SAMPANG (VoA-Islam) - Boleh percaya atau tidak, yang
melatarbelakangi kerusuhan berbau agama di Dusun Nangkernang, Desa
Karang Gayam, Kec Omben dan Dusun Gading Laok, Desa Blu"uran, Kec Karang
Penang, konon dipicu oleh persoalan perempuan. Benarkah?? Informasi ini
masih perlu dikonfirmasi lebih jauh.
Seperti diberitakan Radar Madura, bara yang memicu kerusuhan
itu sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2005 silam. Namun, saat itu
perbedaan paham antara warga di dua desa itu tidak sampai pecah. Seiring
berjalannya waktu pada tahun 2006 ketegangan antara kedua belah pihak
kembali terjadi. Dan, puncaknya akhir tahun 2011 tahun lalu.
Saat itu, pemicu konflik yang disebut-sebut berkaitan dengan perbedaan
aliran itu kembali pecah. Yakni, mushalla milik Tajul Muluk yang
diyakini sebagai tempat penyebaran Syiah dibakar. Begitu juga madrasah
milik KH Iklil yang tak lain adalah kakak kandung Tajul Muluk juga tak
luput dari amuk massa.
Dalam tragedi itu satu warga ditetapkan
sebagai tersangka, yakni Musrika, 40, warga Desa Sogiyan, Kec. Omben.
Dia sudah sudah divonis oleh hakim 3 bulan 10 hari dari tuntutan 5 bulan
penjara. Sedangkan Tajul Muluk ditetapkan sebagai tersangka penistaan
agama divonis hukuman 2 tahun penjara.
Jauh sebelum kasus mencuat, masih diberitakan Radar Madura, sebenarnya
berbagai pihak sudah memediasi. Bahkan, Tajul Muluk bersama keluarganya
sudah dipindahkan dari Kec Omben ke Malang. Itu untuk menghindari
adanya gesekan lebih jauh. Sebab, konflik terkesan mengarah pada perang
Syiah-Sunni. Namun, Tajul Muluk akhirnya angkat bicara saat itu.
Tajul menegaskan, konflik yang terjadi di desanya bukanlah disebabkan
perbedaan faham antara Sunni dan Syiah. Melainkan, persoalan pribadi
dirinya dengan salah satu saudaranya, yakni KH. Rois yang berfaham
sunni. Persoalan tersebut akhirnya dibawa ke ranah faham sehingga
mengakibatkan bentrok.
Beberapa sumber menyatakan, ihwal
pecahnya dua bersaudara yang berbeda paham itu dipicu persoalan yang
sangat pribadi. Lebih tepatnya kasus itu disulut oleh adanya kecemburuan
sosial yang berlatar asmara. Akibat kekecewaaan yang mendalam itu
lantas menyulut emosi salah satu pihak untuk membawa kasus itu dalam
ranah agama.
Orang terdekat dari keluarga Tajul Muluk
berinisial R membeberkan banyak hal terkait pemicu awal bentrokan dua
kubu. Kejadian itu bermula saat Rois yang memiliki santri yang bernama
Halima hendak dipinang oleh salah satu tetangga Tajul. Tajul yang
merupakan kakak kandung Rois itu berupaya membantu tetangganya itu untuk
meminang pada orang tua Halima. Tak disangka, ternyata Rois sudah
memiliki maksud untuk menikahi Halima.
Meski kedua kakak
beradik tersebut sudah sama-sama memiliki keluarga, tidak menyurutkan
niat Rois untuk menikahi Halima. Keinginan terpendam itu baru diketahui
Tajul sejak tetangganya itu meminta untuk meminang Halima. Sejak
kejadian tersebut kedua bersaudara tersebut mulai tidak akur.
Lebih jauh R menjelaskan, ketika mendengar ada santrinya hendak dilamar
tetangganya, Rois mulai naik darah. Sebab, keinginan untuk menikahi
santrinya itu bisa kandas. Tidak mau kecolongan, Rois pun berusaha
mencari tahu siapa dalang di balik aksi lamaran itu. Ternyata, orang
yang berusaha menjadi penghulu itu adalah kakak kandung sendiri, yakni
Tajul.
Perasaan kecewa bercampur dendam itu pun telah menyulut
amarah Rois pada Tajul. Dari modus tersebut, Rois diduga lantas
menyusun serangkaian agenda untuk menyerang Tajul. Beragam cara mulai
dilakukan untuk mendiskreditkan Tajul. Dendam Rois semakin tak
terkendali yang pada akhirnya tidak hanya berhenti pada keluarnya Rois
dari ajaran Syiah.
Radar Madura melanjutkan, Rois melancarkan
serangan yang mengatasnamakan ajaran agama. Yakni, dengan tuduhan bahwa
Tajul bersama pengikutnya itu menganut ajaran sesat. Karena masyarakat
Sampang mayoritas menganut ajaran Sunni, maka sangat gampang sekali Rois
memprovokasi lewat bendera agama. Puncaknya, Tajul dituduh melakukan
penistaan agama. Tajul pun dihukum.
Kisah Versi Penganut Syiah
Perihal tersebut juga dibenarkan oleh kakak kandung Tajul yang lain, yakni Iklil Almilal. Ditemui Radar Madura
kemarin di lokasi pengungsian Lapangan Tenis Indor Sampang, Iklil
banyak bercerita soal konflik yang selama ini terjadi sebenarnya.
Menurut Iklil, permasalahan pribadi antara kedua adiknya itu yang
kemudian diseret jauh kepada persoalan agama. Namun, dia tidak habis
pikir kenapa permasalahan itu digiring pada persoalan yang bernuansa
agama. "Yang jelas ini awalnya adalah permasalahan keluarga, saya nggak
tahu kenapa bisa didramatisir," katanya.
Pria berperawakan
jangkung itu kemudian mengulas sedikit persoalan pribadi antara kedua
adiknya. Menurut Iklil, awal mula perselisihan itu saat seorang anak
gadis yang bernama Halimah putri Ahmad Bedri yang tidak lain adalah satu
aliran dengan Tajul Muluk diminta oleh Rois untuk bantu-bantu istrinya.
Namun, Ahmad Bedri tidak mengizinkan.
Singkat cerita, Halimah
akhirnya dipinang oleh Abdul Aziz yang masih sealiran dengan Tajul
Muluk. "Karena gadis itu dipinang oleh orang lain, si Rois ini
gembar-gemborkan diluar bahwa Syiah mengambil istri orang,"cerita Iklil.
Tak nyaman dengan isu seperti itu Tajul Muluk juga sempat bertanya
kepada orang tua perempuan itu. "Tajul tanya ke Pak Bedri itu, apakah
anaknya pernah dipinang dan dinikahi oleh Rois, dan dia (Bedri, Red)
bilang tidak pernah," katanya mengutip ucapan Tajul kepada Bedri.
Ini adalah kisah sepihak dari Tajul Muluk dan Iklil Almilal yang
sama-sama penganut Syiah. Sangat disayangakan, jika Radar Madura belum
mengkonfirmasi dari pihak Rois yang berpaham Sunni. Boleh jadi, apa yang
diutarakan Tajul dan Iklil sebagai upaya memutarbalikkan fakta.
Wallohu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar