyuluhan, Dr. Saharuddin Daming, SH., MH.
Topik pembicaraan berkaitan dengan insiden bentrok Sampang, rencana
kelompok liberal membawa kasus Sampang ke Dewan HAM PBB dan berkaitan
dengan Komnas HAM ke depan yang rupanya akan terus banyak diisi oleh
kalangan liberal.
Berikut petikan wawancara
SI Online dengan penyandang gelar doktor dari Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan itu.
Kasus Sampang akan dibawa HRWG ke Dewan HAM PBB. Bagaimana komentar anda?
Benarkan yang selalu saya bilang bahwa kaum sepilis liberal itu adalah
kaum yang hanya berani menjelek-jelekkan bangsanya sendiri ke
bangsa-bangsa asing. Tanpa bermaksud mengecilkan arti korban yang
terjadi di Sampang itu, tetapi dibanding dengan Rohingya, kira-kira kita
tentu dapat menilai berapa dahsyat kebrutalan pelanggaran HAM yang
terjadi di Rohingya beberapa waktu lalu.
Tetapi lembaga-lembaga seperti itu tidak bersuara, coba kalau memang
mereka benar-benar peduli terhadap negara di manapun terjadi wajib
hukumnya lembaga yang beratasnamakan HAM di seluruh dunia. Tetapi kalau
kasus-kasus di Indonesia mereka paling garang.
Mengapa bisa begitu?
Ini dapat dimengerti oleh karena operasional mereka kan ada sponsornya,
dan sponsornya itu tujuannya untuk mengotak-atik masalah SARA di
Indonesia. Jadi mereka senang jika di Indonesia terlalu banyak perbedaan
sehingga dengan perbedaan itu bangsa asing mudah untuk mengacak-acak
Indonesia. Karena kalau bangsa kita homogen, itulah yang mereka takuti
oleh negara-negara lain. Karena dengan Indonesia yang homogen kita pasti
kuat sekali, salah satu yang dapat membuat kita lemah dan hancur
berantakan adalah pada saat kita terpecah-belah dan terpisah-pisah
menjadi beberapa kelompok. Inilah yang dilakukan oleh negara-negara
asing. Mereka sengaja memelihara segala bentuk perbedaan dan memperkaya
perbedaan, dengan begitu kita mudah diacak-acak.
Apa tujuan mereka?
Coba lihat Islam ini dipecah-pecah menjadi beberapa kelompok ada
Ahmadiyah, ada Syi'ah dan nanti ada yang lain-lainnya lagi. Dan semua
sekte-sekte aliran sesat itu dalam Islam itu dipelihara oleh Barat
tujuannya untuk menjadi instrumen pemukul aktif untuk mengacak-acak
Indonesia, dan untuk memperlemah gerakan-gerakan Islam di Indonesia.
Kita tahu bahwa Barat menghantam Indonesia tidak mungkin dengan cara
militer apalagi dengan cara frontal itu tidak mungkin karena terlalu
besar risikonya, belum lagi perjuangan yang akan dilakukan oleh para
mujahid. Barat tahu tentang hal itu, maka yang mereka lakukan menghantam
Islam dengan mendangkalkan aqidah, dan sekarang yang paling terasa
menciptakan separasitas antara institusi masyarakat Islam.
Untuk menghancurkan umat Islam?
Jadi sekte-sekte itu dipelihara dengan atas nama HAM sebagai intinya dan
berlindung pada kebebasan. Dengan begitu, umat Islam yang terpecah akan
saling gontok-gontokan kalau sudah gontok-gontok Barat tidak perlu
kirim senjata, karena umat Islam akan hancur dengan sendirinya.
Nah kalau sudah begitu berarti Barat berhasil mengadu domba dengan
menciptakan dalam bentuk pemeliharaan aliran-aliran sesat yang
mengerucut ke dalam konflik. Maka jangan heran jika LSM Barat ini paling
gatal pantatnya kalau ada yang diusik-usik. LSM-LSM seperti ini kan
mirip lalat dan kecoa. Perhatikanlah kecoa, dia suka di tempat-tempat
yang kotor, nah itulah makanya aliran-aliran liberal itu dia senang ada
di tempat-tempat sesat.
Apa keuntungannya bagi mereka? fulus?
Pertama, keuntungannya mereka menginternasionalisasi, selain untuk
membuktikan dedikasinya kepada sponsor, karena kalau tidak begitu
sponsor akan menarik dana untuk membantu LSM tersebut, itu berarti
LSM-nya bisa bangkrut.
Kedua, LSM inilah akan mendapatkan reputasi, karena lembaga seperti ini
kan senang dipuji-puji oleh Barat, dan mereka mendapatkan penghargaan
banyak dari Barat. Mereka mendapatkan fasilitas yang besar, dan mereka
akan makin banyak mendapatkan undangan untuk persentasi mengenai
kejelekan-kejelekan Indonesia.
Mengapa mereka bisa menjadi begitu?
Akar masalah ini adalah buah dari reformasi yang berakar dari kebebesan.
Karena kita meletakkan dasar-dasar reformasi di mana HAM menjadi
centralis, sehingga semua orang bebas berbuat apa saja.
Dulu jaman orde baru tidak ada LSM yang berani teriak-teriak membela
kelompok-kelompok tertentu, tapi sekarang sekte-sekte sesat berani
berlandaskan asas HAM. Sehingga mereka berani menantang. Dulu tidak ada.
Tetapi sekarang berani-berani luar biasa.
Sebenarnya orang-orang sepilis adalah orang-orang penindas karena dia
berkuasa, belum berkuasa dia sudah berani ingin membubarkan FPI, Hizbut
Tahrir dan MUI, lalu bagaimana jika mereka berkuasa, akan
weiuhhh semakin norak saja.
Sebenarnya tidak ada pluralis yang ada hanyalah karena mereka egois,
mereka mengatakan kebenaran sendiri, mereka selalu mengklaim faham dia
selalu paling benar, jika ada yang berbeda pendapat maka akan dia musuhi
apalagi saya adalah salah satu tokoh yang paling mereka benci, karena
faham mereka tidak sama dengan saya, lalu ini pluralis macam apa ini.
Bicara soal kondisi Komnas HAM. Hari ini adalah hari
terakhir masa jabatan komisioner periode Anda, tetapi penggantinya belum
ada. Siapa yang salah?
Pertama kesalahan itu ada pada level legislatif yang kedua ada pada
level eksekutif. Pada level DPR, mereka lalai dalam tugasnya untuk
memilih. Padahal kami sudah menyerahkan berkas-berkasnya pada 11 Juni
2012 lalu, pada saat itu DPR belum reses.
Sebenarnya cukup waktu kalau mereka itu komitmen untuk menyelesaikannya,
tapi faktanya sampai dengan hari ini kan tidak ada jadwal, akhirnya
terjadilah seperti masalah yang sekarang. Tentunya itu bisa diredam,
dengan cara segera memperpanjang masa jabatan kami yang sekarang ini
sambil menunggu anggota baru yang definitif, itu baru benar.
Sebelumnya sudah ada upaya mengingatkan?
Kalau ada suatu lembaga negara habis masa jabatannya sementara yang
terpilih belum tersedia yang harus dilakukan adalah perpanjangan. Kami
sudah menyampaikan hal itu kepada Presiden dalam hal pengambilan darurat
seperti itu. Seandainya sampai tanggal 30 Agustus ini (hari ini, red)
belum terpilih yang baru, tetapi sampai sekarang faktanya kan tidak ada.
Makanya serang terjadi saling menyalahkan di antara keduanya ini. Dari
kubu Presiden menyalahkan DPR dan kubu DPR menyalahkan Presiden,
sekarang sudah saling tuduh disana.
Ada pengaruhnya bagi penanganan kasus HAM, Sampang misalnya?
Sudah pasti. Banyak pengaruhnya, bukan hanya pada kasus Sampang.
Jadi hari ini terakhir kami memiliki kewenangan di kursi Komnas HAM
sebelum ada perpanjangan, berarti besok kami bukan lagi sebagai
Komisioner. Itu berarti besok Komnas HAM vakum. Tidak libur karena kami
masih punya pegawai, tetapi kami tidak punya lagi kewenangan
.
Segala bentuk kewenangan tidak bisa, kecuali yang berbentuk
administrasi. Kami boleh dikantor untuk bantu-bantu, tetapi untuk
menyelesaikan masalah di Komnas HAM tidak bisa.
Kira-kira sampai kapan kondisinya begini?
Pemilihan ini tidak mungkin hanya butuh waktu dua, tiga hari, ini
membutuhkan tiga bulan. Kalau dalam jangka waktu itu jabatan kosong,
wah!!.
Sehari kita bisa menyelesaikan kasus itu sampai 300, dalam sebulan ada
5000 sampai 6000 kasus kan?. Sudah pasti kasus-kasus itu tidak dapat
ditangani.
Solusi idealnya bagaimana?
Harus diperpanjang hari ini juga, tidak ada pilihan kecuali
memperpanjang. Umpamanya sudah tersedia dan bisa diproses pada hari ini,
yah sudah kita tunggu saja giliran toh sudah pasti diputuskannya.
Karena
menjadi komnas HAM ini tidak bisa ditunjuk-tunjuk oleh Presiden
sendiri, tidak boleh begitu, karena pemilih Komnas HAM harus melalui DPR
dulu.
Bagaimanaprospek penanganan HAM ke depan, apa bisa berpihak pada umat Islam?.
Sudah pasti tidak akan berpihak pada umat Islam. Saya saja Komisioner
sebagai penentang Sepilis, itu luar biasa beratnya, waduh bagaimana
bisa?. Kalau begitu Komnas HAM akan menuju jurang sekularisme yang
diplintir untuk mendukung visi misi Barat itu.
Langkah antisipasinya?
Agar tidak terjadi hal yang seperti itu, saya berharap kepada pembaca
Suara Islam,
agar sama-sama berjuang, menyuarakan kepada anggota Komisi III DPR,
baik secara personal ataupun kolektif agar mereka memilih calon
Komisaris Komnas HAM berikutnya untuk berani menolak calon yang
terdeteksi terinfeksi masalah sepilis.
Kalau tidak bahaya negara kita. Kalau tidak begitu, Komnas HAM hanya
menjadi lembaga legitimasi faham kebebasan Barat di Indonesia. Itu
berarti ancaman kiamat moral akan semakin dekat pada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar