data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Kamis, 09 Agustus 2012

FPI: Jangankan Gubernur, Angkat Ketua RT Kafir saja Dilarang Islam!.


Akhir-akhir ini sering kali diberitakan beberapa ustadz, da’i atau penceramah dilaporkan oleh salah satu tim pasangan Cagub DKI Jakarta, Jokowi-Ahok dengan tuduhan SARA.
Seperti diketahui, Jokowi sudah dua kali memilih wakil dari kalangan non Islam. Saat maju menjadi Cagub DKI Jakarta Jokowi menggandeng Ahok yang beragama Kristen. Bahkan  sebelumnya, saat menjadi Walikota Solo Jokowi menjadikan FX Rudyatmo yang juga beragama Kristen sebagai Wakil Walikota.
Dalam syariat Islam, tentu saja langkah Jokowi ini sangat bertentangan. Sebab Allah Ta’ala memerintahkan agar umat Islam tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai teman kepercayaan atau pemimpin.
Atas dasar itulah banyak dikalangan ulama maupun da’i yang tergerak untuk menolak pemimpin dari kalangan non muslim. Namun ketika hal itu disampaikan dalam dakwah mereka justru dianggap sebagai SARA.
Hal tersebut seperti diungkapkan Sekjen Front Pembela Islam (FPI), KH. Ahmad Shabri Lubis, Lc. Ia menegaskan bahwa apa yang disampaikan para da’i agar menolak pemimpin di luar Islam adalah sikap yang benar.
“Masalah kepemimpinan ini kalau dari tinjauan syariat Islam tentu kyai-kyai itu benar. Jangankan tingkat gunernur atau tingkat presiden, tingkat RT saja tidak boleh kok orang Islam mengangkat orang kafir jadi pemimpin,” tuturnya dari ujung telepon saat diwawancara voa-islam.com, Selasa (7/8/2012).
“Ini ayat Al Alqur’an yang berbicara, kita sebagai umat yang taat kepada Allah jauh lebih didahulukan. Cuma ini masalahnya di sistem demokrasi yang dianut di Republik Indonesia memang mengarahkan semua orang punya hak yang sama, ini yang bikin rancu masalahnya,” sambungnya.
Namun demikian ia mengimbau agar para da’i bisa menggunakan strategi dakwah yang baik, hal ini untuk menghindari musuh-musuh Islam yang menyerang dengan tuduhan SARA.
“Nah, sekarang tinggal kita menggodoknya dengan lebih baik. Jangan nanti malah dijadikan alat oleh musuh untuk memukul,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar