KAIRO, muslimdaily.net - Serangan pasukan
keamanan dan militer Mesir tak hanya menyasar perkemahan ratusan ribu
demonstran anti kudeta pro Presiden
Muhammad Mursi. Sejumlah wartawan dan dokter juga menjadi sasaran
penembakan. Rumah sakit juga tak luput dari incaran peluru dan gas air
mata. Demikian dilaporkan narasumber kami di Kairo, Mesir, Rabu (14/8).
"Saya memperoleh informasi dari seorang dokter di Rabaa. Militer Mesir
juga melakukan serangan gas air mata ke rumah sakit dan bahkan menembak
dokter atau paramedik," katanya kepada Muslimdaily.net, Rabu (14/8).
Narasumber Muslimdaily.net juga melaporkan, Kementerian Kesehatan Mesir
melarang para dokter dan tenaga paramedis menolong korban meninggal
maupun luka-luka dari kalangan demonstran.
"Bahkan Kementerian
Kesehatan melarang para dokter untuk menolong korban-korban yang
luka-luka," tambahnya kepada Muslimdaily.net.
Sementara itu,
beberapa wartawan juga dilaporkan meninggal akibat serangan membabi buta
pasukan keamanan dan militer Mesir di Rabaa Al Adawiya, sepanjang Rabu
(14/8).
Menurut laporan, diantara beberapa wartawan yang
terkonfirmasi meninggal adalah 1 orang wartawan dari Gulf News dan 1
orang kameraman Sky News. Sementara satu orang wartawan Reuters
tertembak kakinya.
Wartawan Gulf News yang meninggal bernama Ahmed Abdel Aziz sedangkan kameraman Sky News yang meninggal bernama Mick Deane.
"Kameraman Sky News bernama Mick Deane, ditembak dan tewas di Mesir
pagi tadi," kata salah seorang wartawan Roddy Mansfield melalui pesan
Twitter, Rabu (14/8).
Situasi Mesir makin memanas sejak Rabu
pagi waktu setempat (14/8/2013), Al Jazera Rabu pagi melaporkan langsung
dari Kairo bahwa langit kota itu dipenuhi asap yang membumbung dari
Nahda Square – yang kemudian benar-benar dibersihkan – dan ada laporan
tembakan gas air mata serta tembakan senapan dari lokasi kejadian.
Kementerian Dalam Negeri juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan
bahwa pasukan keamanan akan bertindak tegas kepada pengunjuk rasa yang
dianggap bertindak “tidak bertanggung jawab” dan mengatakan akan
menjamin perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan lokasi
perkemahan.
Pada pertengahan pagi, televisi pemerintah
melaporkan, pasukan keamanan telah selesai membersihkan Nahda Square.
Buldoser juga disiapkan untuk membubarkan tenda-tenda yang dipakai
demonstran.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan pasukan
keamanan telah mengontrol total atas Nahda Square, dan pasukan polisi
telah berhasil menghapus sebagian besar tenda di kawasan itu. Dan
pasukan keamanan telah memblokir semua akses ke kamp protes.
Reporter Al Jazeera Rawya Rageh melaporkan dari Kairo, mengatakan bahwa
“pertempuran ini jauh lebih besar dari apa yang Anda lihat, termasuk
jumlah korban. Ini adalah perjuangan untuk masa depan negara dan sesuatu
yang akan menentukan jalannya revolusi Mesir yang telah berlangsung
selama dua tahun dari sekarang.”
Di tempat lain Juru bicara
Ikhwanul Muslimin mengatakan, Rabu (14/8), ribuan orang meninggal dalam 8
jam setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan
demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di
jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh
rezim militer bulan lalu.
"Dalam 8 jam, sudah terjadi
pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan
pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 2000 orang
dibunuh dan 10,000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!"
kata Gehad El-Haddad, melalui akun Twitter-nya yang terpantau sekira
pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar