data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Minggu, 05 Agustus 2012

Mengenang Kesesatan JIL dan ULIL.

Untuk mengenang ‘jasa-jasa’ Ulil yang mengaduk-aduk dan mengutak-atik akidah umat Islam, berikut ini saya sarikan ‘bom waktu’ pemikiran-pemikiran jahat yang ia tinggalkan di negeri kita ini.

I
nilah pendapat paling nekat dari Ulil Abshar Abdalla (Kordinator Jaringan Islam Liberal) : “Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar.” (Ulil Abshar-Abdalla, GATRA 21 Desember 2002).
Ulil Abshar Abdalla tidak mengakui adanya hukum Tuhan, hingga syari’at mu’amalah (pergaulan antar manusia) dia kampanyekan agar tidak usah diikuti, seperti syari’at jilbab, qishosh, hudud, potong tangan bagi pencuri dan sebagainya itu tidak usah diikuti. ” (Kompas, 18 November 2002)
Ulil juga berpendapat bahwa “Larangan kimpoi beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam, sudah tidak relevan lagi” (Kompas, 18 November 2002). Vodca (minuman keras beralkohol lebih dari 16%) pun menurut Ulil bisa jadi di Rusia halal, karena udaranya dingin sekali.
Ulil juga berpendapat bahwa dalam mengatur kehidupan modern ini Al-Qur’an tidak dijadikan pedoman, apalagi As-Sunnah. Justru yang dijadikan pedoman adalah apa yang ia sebut pengalaman manusia, dengan alasan bahwa Tuhan telah memuliakan (takrim) kepada manusia. Kalau untuk mengatur kehidupan modern ini masih merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti yang tertulis dalam teks, maka Ulil menganggapnya sebagai penyembahan terhadap teks. Ulil menginginkan agar apa yang ia sebut penyembahan teks itu dicari jalan keluarnya, di antaranya adalah menjadikan pengalaman manusia ini kedudukannya sejajar dengan Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an yang berupa teks itu hanyalah separoh dari Al-Qur’an, dan yang separohnya lagi adalah pengalaman manusia. (Media Dakwah Agustus 2004/ Jumadil Akhir 1424H)
Pendapat Ulil mengenai fatwa MUI 2005 yang melarang doa bersama antar agama : “Pertimbangan semacam ini, buat saya sama sekali kurang bisa dimengerti, karena tidak masuk di akal saya. Berdoa intinya adalah sama, entah dilakukan oleh seorang Muslim atau Kristen atau yang lain, yaitu memohon sesuatu yang baik dari Tuhan.” (MEDIA INDONESIA, Fatwa MUI dan Konservatisme Agama, Rabu, 03 Agustus 2005). Kata Ulil “Tidak masuk di akal”, mungkin saja karena akalnya Ulil, akalnya manusia. Agama kan bukan akal-akalan.
Pembelaan Ulil atas fatwa MUI yang mengharamkan Islam liberal, Pluralisme dan Sekularisme : “Tetapi, sangat aneh jika kita mengharamkan suatu pikiran. Sebab, pikiran bukanlah tindakan. Sekularisme, liberalisme, dan pluralisme adalah gagasan”. (MEDIA INDONESIA, Fatwa MUI dan Konservatisme Agama, Rabu, 03 Agustus 2005). Seharusnya Ulil juga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yaitu kenapa gagasan komunisme, gagasan pembunuhan, gagasan untuk memperkosa, gagasan menghalalkan darah Ulil (bila ada) akan dianggap berbahaya dan pantas dilarang.
Ulil sering mengatakan Qur’an dan Hadits tidak seluruhnya benar, tapi ia sendiri sering mengutip Qur’an dan Hadits untuk membenarkan ide-ide pemikirannya sendiri. Misalnya pada ayat Quran, “Kebenaran datangnya hanyalah dari Allah “, digunakan Ulil untuk menolak tudingan musuhnya yang menganggap Islam Liberal sesat atau Ahmadiyah sesat atau agama di luar Islam sesat. Lihat beberapa kutipan statement-nya berikut ini :
“Kita tidak bisa menilai orang lain sesat, karena kebenaran hanyalah pada Allah”

“Manusia paling sombong didunia karena sudah men-judgement sesat, menyimpulkan atas nama Allah”

“Sesat itu menurut siapa? kan menurut pendapat kita? kita sudah menyamakan pendapat kita seperti kemauan Allah”

“Di Alquran tidak ada dasarnya untuk menuduh orang sesat! Yang ada ialah mengajak mereka ke jalan Tuhan”

Tahukah Anda bahwa gagasan sableng Ulil Abshar Abdala selama ini disiarkan melalui media-media nasional terkemuka seperti Kompas, Media Indonesia, Gatra, Jawa Pos, Metro TV, bahkan setiap Kamis disiarkan secara nasional ke ratusan jaringan radio satelit Kantor Berita Radio 68H (89,2 FM) , yang dipancarteruskan oleh radio Emsa 91,45 FM Bandung; Anisa Tritama 92, 15 FM Garut; FM Merak 93,55 FM Banten; Unisi 104,75 Jogyakarta; TOP 89,7 FM Semarang; PAS 101,2 Pati; Elviktor 94,6 FM Surabaya; Sonya 106,5 FM Medan; Suara Andalas 103 FM Lampung; Gema Hikmah Ternate, 103 FM Maluku Utara; Suara Selebes 100,2 FM Gorontalo; SPFM 103,7 FM Makassar, Ujung Pandang; Nusantara Antik 105,8 FM Banjarmasin; Mandalika 684 AM Lombok; DMS 100,9 FM Ambon, Maluku; Volare 103 FM Pontianak; Bulava 100,2 FM Poso; Elbayu 954 AM Gresik, Jawa Timur; Suara Padang 102,3 FM Sumatera Barat. Daftar radio ini terus bertambah dengan berjalannya waktu.

Tahukah Anda bahwa Ulil telah meninggalkan ribuan jumlah pengikut dan murid serta fasilitas, sistem dan organisasi untuk menyebarluaskan gagasan Islam Liberal. Ini belum lagi termasuk “saudara sepersusuan” (setali tiga uang) dari Jaringan Islam Liberal yang ia bentuk. Inilah daftar lembaga beserta nama tokoh dan alamatnya LSM yang Ulil dukung atau mendukung Ulil :

Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Ulil Abshar Abdalla dan Nong Mahmada, Jl. Utan Kayu 68-H Jakarta Timur.
Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Dr Djohan Effendi dan Ulil Abshar Abdalla, Jl. Percetakan Negara No. C-553, Jakarta Pusat.
Paramadina (Penggencaran Pluralisme Agama/Menyamakan Semua Agama), Kautsar Azhari Noer, Jl TB Simatupang Pondok Indah Plaza III F5/7 Jakarta.
Majalah Syir’ah, Alamsyah M Dja’far, Jl Asembaris Raya M Kavling 8 Kebon Baru Tebet, Jakarta Selatan.
Lembaga Buruh, Tani dan Nelayan (LBTN), PP Muhammadiyah, Moeslim Abdurrahman, Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat.
Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP), Pramono U Tantowi dan Rizal, PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya62 Jakarta Pusat.
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), Munawar, Hendrik dan Denden (Retas), Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat.
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3-UMY), Said Tuhuleley, Budi dan Asykuri Chamim, Gedung AR Fachruddin Kampus UMY, Jl. Lingkar Selatan Tamantirto. Kasihan, Yogyakarta.
Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Gustin, Jl. A Yani, Pabelan, Surakarta, Jawa Tengah.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aceh, Afdhal Jihad, Jl KH A Dahlan, Banda Aceh.
Pemuda Muhammadiyah (PM) Aceh, A Malik Musa, Jl. KHA Dahlan, Banda Aceh.
Fatayat NU, Dra Maria Ulfah Anshor, Marhamah dan Iin, Gedung PBNU Jl Kramat Raya 164 Jakarta Pusat.
Lakpesdam NU, Masykur Maskub, Imdadun Rahmat dan Taswan, Jl. H. Ramli No 29A Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.
PUAN Amal Hayati (Urusan Gender), Sinta Nuriya (istri Gus Dur), Jl. Warung Silah No. 30 RT 02/05 Kompleks Masjid Al-Munawwarah, Ciganjur, Jakarta.
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Masdar F Mas’udi, Jl. Cililitan Kecil III/12,Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Yogyakarta, Najib, Tompeyan TR III/133 Yogyakarta.
Pusat Studi Antar Komunitas (PUSAKA) Padang, Sudarto, Jl Purus I No. 8A Padang, Sumatera Barat.
Gender Team for Ministry of Religious Affairs (GT-MORA), Dra Siti Musdah Mulia, Departemen Agama RI, Jl. Lapangan Banteng No 4-6 Jakarta Pusat.
Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Dra Siti Musdah Mulia, Jl Matraman Masjid I.A Jakarta Selatan.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Dr Masykuri Abdillah dan Hakim Jamil, Jl Ir H Juanda 95 Ciputat.
Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Rosatria, Jl Ir H Juanda 95 Ciputat.
Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah (urusan gender), Dr Amsal Bachtiar, Jl Ir H Juanda 95 Ciputat.
Desantara, Drs Bisri Effendi, Jl. Raya Citayam 35 Depok.
DPP Korps Perempuan Majelis Dakwah Islam (MDI) (Bidang Garapan tentang Gender), Hj Juniwati T Maschjun Sofwan dan Nilmayetti, Jl Anggrek Nelly Murni 11A, Slipi Jakarta Barat.
Indonesian Center for Islam and Pluralism (ICIP), Syafii Anwar dan Syafiq Hasyim, Jl Hang Lekiu I No. 09 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin, Nurcholish Madjid, Jl Gatot Subroto IV/Kemiri NO 102 Banjarmasin Kalsel.
Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LkiS), Amiruddin, M JadulMaula, Fikri dan Luth, Sorowajan Baru, Jl Pura No 1 Yogyakarta.
Lembaga Kajian Pengembangan Masyarakat dan Pesantren (LKPMP) Makassar, Azhar Arsyad, Jl Faisal Raya No 22 Blok 22B Makassar.
Lembaga Studi Aksi untuk Demokrasi (LS-ADI), Anick, Jl Ir H Juanda Gg Swadaya Rt 01/08 Pisangan, Ciputat.
Rahima (Urusan Gender), Syafiq Hasyim, Jl Pancoran Timur IIA No 10 Pasar Minggu Jakarta Selatan, dan masih banyak lagi.
(Sumber: Jejak Tokoh Islam dalam Kristenisasi, Hartono Ahmad Jaiz, Darul Falah Jakarta, Cet. I, Juli 2004, hlm.158-164, dan Majalah Tabligh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar