STOCKHOLM - Demo memajang aurat
kini bukan hanya gemar dilakukan kelompok gerakan feminis Ukraina FEMEN,
namun sudah menulari kaum wanita komunis Iran yang tak setuju dengan
pemakaian jilbab.
Para wanita yang menyebut
dirinya sebagai anggota Partai Komunis Iran dan Organisasi Menentang
Kekerasan terhadap Wanita di Iran, menggelar demo nekat di ibu kota
Swedia, Stockholm pada hari Minggu (3/3/2013), lansir Huffington Post .
Demo itu, kata mereka, diabdikan
untuk memperingati Hari Wanita sedunia yang akan jatuh pada 8 Maret
mendatang. Para wanita komunis itu mengecat badannya dengan slogan
seperti “Saya telanjang sebagai protes” dan “No to Hijab” dan mengusug
gambar-gambar demonstrasi anti-Islam oleh pendukung FEMEN.
Foto-foto tanpa bra dari
Stockholm itu pertama muncul pada situs web resmi FEMEN. Kelompok FEMEN
mendukung gerakan “sextremist” dan amat percaya diri mengekspresikan
ungkapan kekesalannya terhadap “perang historis”.
Kalau wanita konsisten menentang Islam, maka “wanita bakal menang, menang dan menang”, teriak kaum wanita 'sakit jiwa' tersebut.
Para pendemo yang suka pamer payudara itu
baru-baru ini bersama seorang wanita aktivis Mesir Alia al-Mahdi demi
ditonton orang. Mereka bilang “ancaman dari Islam” semakin nyata dan
konstitusi Mesir sangat berbau Islam garis keras, serta Mohamed Mursi
(presiden Mesir) yang getol mengkampanyekan Hukum Syariah.
Aksi seperti ini biasanya
dilakukan oleh aktivis FEMEN dari Ukraina. Mereka menjadi terkenal di
seluruh dunia sejak menggelar protes tanpa busana di pelbagai negara.
FEMEN keras menentang pariwisata seks, lembaga-lembaga keagamaan,
biro-biro perwakilan internasional dan seksisme, selain masalah-masalah
international maupun masalah di dalam negeri.
Gerakan ala 'Zaman batu' ini
dengan cepat menular. Kantor FEMEN baru-baru ini membuka
cabang-cabangnya, serta akan membuka kantor-kantor di New York, Montreal
selain Sao Paulo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar