Dengan sangat telanjang pemerintahan SBY, tidak memihak kepada
rakyat. Tetapi, hanyalah memihak kepada birokrasi pemerintahan, dan
memanjakan para birokrat alias pegawai negeri sipil yang menjadi "abdi
negara".
Padahal, pegawai negeri itu, tak lebih hanya sebagai "benalu", yang
membebani APBN (Anggaran Belanja Negara). Sedangkan hasilnya tidak ada
alias nol besar. Berapapun gaji pegawai negeri sipil (PNS), dinaikkan
tetap saja korupsi terus beranak-pinak.
Hal ini terlihat dari ketimpangan kebijakan anggaran RAPBN 2013
bahwa anggaran untuk 31 juta penduduk miskin hanya Rp75,3 triliun.
Sedangkan pemerintah menganggarkan belanja pegawai untuk 4,7 juta PNS
mencapai Rp241,1 triliun, ungkap Uchok Sky Khadafi dari FITRA
(Indonesia untuk Transparansi Anggaran).
"Jumlah anggaran rakyat
miskin tiga kali lebih rendah dari belanja pegawai. Artinya RAPBN 2013
tidak berpihak kepada rakyat miskin, tapi lebih ditujukan kepada para
PNS," ujar Uchok dalam siaran persnya, Jumat (24/8/2012).
Menurutnya
para PNS tidak layak mendapatkan kenaikan gaji, pasalnya kinerja yang
ada di kementerian atau lembaga masih tidaklayak. Dengan kenaikan itu,
ia menilai akan membuat mereka malas. Terlebih lagi mereka sudah
mendapatkan gaji ke 13 dan kenaikan gaji sekitar 7 persen untuk tahun
ini.
Selain itu Uchok juga menyayangkan dengan pembukaan
besar-besaran rekrutmen PNS setiap tahunnya. Hal itu akan semakin
beratnya anggaran yang bersifat rutin. "Pemerintah sebaiknya
menghentikan rekrutmen PNS karena pembangunan semakin terbatas akibat
beratnya anggaran," tambahnya.
Dana APBN itu, hanyalah habis digunakan membayar PNS, yang notebene
tak menghasilkan apapun bagi kehidupan negeri ini. Justeru sektor
pembangunan dan kesejahteraan rakyat terkikis, dan dana APBN habis
digunakan menggaji PNS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar