data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Kamis, 15 Agustus 2013

Kementerian Kesehatan Mesir Larang Dokter Menolong Demonstran Yang Terluka

KAIRO, muslimdaily.net - Serangan pasukan keamanan dan militer Mesir tak hanya menyasar perkemahan ratusan ribu demonstran anti kudeta pro Presiden Muhammad Mursi. Sejumlah wartawan dan dokter juga menjadi sasaran penembakan. Rumah sakit juga tak luput dari incaran peluru dan gas air mata. Demikian dilaporkan narasumber kami di Kairo, Mesir, Rabu (14/8).

"Saya memperoleh informasi dari seorang dokter di Rabaa. Militer Mesir juga melakukan serangan gas air mata ke rumah sakit dan bahkan menembak dokter atau paramedik," katanya kepada Muslimdaily.net, Rabu (14/8).

Narasumber Muslimdaily.net juga melaporkan, Kementerian Kesehatan Mesir melarang para dokter dan tenaga paramedis menolong korban meninggal maupun luka-luka dari kalangan demonstran.

"Bahkan Kementerian Kesehatan melarang para dokter untuk menolong korban-korban yang luka-luka," tambahnya kepada Muslimdaily.net.

Sementara itu, beberapa wartawan juga dilaporkan meninggal akibat serangan membabi buta pasukan keamanan dan militer Mesir di Rabaa Al Adawiya, sepanjang Rabu (14/8).

Menurut laporan, diantara beberapa wartawan yang terkonfirmasi meninggal adalah 1 orang wartawan dari Gulf News dan 1 orang kameraman Sky News. Sementara satu orang wartawan Reuters tertembak kakinya.

Wartawan Gulf News yang meninggal bernama Ahmed Abdel Aziz sedangkan kameraman Sky News yang meninggal bernama Mick Deane.

"Kameraman Sky News bernama Mick Deane, ditembak dan tewas di Mesir pagi tadi," kata salah seorang wartawan Roddy Mansfield melalui pesan Twitter, Rabu (14/8).

Situasi Mesir makin memanas sejak Rabu pagi waktu setempat (14/8/2013), Al Jazera Rabu pagi melaporkan langsung dari Kairo bahwa langit kota itu dipenuhi asap yang membumbung dari Nahda Square – yang kemudian benar-benar dibersihkan – dan ada laporan tembakan gas air mata serta tembakan senapan dari lokasi kejadian.

Kementerian Dalam Negeri juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan akan bertindak tegas kepada pengunjuk rasa yang dianggap bertindak “tidak bertanggung jawab” dan mengatakan akan menjamin perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan lokasi perkemahan.

Pada pertengahan pagi, televisi pemerintah melaporkan, pasukan keamanan telah selesai membersihkan Nahda Square. Buldoser juga disiapkan untuk membubarkan tenda-tenda yang dipakai demonstran.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan pasukan keamanan telah mengontrol total atas Nahda Square, dan pasukan polisi telah berhasil menghapus sebagian besar tenda di kawasan itu. Dan pasukan keamanan telah memblokir semua akses ke kamp protes.

Reporter Al Jazeera Rawya Rageh melaporkan dari Kairo, mengatakan bahwa “pertempuran ini jauh lebih besar dari apa yang Anda lihat, termasuk jumlah korban. Ini adalah perjuangan untuk masa depan negara dan sesuatu yang akan menentukan jalannya revolusi Mesir yang telah berlangsung selama dua tahun dari sekarang.”

Di tempat lain Juru bicara Ikhwanul Muslimin mengatakan, Rabu (14/8), ribuan orang meninggal dalam 8 jam setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh rezim militer bulan lalu.

"Dalam 8 jam, sudah terjadi pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 2000 orang dibunuh dan 10,000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!" kata Gehad El-Haddad, melalui akun Twitter-nya yang terpantau sekira pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar