data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Selasa, 21 Agustus 2012

Mengaku diperintah Tuhan hindari manusia.

Kini rumah Lia Eden tidak seramai dulu. Bila dulu pengikutnya ramai berseliweran di pemukiman-pemukiman warga, kini tidak lagi. Sejak ajaran sesat kaum Eden ini dipermasalahkan di pengadilan pada 2007 lalu, dan berujung pada vonis penjara bagi Lia Eden dan pengikutnya, perlahan-lahan rumah yang diklaim sebagai Istana Tuhan, atau surga Eden itu sepi.

Pada hari kedua lebaran kemarin, Senin, 20 Agustus 2012, merdeka.com kembali berkunjung ke rumah Lia Eden di Jalan Mahoni, Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Namun tidak ada orang yang bisa ditemui. Agaknya janji Abdul Rahman seminggu sebelumnya benar-benar ditepati, dia tidak akan menerima merdeka.com lagi bila ke sana.

Tapi ada yang berbeda di rumah itu. Dulu banyak tukang bangunan bekerja merenovasi rumah, tapi sudah tidak ada lagi. Halaman rumah juga sudah tertata apik. Kursi ditaruh di depan rumah, bersanding dengan taman bunga lengkap dengan air mancur dan pura. Dua bendera merah putih juga dikibarkan di muka rumah.

Menurut Edi, petugas keamanan perumahan, sejak Lia Eden pulang dari penjara sudah tidak pernah nongol lagi. Pengikutnya juga tidak sebanyak dulu. Alih-alih berkunjung ke rumah tetangga, muncul di depan rumah pun jarang.”Saya tidak pernah melihat lagi, tidak tahu apa yang dilakukan di dalam,” kata dia.

Seminggu sebelumnya, juru bicara komunitas Eden, Abdul Rahman menuturkan, Tuhan telah memerintahkan dia buat diam, tidak lagi berhubungan dengan manusia."Kecuali nanti Tuhan kembali memerintahkan saya bicara, pasti saya undang lagi wartawan datang,” tuturnya.

Bila dulu Abdul Rahman terang-terangan mengirim rilis ke pelbagai media buat syiar ajaran dan terang-terangan mengundang wartawan meliput ritual dan kegiatan di rumah Eden, sekarang tidak lagi. Begitu juga dengan kondisi situs komunitas yang dulu saban hari terus update wahyu-wahyu yang diterima Eden, sekarang tidak lagi.

Begitu juga dengan Lia Eden. Menurut Abdul, Tuhan juga sudah memerintahkan Lia berdiam diri di istana. "Tuhan melarangnya menemui orang-orang dari luar," ujarnya. Bahkan beberapa kali stasiun televisi meminta izin liputan lebaran, tapi tidak bisa dilayani. "Kami juga tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga dan warga kampung, ya karena dilarang Tuhan.”

Menurut dia persoalan agama sudah selesai. Dia tidak mau membicarakan persoalan agama lagi, karena bisa mengundang pertengkaran dan perpecahan. ”Ini bukan kemauan kami sendiri. Tapi Tuhan langsung meminta, kalau nanti ada perintah keluar, pasti saya keluar,” kata dia menegaskan.

Sumber:Merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar