Syetan tidak akan mampu menghalangi jalanmu.(hadits)
Lahir 40 tahun sebelum hijrah Rasulullah. Nama lengkapnya Umar bin
Khattab bin Nafail bin Abdul ‘Izzy al-Qursy. Nama pangilannya adalah Abu
Hafsh (anak singa). Ayahnya, al-Khattab bin Nufail al-Adwy adalah
seorang yang gagah berani. Ibunya, Hantamah binti Hasyim bin
al-Mughiroh. Gelarnya al-Faaruq (pembeda/pemisah antara yang
benar dengan yang batil). Pada masa jahiliyah menikah dengan kerabat
dekatnya, Ummu Kultsum binti Jaruul. Sesudah masuk Islam, menikah dengn
Zaenab bin Ma’dhun, Ummu Kultsum binti Ali ra., Jamilah binti Tsabit,
Ummu Hakim binti al-Harits, ‘Atakah binti Zaid, Sabi’ah binti al-Harits.
Dari perkawinannya lahir 12 anak. 6 anak laki-laki; Abdullah,
Abdurrahman, Zaid, Ubaidillah, ‘Ashim dan ‘Iyadh. 7 anak perempuan;
Hafsah,Roqiyah, Fatimah, Shofiyah, Zainab dan Ummul Walid.
Beliau
memeluk Islam pada tahun ke-enam dari kenabian Muhammad SAW pada waktu
berumur 27 tahun. Dari Ibn Umar diceritakan bahwa Rasulullah berdo’a,
“Ya Allah muliakan Islam dengan salah satu dari orang yang lebih Engkau
cintai; Abu Jahal atau Umar bin Khattab.” “Dan orang yang paling Allah
cintai adalah Umar bin Khattab” kata Rasulullah (HR.Ahmad). Sebab beliau
orang pertama yang menyatakan secara terang-terang keislamannya.
Semasa remaja, beliau terkenal sangat keras dan kuat pendirianya di
kalangan kaum Quraisy. Pandai membaca dan menulis. Di masa jahiliyah
beliau juga dikenal sebagai duta besar dan sangat disegani. Mengenai
pribadinya, as-Syifa’ binti Abdullah berkata; “Kalau sudah bicara,
suaranya terdengar kemana-mana, kalau jalan cepat, kalau mukul buat
orang sakit. Sesunguhnya beliau adalah seorang ahli ibadah (an-naasik).”
Dalam sejarah Islam permulaan tahun dan penanggalan dimulai dari peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.
Sebelum masuk Islam, beliau adalah orang yang sangat benci dan
menentang Islam. Maklum, beliau adalah orang yang disegani di kalangan
Quraisy karena wataknya yang keras dan susah kompromi. Disamping itu
beliau adalah ‘ikon pejuang’ kebanggaan sukunya. Konon ceritanya
“sekiranya keledai Umar masuk Islam, tidak mungkin Umar akan ikut masuk
Islam.”
Sejarah masuknya Umar dalam ajaran Islam sangatlah unik dan
menarik. Disebutkan bahwa suatu hari Umar sedang jalan. Tiba-tiba
terdengar suara orang mengaji al-Qur’an. Didatangilah suara aneh itu.
Maklum suara itu belum pernah didengarnya sebalum itu. Sampailah Umar ke
sumber suara itu. Ternyata dilihatnya Khobab bin ar-Art sedang
mengajari ngaji Fatimah, saudaranya. Seketika Umar wajahnya sangat geram
dan memukul Fatimah. Umar meminta supaya mushaf itu diberikannya. Tapi
Fatimah menolaknya kecuali dengan syarat kalau Umar sudah bersuci dulu.
Lalu Umar pun memenuhi syarat itu. Umar pun kemudian bersuci dengan
mandi. Setelah itu dibacanya mushaf al-Qur’an itu. Waktu itu yang dibaca
surat Thoha. Tanpa disadari Allah telah membukakan hatinya. Kemudian
Umar pergi ke rumah al-Arqom bin ar-Arqom dan menyatakan masuk Islam di
depan Rasulullah tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Mutholib masuk
Islam.
Menurut pendapat yang masyhur, beliau masuk Islam pada tahun ke-6
kenabian Muhammad. Orang nomor 40 dalam urutan orang-orang yang masuk
Islam. Masuknya Umar dalam ajaran Islam adalah bukti dari kecintaan dan
kemulian Allah. Begitu juga jawaban atas do’a yang pernah dibacakan
Rasulullah. Suatu ketika Rasulullah pernah berdoa; “Ya Allah, tinggikan
dan muliakan Islam salah satu dari orang yang paling Engkau cinta; Abu
Jahal danUmar bin Khotob.” (HR.at-Tirmidhi,hadits hasan sohih ghorib).
Masuknya Umar dalam barisan orang-orang Islam waktu itu merupakan
kegembiraan dan menjadi penyemangat bagi yang lain. Sebab beliau
diantara orang yang berpengaruh di kaumnya. Maka dengan masuknya Islam,
sedikit banyak mempengaruhi ‘imej’ masyarakat. Dalam hal ini Ibn Mas’ud
berkata; “Kami masih tetap menjadi mulia sejak Umar masuk Islam.”
Mengenai keislamanya Rasulullah berkata; “Sesunguhnya Allah telah
menjadi kebanaran agama (Islam) melalui lisan/ucapan Umar dan
(keteguhan) hatinya”(HR.Tirmidhi). Di hadits lain disebutkan; “ Dahulu
kala umat-umat sebelum kalian mempunyai pahlawan yang selalu menjadi
buah bibir (pembicaraan), sekiranya umatku dibandingkan dengan umat-umat
terdahalu, maka Umar bin Khatab pahlawannya (HR.Bukhori). Mengenai
pribadinya Rasulullah berkata; “Demi Jiwaku yang ada di genggam-Nya,
syetan tidak akan mungkin dapat menghalangi jalanmu, melainkan jalan
orang selain kamu” (HR. Bukhori).
Ada enam perkara yang diusulkan
Umar hingga akhirnya turun wahyu membenarkan usulannya itu. Pertama
mengenai haramnya khomer. Maka turunlah ayat larangan minum khomer.
Kedua; usulan supaya tawanan perang Badr dibunuh dan tidak boleh
menerima tebusan darinya. Maka turunlah ayat yang menguatkan pendapatnya
itu. Ketiga; usulan supaya istri-istri Rasulullah memakai hijab
(kerudung). Maka turunlah ayat yang memerintahkan memakai hijab.
Keempat, usulan supaya orang-orang munafik yang meninggal tidak usah
disholati. Maka turunlah ayat yang melarang sholat mayit untuk
orang-orang munafik. Kelima, usulan untuk melakukan sholat di maqom
(tempat) Ibrahim. Maka turunlah ayat yang memerintahkan sholat di maqom
Ibrahim. Keenam, ketika istri-istri saling cemburu terhadap Rasulullah,
Umar berkata; “Semoga saja Tuhannya menganti istri-istri yang lebih baik
dari kalian sekiranya memang menceraikan kalian.” Dari situlah turun
surah at-Tahrim dan menjadi bagian dari ayat-ayatnya. Begitupula
diantara pendapatnya adalah memarangi orang-orang yang murtad dan
menunda memerangi orang-orang yang engan membayar zakat karena kondisi
negara yang sangat lemah. Tetapi pendapatnya itu ditolak Abu Bakar.
Akhirnya pun Umar menerima pendapat Abu Bakar setelah Allah memberikan
pencerahan dalam hatinya.
Setelah wafatnya Rasulullah, beliau orang
yang pertama membaiat Abu Bakar menjadi khalifah. Sebelum wafatnya Abu
bakar, khalifah pertama, beliau pernah mencalonkan Umar untuk
mengantikannya. Setelah dipilih menjadi khalifah, pertama-tama yang
dilakukan adalah memerangi orang-orang murtad (keluar dari Islamm)
hingga para tawanan tidak menjadi cacat dan cela bagi bagi bangsa Arab.
Pada masa kekhalifannya, beliau berhasil mentaklukan Syam (Syiria),
Irak, Persia (Iran), Mesir, Barqoh, Barat Tripolis, Azarbaijan, Nahawan
dan Jarjan. Begitu juga pada masanya dibangun kota Kuffah, Basroh dan
Fustat (kota Mesir kuno). Beliau adalah sosok yang sangat penyayang
dengan rakyatnya dan penuh perhatian terhadap kepentingan rakyatnya.
Diceritakan bahwa beliau datang menjumpai rakyatnya dengan menyamar
sebagai orang biasa. Beliau ingin mendengar langsung keluhan rakyat dan
memenuhi kebutuhannya. Dengan cara ini, beliau ingin mengajarkan kepada
umat Islam bahwa penguasa adalah pembantu rakyat. Hidupnya didedikasikan
dan curahkan untuk membantu rakyat.
Sebelum wafatnya, beliau pernah
mimpi melihat seekor ayam jago mematuk tubuhnya. Mimpi itu ditakwilkan
bahwa ajalnya sudah dekat. Tidak lama sesudah mimpi itu, tepatnya tahun
23 H, ketika sedang sholat subuh, Abu Lukluk al-Fairuz menikam tubuhnya
dengan pisau. Abu Lukluk adalah anak al-Mughiroh bin Syu’bah, orang
persia yang beragama Majusi. Lukanya cukup parah hingga hanya bertahan
tiga hari. Dan setelah itu wafat sebagai seorang syahid yang berjuang di
jalan Allah. Selama menahan sakit akibat tikaman pisau, beliau memilih
dan merekomendasi 6 sahabat supaya kaum muslimin memilih satu diantara
calon kholifah itu. Akhirnya terpilihlah Utsman sebagai pengantinya.
Beliau dimakamkan di kamar Aisyah berdampingan dengan makan Rasulullah
dan Abu Bakar. Masa kekhalifahnya 10 tahun,6 bulan dan 4 hari. Umur
beliau ketika wafat 63 tahun seperti umur Rasulullah dan Abu Bakar
ketika wafat.
Diantara prestasi selama menjadi khalifah yaitu
membuat pembukuan mengenai anggaran negara dan pengunaan alat-alat
negara untuk dipertanggungjawabkan di depan rakyat. Hingga kemudian
melahirkan undang-undang pengunaan alat negara (min aina hadha?). Dalam
sejarah Islam, beliau orang pertama yang mengunakan penanggakan Hijriah,
orang pertama yang digelari Amirul Mukminin, orang pertama yang
berjalan kaki untuk menjenguk rakyatnya pada waktu malam, orang pertama
kali yang mengadakan muktamar para penguasa dan pemimpin kaum pada musim
tertentu, orang pertama kali yang mengunakan mutiara untuk perhiasan,
orang pertama yang melakukan sholat tarawih dengan berjamaah, orang
pertama yang menghidupkan malam-malam ramadhan, orang pertama yang
melakukan sholat jenazah berjamaah dengan 4 takbir, orang pertama yang
memberi hadiah untuk penghafal al-Qur’an, orang pertama yang menjadikan
khilafah sebagai lembaga musyawarah. Disamping itu beliau juga menyuruh
umat Islam (waktu itu) untuk melakukan sholat sunnah tarawih di bulan
Ramadhan secara berjama’ah dengan tujuan untuk mengeratkan ukhuwah dan
menjaga syiar agama.
Diantara nasehat dan petuahnya;
“Suatu
perkara akan menjadi baik jika memenuhi tiga hal; melaksanakan amanah,
memberi contoh dan menghukumi dengan hukum Allah.”
“Harta menjadi
barokah dan bermakna jika memenuhi tiga hal; diperolehnya dengan cara
yang hak, diberikan dengan cara yang hak dan tidak tercampuri barang
batil (haram/bukan haknya).”
“Wahai Ahnaf, barangsiapa banyak
tertawa, wibawanya berkurang dan barangsiapa suka bergurau, maka akan
diremehkan, barangsiapa memperbanyak sesuatu maka akan dikenal dengan
barang itu, siapa banyak biacara banyak salahnya, siapa banyak salahnya
sedikit rasa malunya, siapa sedikit rasa malunya maka sedikit pula
wara’nya (sikap hati2 dalam menjaga yang haram) dan siapa yang sedikit
wara’nya, maka hatinya mati.”
Mengenai wasiatnya. Hayyawah bin
Syarih berkata bahwa pada waktu mengutus tentara ke medan perang beliau
berkata, “Hendaklah kalian tetap menjaga takwa kepada Allah.” Bismillah
dan atas pertolongan Allah. Tanda-tangani perjanjian ini dengan memohon
pertolongan Allah dan kemenangan. Dan selalu berlaku benar dan sabar.
Perangilah orang kafir dan jangan kalian melampui batas. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang melampui batas. Kemudian jangan kalian
lari ketika bertemu musuh dan jangan berprilaku buruk, berlebih-lebihan
dalam bersikap, banyak ngobrol ketika berperang. Jangan bunuh wanita,
orang tua, anak kecil…”
Diantara doa yang biasa beliau lakukan adalah;
“Allahumma tawaffani ma’al abror, wala tukholifni fil asror, wa qini ‘azabannar, wa alhiqni bil abror”
Beliau wafat setelah terkena tikaman pada pagi hari Rabu, Dzulhijjah 23
Hijriah. waktu itu berumur 63 tahun seperti umurnya Rasulullah dan Abu
Bakar ketika wafat. Masa kekhalifahannya 10 tahun, 5 bulan dan 21 hari.
Selama hidupnya, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 527 hadits,
diantara riwayat haditsnya; suatu ketika Rasulullah bersabda;
“Sesungguhnya amalan (perbuatan) itu bergantung pada niatnya. Dan setiap
seseorang itu mendapatkan apa yang diniatkan. Barangsiapa berhijrah
karena ingin mendapatkan kenikmatan dunia atau wanita yang hendak
dinikahi maka hijrahnya itu tidak diniatkan untuk Allah tapi untuk
kenikmatan dunia dan wanita.”
Semoga bermanfaat sobat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar