dakwatuna.com – Sahabat semua, kali ini kita akan
membicarakan tentang cinta. Jika berbicara tentang cinta, dibahas 2 hari
dua malam pun tak ada habisnya, karena kedalaman cinta itu lebih dalam
dari samudra yang luas dan tingginya nilai cinta lebih tinggi dari
angkasa yang membumbung. Pernah saya dengar ketika sekolah dasar bahwa
cinta adalah sebuah kependekan dari C (cerita) I (indah) N (namun) T
(tiada) A (arti) hehe :D
Nah, berbicara tentang cinta ternyata
cinta itu bermacam-macam dan banyak versinya mulai dari cinta orang tua
pada anaknya sampai cinta manusia dengan hewan peliharaannya, dan
sekarang kita akan membahas tentang cinta kita kepada lawan jenis atau
intinya saya akan membahas fenomena kebanyakan remaja sekarang yaitu
PACARAN.
Berbicara tentang pacaran, maka yang terbayang adalah
sebuah kesenangan antara sepasang manusia yang menjalin hubungan kasih,
padahal kalau di analisa secara detail ternyata pacaran justru membuat
hidup kita tidak bahagia, membuat galau bahkan bisa membaut masa depan
kita hancur, gak percaya?? Begini ceritanya, xixixi.
Banyak
remaja pacaran dengan alasan agar aktivitas belajar dan sekolah mereka
jadi bersemangat. Memang benar dengan berpacaran remaja akan menjadi
senang jika ke sekolah, karena ketemu dengan pacarnya. Namun ada sebuah
kisah menarik yang dialami oleh abang penulis sendiri. Pada saat abang
saya duduk di kelas 12 SMA, dan memiliki wajah yang ganteng itu,
berpacaran dengan seorang cewek paling cantik di sekolahnya, anggota
PASKIBRAKA nasional dan anak Dokter, pokoknya nyaris perfect lah. saat
ketahuan oleh ibu saya pacaran, abang saya beralasan bahwa dia
berpacaran biar semangat pergi ke sekolah, dan benar abang saya semangat
pergi ke sekolah, tapi bukan semangat buat belajar melainkan semangat
untuk berpacaran. Dan tentunya abang saya beranggapan wanita tersebut
akan setia dengannya, namun yang terjadi di luar dugaan, tujuh hari
sebelum Ujian akhir, abang saya diputusin oleh pacarnya yang sangat
dicintainya itu, kemudian yang terjadi abang saya menjadi galaunya bukan
main, karena patah hati. Dan galau karena patah hati tidak bisa sembuh
seminggu atau dua minggu bahkan bisa berbulan-bulan. Dan akhirnya
gara-gara galau akibat patah hati, abang saya tidak focus ujian dan
akhirnya nilainya jeblok dan SNMPTN tidak lulus sehingga dapat dikatakan
pada waktu itu masa depannya terancam suram.
Itulah sebuah kisah
tragis tentang cinta, dimana bila kita belum punya timing yang tepat
dalam menjalin kasih yang terjadi ialah sebuah kegalauan yang menghancur
luluh lantakkan hati, pikiran bahkan masa depan kita. Oleh karena itu
maka yang masih menjalani kehidupan sebagai remaja atau profesi lainnya,
sadarilah bahwa berpacaran itu banyak ruginya dan bila kamu seorang
cowok, maka ketika berpacaran biasanya cowok paling dirugikan secara
financial, bahkan mungkin ada cowok yang dia rela tidak memakai uang
jajannya tiap hari dan menabungnya agar bisa weekend nan dengar pacarnya
di akhir pekan, bahkan ketika pacarnya akan berulang tahun sang cowok
rela menabung sampai terkumpul ratusan ribu rupiah untuk dibelikan kado
pacarnya.
Namun sebuah ironinya ialah kenapa sang cowok tidak
melakukan hal yang sama untuk ibunya, pernahkah kita menabung uang yang
cukup banyak dengan niatan membahagiakan ibu kita?? Sebagian kita sering
memberikan coklat kepada calon pasangan kita saat hari Valentine namun
pernahkah kita dari dulu sampai sekarang saat hari ibu memberikan uang,
kado atau coklat?? Padahal harusnya ibu kita lebih wajib kita bahagiakan
daripada pacar kita, karena ibu kita sudah mengurusi kita dari kecil
sampai sekarang dan pacar kita, baru kita kenal satu atau dua tahun ini
tapi mengapa kita lebih care dan perhatian kepada pacar kita? Di manakah
hati nurani para pemuda kita???
Kemudian alasan seseorang ketika
memutuskan untuk berpacaran ialah karena ingin saling kenal lebih dalam
sebelum menuju jenjang pernikahan, dan kalau memang alasannya untuk
saling kenal mengenal kenapa ada artis sudah pacaran sembilan tahun
bahkan nikahnya di tanah suci Mekah dan saat kembali ke Indonesia baru
dua tahun nikah sudah bercerai, padahal sudah pacaran selama sembilan
tahun, tapi kenapa usia pernikahannya hanya seumur jagung????
Dan
kalau kita perhatikan, kakek, nenek atau orang tua kita dulu biasanya
nikah tidak pakai pacaran tapi langsung nikah dan dijodohkan oleh orang
tua mereka dan ternyata walaupun tidak didahului pernikahan hubungan
mereka langgeng sampai puluhan tahun tidak ada perkara rumah tangga yang
membuat mereka berpisah, namun tidak menampik sebagian kecil ada yang
tidak baik. Oleh karena itu ketika berpacaran seseorang hanya saling
kenal-mengenal tentang kelebihannya dirinya dan pasti akan menutupi
kekurangan dirinya sehingga tabiat-tabiat jelek se orang pasangan akan
terlihat saat setelah pernikahan.
Pacaran pun akan berakibat
ruginya si cewek, cewek yang dia rela dipacari oleh seorang lelaki maka
ia(maaf) tidak ada bedanya dengan mangga yang dijual di pasar, lho kok
bisa? Bisa, mangga yang dijual di pasar sering dipegang-pegang sebelum
dibeli, di cium berkali-kali tapi banyak yang tidak jadi membeli mangga
tersebut. Sama dengan cewek yang pacaran sudah dipegang-pegang, di
cium-cium tapi tidak jadi dinikahi dan berarti dia barang Second :D hehe
oleh karena itu jika ingin mengenal calon pasangan kita, lihatlah
sahabat terdekatnya siapa, pasti gak jauh berbeda dengan sifat orang
calon pasangan kita. Dan tentunya dalam Islam tidak mengenal istilah
pacaran, barang siapa dia berpacaran berarti dia melakukan sebuah
perbuatan yang mendekati Zina dan itu sangat tidak diridhai Allah.
Wallahualam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar