Tokoh-tokoh Indonesia yang penuh integritas
mulai menyuarakan hal yang sebenarnya terjadi di Mesir. Ketua PP
Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan kudeta militer Mesir adalah
ungkapan ketidaksenangan barat terhadap kebangkitan Islam. Karena
terpilihnya Mursi akan berpengaruh kepada kebangkitan Islam. Penurunan
Mursi dengan kudeta militer, pembantaian sepihak dan dukungan AS dan
Israel adalah bentuk sentimen yang diberikan barat terhadap kalangan
islam. Maka, beliau menyebut kudeta Mesir ini ilegal.
Ketua
Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim menyebutkan persoalan Mesir jangan
dilihat dari masalah intern mereka. Kebangkitan dunia islam akan terus
diwaspadai seiring dengan kebangkitan spiritual yang menyertai
bangkitnya Cina dan India. Tentu ini ancaman bagi peradaban global.
Sehingga untuk menghambatnya adalah membuat pertikaian antar kelompok.
Itu sudah terjadi di Indonesia. Untuk itu solusi cepat bagi dunia islam
adalah menghentikan dulu pertikaian antar kelompok.
Pengamat Timur Tengah dari LIPI, Hamdan
Basyar menuturkan konflik ini buntut dari kudeta terhadap pemimpin yang
menurut rakyat sudah sah terpilih secara konstitusional. Karena itu
reaksi masa yang menginginkan otoritas Mursi dipulihkan tidak bisa
disalahkan. Penyebutan kelompok teroris yang diteruskan dengan
pembantaian sepihak oleh militer Mesir tidak bisa dibenarkan. Karena itu
berpotensi menimbulkan perang saudara. Sehingga itu adalah kesalahan
berkelanjutan setelah kesalahan melakukan kudeta.
Sekjen Majelis Intelektual Ulama Indonesia
Bachtiar Nasir mengatakan ada skenario barat dalam penggulingan Mursi.
AS dan sekutunya tidak suka dengan kebangkitan islam. Hal itu
dibuktikan dengan penutupan pintu masuk ke Rafah Palestina pasca kudeta
Militer.
Bila
kita memahami frame berpikir ini, maka tampak jelas didepan mata kita;
bagaimana pentingnya pemulihan krisis Mesir ini secara global. Karena
bila barisan Mursi lemah dan kalah, maka hal serupa akan terus berjalan
kepada semua dunia ketiga yang akan bangkit. Artinya itu akan berdampak
besar bagi peta politik bangsa Indonesia juga. Siapa yang bisa mengambil
arah sejarah yang benar, maka dia yang akan mewarisi kegemilangan masa
depan.
Jadi,
krisis Mesir bukanlah permainan kecil yang bisa kita abaikan. Kita,
demokrasi kita dan bangsa ini harus mengambil celah sejarah ini bila
ingin maju dan tumbuh sebagaimana Cina dan India yang sudah bersiap
menjadi pilar kebangkitan gemilangnya peradaban baru yang lebih sehat,
produktif dan maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar