Pernyataan pihak Kemendagri yang menyebutkan tidak benar tudingan
Hizbut Tahrir Indonesia terkait pemaksaan Pancasila sebagai asas tunggal
Ormas, dinilai HTI sebagai bentuk upaya mengelabui publik.
“Iya (mengelabui publik, red), dengan main kata-kata. Ketika semua
ormas harus mencantumkan asas Pancasila, bukankah itu berarti asas
tunggal to? Meski dibolehkan mencantumkan asas lain,” tegas Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.com, Selasa (26/3) melalui pesan singkat.
Seperti diberitakan www.republika.co.id
(25/3), Kepala Sub Direktorat Ormas Kemendagri Bahtiar mengatakan,
tidak benar tudingan HTI terkait pemaksaan Pancasila sebagai asas
tunggal ormas.
Dalam RUU Ormas, setiap ormas dibebaskan mencantumkan asas ciri
sesuai yang sesuai dengan pengurusnya. Hal itu tertuang dalam Pasal 2
RUU Ormas yang menyebutkan, asas ormas adalah Pancasila dan UUD 1945,
serta dapat mencantumkan asas ciri lainnya yang tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945.
Dengan kata lain, asas utama tetap Pancasila, dan asas ciri bisa
Islam atau yang sesuai dengan semangat perjuangan organisasinya.
Menurut Ismail, pernyataan Bahtiar tersebut secara nyata mengandung
makna pemaksaan pencantuman asas Pancasila. “Ya tetap saja ada pemaksaan
pencantuman asas Pancasila. Asas ciri hanya penghalusan dari ketentuan
asas tunggal atau asas bersama (asma),” bongkarnya.
Ismail pun menyatakan keheranannya, bila Ormas atau organisasi
memiliki asas lebih dari satu. “Lagi pula mana ada asas dua? Yang
namanya asas ya cuma satu!” tegasnya.
Maka, lanjut Ismail, untuk organisasi Islam, baik Ormas maupun Parpol selayaknya mencantumkan asas Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar