ANKARA -- Hubungan harmonis
Turki dan Suriah menegang dalam beberapa hari terakhir. Ketegangan itu
bahkan meningkat menyusul aksi jual beli serangan antara Turki dan
Suriah.
Turki membalas tembakan Suriah
yang mengirimkan rudal ke Akcakale, kota di perbatasan Turki-Suriah.
Kemudian pada Kamis (11/10), parlemen Turki menyetujui kebijakan yang
memungkinkan pemerintah mengambil tindakan militer terhadap Suriah.
Namun, Pemerintah Turki
menekankan gerakan militer yang dimaksudkan adalah sebagai tameng agar
Damaskus dan Turki tidak terlibat perang lebih dalam. "Turki tidak
memiliki kepentingan dalam memulai perang dengan Suriah," kata Ibrahim
Kalin, penasihat senior Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan.
"Tapi Turki mampu melindungi wilayah perbatasannya dan akan membalas bila diperlukan," tambahnya.
Di tempat terpisah, pakar
kebijakan luar negeri, Ilter Turan menilai Turki tidak berniat melakukan
operasi militer. Sebaliknya, serangan balik itu untuk membuktikan
kemampuan Turki menanggapi serangan di lintas perbatasan wilayahnya.
"Pesan Turki jelas, 'kami telah
merespon serangan Anda terhadap Akcakale, tetapi jika penembakan itu
terus terjadi, maka kami siap akan memberikan respon yang lebih keras',"
katanya menganalisis seperti dinukil BBCnews.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar