HUBUNGAN Indonesia
dengan Malaysia selalu mengalami pasang surut. Sengketa perbatasan,
kekerasan yang diterima TKI, hingga penyebutan istilah Indon kepada
warga Indonesia oleh warga dan media Malaysia pernah membuat pemerintah
Indonesia berang.
Pemerintah dan rakyat Indonesia
menentang penggunaan kata Indon yang dianggap menghina. Bahkan Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur berulang kali
melayangkan surat protes kepada media di Malaysia yang bersikukuh
menggunakan istilah Indon untuk menyebut WNI yang bekerja di negeri
jiran ini.
Pemerintah Indonesia pernah
melayangkan nota protes kepada duta besar Malaysia di Indonesia pada 13
Mei 2007 lalu. Pemerintah Malaysia kemudian mengambil tindakan dengan
mengeluarkan larangan penggunaan istilah Indon secara resmi oleh
Kementerian Penerangan Malaysia, pada 24 Mei 2007.
Di Indonesia, istilah ini
berkonotasi negatif dan dianggap sebagai ejekan atau penghinaan kepada
warga negera Indonesia. Namun meski secara resmi pemerintah Malaysia
sudah melarang penggunaan kata Indon, hingga saat ini di masyarakat
Malaysia kata-kata itu masih digunakan.
Bahkan salah satu produk makanan cepat saji di Malaysia, Maggie Mie menggunakan istilah Indon di kemasan mie instan tersebut.
Menurut survei yang pernah
dilakukan Nestle (Malaysia), kata ' Indon' sangat populer serta
merupakan sesuatu yang positif dan potensial bagi pemasaran kepada
generasi muda berusia 15-24 tahun dan 25-29 tahun.
KBRI Kuala Lumpur pun protes dengan pencantuman istilah Indon dalam kemasan tersebut.
"Indon dalam bahasa melayu
Pontianak artinya pelacur. Kalau kita disebut Indon, berarti kita
disebut bangsa pelacur," ujar WNI yang bekerja di Sabah, Malaysia, Yasir
Fatahillah kepada reporter merdeka.com, Hery H Winarno, Jumat (15/3).
"Makanya saya tidak pernah mau dipanggil orang Indon. Saya Indonesia, bukan Indon. Indonesia is Indonesia. Dan setelah saya sebut itu lawan bicara kita jadi hormat," ujarnya. | MERDEKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar