data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Senin, 13 Agustus 2012

Derai Air Mata Tak Terbendung: Tangisan Memilukan Warnai Kunjungan Istri PM Turki ke Arakan, Myanmar.


ARAKAN (salam-online.com): Istri Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdoğan, Emine Erdoğan, bersama Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoğlu mengunjungi Arakan pekan ini.
Kunjungan dilakukan untuk melihat kondisi para pengungsi Muslim Rohingya yang mengalami perlakuan kekerasan. Rombongan Emine berkesempatan pula memberikan bantuan kepada mereka.
Erdoğan sebelumnya telah mengumumkan rencana kunjungan delegasinya dalam acara di sebuah saluran TV pada Ahad pekan lalu. Ia mengatakan bahwa istrinya Emine dan putrinya Sümeyye akan berangkat menuju Arakan pada hari Rabu (8/8/2012)  bersama Davutoğlu dan tim lainnya.
Dalam video yang dipublikasikan di Youtube pada hari Jum’at (10/8/2012), Davutoğlu bersama istri Erdoğan beserta putri dan rombongan  mengunjungi salah satu tempat pengungsian, kamp Baduba, di negara bagian Arakan, Myanmar (Burma). Mereka berbicara dengan para pengungsi dan memberikan bantuan.
Rombongan delegasi Turki disambut oleh para pengungsi Rohingya di sepanjang jalan. Mereka mengucapkan salam, dan nampak ada harapan di wajah mereka, kiranya delegasi internasional akan terus mengulurkan bantuan.

Mengharu biru
Saat berjumpa dengan pengungsi Muslim Rohingya, istri Erdoğan tak kuasa menahan air matanya lantaran sedih melihat kondisi Muslim Rohingya yang sangat memilukan. Seorang pengungsi sambil menangis mengatakan kepada Davutoğlu bahwa Muslim di sana mengalami penindasan dan mereka butuh pertolongan.
Selain memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya, delegasi Turki juga terlihat memberikan bantuan kepada etnis Rakhine.
Suasana menjadi sangat haru. Pengungsi itu terus menerus menangis dan dipeluk oleh Davutoğlu, sementara Emine Erdoğan terus meneteskan air mata.
Emine terus menangis ketika berjumpa dengan para pengungsi Rohingya lainnya, sampai ketika ia bersama rombongan hendak meninggalkan tempat itu.
Tangisan Rohingya adalah sedihnya kita. Jeritan mereka adalah lukanya kita. Karenanya, marilah berdoa untuk keselamatan mereka…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar