data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Selasa, 07 Agustus 2012

Kami Bisa Aman Jika Pindah Agama Budha!.


Muhammad Rafiq salah satu pengungsi Rohingya yang sudah berada di Indonesia selama 9 bulan membenarkan telah terjadi pembantaian masyarakat Muslim Rohingya oleh Militer Myanmar dan Masyarakat Budhis Rakhine.
“Budhis memakai seragam military masuk menyerang masyarakat Muslim,” Kata Rafiq sambil menahan sedih saat mengutarakan testimoninya pada dialog interaktif dan buka puasa bertajuk “Rohingya terlunta” Wajah Kaum Minoritas Yang Tertindas, yang diselenggarakan oleh Internatinal Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jakarta (4\8).
Lanjut Rofiq, masyarakat Muslim di Arakan mengalami tindak kekejaman seperti pembakaran rumah dengan Molotov, pembunuhan di dalam rumah-rumah termasuk kepada anak-anak. “Anak-anak dipotong kaki dan tangannya oleh Budhis di dalam rumah” ungkapnya yang menjelaskan dengan bahasa Indonesia terbata-bata.
Penyerangan atas sentimen agama begitu kuat, bahkan, menurutnya muslim Rohingya hanya dapat menghindari kekerasan jika mereka mau mengkonversi keyakinan agama mereka. “Kalau kita pindah agama menjadi Budha, baru kita bisa aman” tutur Rofiq.
Rafiq juga menyatakan telah terjadi pembakaran masjid-masjid di wilayah arakan tersebut oleh Militer dan masyarakat Budhis Myanmar. Dia tak ragu mengatakan kekejian itu dilakukan oleh oknum Buddha yang tidak menyukai keberadaan Muslim di wilayah utara negara tersebut. Namun kata dia, prilaku bar-bar itu semakin menjadi lantaran militer dan aparat setempat melegalkan pembantaian terhadap muslim tersebut. ”Buddha dan militer yang mendatangi rumah-rumah kami saat tengah malam,” cerita Rofiq dalam logat melayu yang tak lancar. Dia melanjutkan, setiap tengah malam warga selalu dihantui dengan aksi sweeping warga Rakhine.
Dibantu militer, sweeping tersebut hanya menargetkan etnis Muslim Rohingya. Mereka, terang Rofiq, menggeledah setiap rumah, merampas perhiasan dan harta benda, serta kebutuhan pangan lainnya. Aksi perkosaan juga tak jarang dilakukan oleh oknum tersebut.
Ia juga menuturkan, aksi mutilasi organ tubuh juga dilakukan. Pembunuhan yang dipaksa juga menjadi permainan oknum-oknum tersebut. Pembakaran rumah ibadah, dan pengosongan pemukiman agar bersih dari etnis Muslim Rohingya, jadi tragedi yang pasti sulit dilupakan olehnya. ”Mereka (oknum) memaksa untuk membunuh saudaranya sendiri, lalu memaksa menguburnya di halaman rumah,” ujar dia.
Dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab kelompoknya menjadi sasaran keji itu. Yang dia yakini, hanya kebencian yang tampak dari muka-muka bengis yang berencana menghabisi kelompoknya. ”Mereka membawa senjata, membawa botol berisi minyak, yang diatasnya terdapat kain, lalu membakar dan melemparkan ke rumah-rumah kami,” terang dia. [KbrNet/arrahmah/ROL]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar