Front Pembela Islam (FPI) Tasikmalaya menegaskan tidak terlibat dalam
perusakan masjid Ahmadiyah di Tenjowaringin dan Singaparna, Kabupaten
Tasikmalaya. Hal ini dikatakan, Ketua FPI Tasikmalaya, Ust.Acep Sopyan, Ahad malam 5 Mei 2013.
"FPI tidak terlibat. Seandainya ada anggota FPI (terlibat) tapi atas
nama pribadi, itu hak mereka. Tapi secara organisatoris FPI tidak
terlibat," kata Ust.Acep.
Mengenai tudingan Kapolda Jawa Barat yang
mengatakan FPI dibalik aksi penyerangan, Ust.Acep mempersilakannya. Namun
dia menegaskan, FPI Tasik tidak ikut campur dalam perusakan masjid itu.
"Kalau baru dugaan atau tudingan silakan saja. FPI sudah biasa dituding,
sudah biasa dikait-kaitkan," kata dia.
Ust.Acep mengatakan, FPI
Tasikmalaya sudah maksimal menciptakan kondusifitas di Tasikmalaya. FPI,
kata dia, bekerjasama dengan polisi menciptakan kondusifitas di
Tasikmalaya.
"Saat ini, FPI sedang enjoy dengan program dakwah
di Tenjowaringin," terang dia. Dengan berdakwah, kata dia, sebanyak 700
jemaah Ahmadiyah telah masuk Islam.
Acep menerangkan, Kapolres
Tasikmalaya dan Kasat Intel sudah negosiasi dengan pihak Ahmadiyah agar
menutup acara pengajian pada Jumat sore, 3 Mei 2013. Namun pada Jumat
malam, pihak Ahmadiyah membuka kembali pengajian itu.
"Ahmadiyah ngeyel, kalau ngeyel ya massa bergerak. Tapi jangan kambing hitamkan FPI," tegas Ust.Acep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar