Anggaran yang digunakan untuk acara memperingati Hari Kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus yang digelar di Istana mencapai Rp 7,8 miliar.
Politisi PDIP, TB Hasanuddin, mempertanyakan hal anggaran tersebut.
"Patut
untuk dipertanyakan. Acara itu sebenarnya hanya terdiri dari 3 event
utama saja," kata TB Hasanudin dalam rilisnya yang diterima merdeka.com,
Jakarta, Selasa (14/8).
Menurut Hasanudin, event utama tersebut,
pertama upacara menaikkan bendera tanggal 17 Agustus pukul 10.00 WIB.
Kedua, upacara penurunan bendera pada jam 17.15 WIB. Dan ketiga adalah
resepsi kenegaraan pada pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka.
"Dengan
asumsi, biasanya biaya Paskibraka dibiayai Kemendiknas, pasukan
TNI/POLRI dibiayai oleh Mabes Polri/TNI, sementara panitia biasanya
diselenggarakan oleh Skogar Ibu Kota DKI Jakarta," ungkap Hasanudin.
Terlebih
upacara tersebut dilakukan bertepatan dengan bulan puasa ini, sehingga
tidak perlu menyediakan makan dan minum siang hari.
"Dana memang
dibutuhkan terutama untuk mencetak undangan, bingkisan tamu/undangan
(biasanya malah banyak sponsor ), sewa panggung, dan makan untuk resepsi
kenegaraan. Tapi sebesar itukah?," tegas Wakil Ketua Komisi I DPR ini.
Sebelumnya
diberitakan, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA)
menyesalkan besaran anggaran untuk upacara 17 Agustus dalam rangka
memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang digelar di Istana Presiden
Jakarta. Menurut FITRA anggaran tersebut mencapai Rp 7.830.134.700.
"Ini
sungguh luar biasa dan fantastis hanya untuk sebuah acara seremonial
kenegaraan," kata Koordinator Seknas Fitra, Uchok Sky Khadafi dalam
keterangan persnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar