Swit swiw! Ngomongin cinta lagi deh. Yup, kata “cinta” punya daya
magnet yang luar biasa. Menarik orang untuk ngejadiin “cinta” jadi topik
obrolan senantiasa. Daya pikatnya bikin orang jadi ngerasa hambar
ngejalanin hidup tanpa kata itu di kehidupannya. Singkatnya, “cinta”
bikin hidup lebih hidup. Tapi, bener nggak ya cinta bikin hidup lebih
hidup? Atau malah bikin hidup jadi redup?
Aplikasi cinta pun bertebaran. Yang paling jelas dan marak keliatan
ya dengan pacaran. Hari gini nggak pacaran dianggap kutukan. Status
jomblo di saat umur masih belasan atau baru di kepala dua dianggap
tragedi sosial yang paling menyeramkan.
Cinta, gue lakuin apa aja
Karena hidup itu harus diwarnai cinta, maka banyak orang yang
berusaha untuk menggapainya. Cinta emang rasa yang secara fitrah
diadakan Allah Swt. bagi tiap manusia. Sayangnya nggak semua milih jalan
yang bener. Demi meraih cinta dan atas nama cinta banyak orang
(termasuk cewek) rela ngelakuin apa aja.
Ada cewek yang selalu wara-wiri di depan kelas cowok inceran untuk
bisa dapat respon dan sinyal yang diharapkan. “Eh, itu anak kelas berapa
sih?” Gitu kira-kira respon cowok yang diharapkan muncul. Dari respon
yang begitu pengennya sih cowok tersebut bakal tanya-tanya lebih banyak
en akhirnya mereka bisa makin akrab lalu bisa jadian deh.
Kalau urusannya cuma wara-wiri beberapa ratus kali di depan cowok
gebetan paling kaki aja yang pegel-pegel. Kalo ngebeliin sesuatu paling
tekornya cuma di kantong. Tetep rugi sih, tapi ruginya bakal lebih
menjadi-jadi kalau ternyata yang harus dikorbanin lebih dari semua yang
tadi.
Demi meraih cinta atau bahkan sekedar status pacaran, banyak cewek
yang terjebak untuk rela diapaian aja en kasih apapun yang mereka miliki
termasuk keperawanan mereka.
Katanya sih karena cinta itu butuh pengorbanan so wajar aja kalo
bentuk-bentuk pengorbanan mesti dilakukan. Sekadar mau dicium atau
dipegang-pegang tangan katanya sih udah jadi hal lazim emang kudu
dilakuin. Yang penting bisa tahan diri nggak ngelakuin hubungan
suami-istri. Heh? Sumpe lu bisa nahan diri? Ujung-ujungnya banyak tuh
yang akhirnya ngelakuin zina. Keperawanan akhirnya tergadaikan demi
cinta prematur, cinta ngawur!
Tragedi tuh! Tragedi besar untuk hidup seorang cewek kalau sampai
keperawanan hilang disambar pacar atau yang baru mau jadi pacar. Harga
diri terbesar diruntuhkan dengan cara obralan. Nggak banget!
Cinta satu malam
Cinta satu malam bukan sekedar judul dan lirik lagu. Tipe kayak gitu
udah marak terjadi di negeri ini. Cuma karena ingin memuaskan nafsu,
cinta satu malam pun diburu. Cinta? Ah itu sih kata madu tapi sejatinya
isinya racun nomor satu! Mana ada cinta sesungguhnya yang hadir satu
malam terus begitu aja ditinggal, dilupakan. Celakanya para cewek mau
aja lagi jadi bagian cinta satu malam! Waduh! Padahal yang ada cuma
kerugian besar. Cinta kok diobral!
Tapi kenyataan itu emang yang sedang banyak bertebaran, terutama di
kota-kota besar. Transaksi cinta dijalankan. Jual murah bakal laku
keras. Yang jual mahal bakal dijadiin bahan olok-olokan alias diejek
sebagai makhluk purba, ketinggalan jaman.
Sayangnya nggak banyak cewek yang sadar kalau yang mereka jalanin
selama ini adalah ngobral perasaan, ngobral hati, ngobral harga diri.
Cinta udah bikin buta!
Cinta itu mahal
Cinta, rasa itu dihadirkan oleh Allah Ta’ala sebagai anugerah.
Sebagai sebuah anugerah, mestinya rasa itu dijaga dengan sangat baik,
dengan sangat hati-hati. Karena anugerah itu mahal, Sis! Tak ternilai
jika ada yang mau menukarnya dengan apapun yang ada di dunia. Nggak
kebayang gimana sesorang bisa hidup tanpa cinta. Bisa jadi orang yang
kayak gitu hidupnya cuma diisi kesedihan, kehampaan. Dia cuma
memperlihatkan kebencian bahkan kebengisan.
Begitu berharganya cinta sehingga seharusnya cinta nggak diobral atau
bahkan digadai cuma-cuma. Jangan! Kita seharusnya bisa jaga cinta itu
dengan apa yang Allah mau, dengan cara yang Allah suka, sehingga
indahnya cinta bisa tetap terjaga, binarnya tetap bisa terpelihara. Cara
yang Allah suka seperti apa? Ini dia:
Pertama, jauhi aktivitas yang mendekati zina. Allah Swt. sebagai
pencipta manusia pastinya persis tahu kelebihan dan keterbatasan yang
dimilikinya, termasuk dalam urusan syahwat. Allah udah jelas kasih warning
ke kita soal gimana kita bisa terjaga dari cinta dangkal yang berujung
maksiat besar bernama zina. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa [17]: 32)
Tuh kan! Udah jelas Allah melarang kita untuk mendekati zina, dan
pacaran itu tempat yang paling subur untuk aktivitas maksiat kayak gitu.
Mulai dari sekadar pegangan tangan, terus merembet ke kissing, setelah itu dosa besar pun tak terhindarkan.
Kalau kita pengen cinta yang kita punya tetap cinta yang penuh
anugerah ya harus bersih dari segala bentuk perilaku yang nyerempet
zina. Tutup peluang nafsu syahwat untuk muncul dan menjerumuskan kita.
Jangan pernah nantangin apa yang Allah udah warning.
Kedua, bekali diri dengan tsaqofah Islam. Supaya kita nggak salah
jalan, bisa milih jalan yang tepat yang mana, pastinya kudu punya guidance
alias tuntunan yang valid. Buat muslim nggak ada tuntunan yang lebih
baik dan valid selain al-Quran dan sunnah Rasulullah saw.. Nah, untuk
bisa memahami perintah dan larangan apa yang mana aja yang terkandung di
dalamnya, kita kudu mau menggalinya, mempelajarinya. Nabi saw.
bersabda: “Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Setiap kebaikan itu jalannya pasti berliku, Sis. Nggak gampang untuk
nentuin skala prioritas yang “berbau pahala dan surga”. Hari gini gitu
loh! Di tengah godaan kapitalisme yang membombardir, rasanya bikin
jadwal ngaji jadi hal yang mubazir. Di tengah buaian hedonisme yang
menghanyutkan, tekad untuk jadi muslimah cerdas dan peduli jadi gampang
pudar lagi. Tapi, kita kudu kuat en tahan banting ngadepin itu semua.
Biar kita selamat dan binar cinta sesungguhnya bisa kita dapat.
Ketiga, pilih-pilih temen gaul yang satu visi dan tujuan. Jalan
terjal menuju kebenaran akan jadi ringan ditapaki kalau kita nggak
sendiri. Ada sahabat yang bisa dijadikan andalan kala kita butuh
masukan, nasihat. Ada kawan yang dengan segala ketulusan mau
mengingatkan. Orang-orang yang seperti itu yang seharusnya bisa dipilih
untuk jadi partner kita dalam memperbaiki diri. Orang-orang yang bisa
jadi cermin buat kita. Bisa bikin kita dengan jelas ngeliat gimana diri
kita sebenarnya. Syaratnya: 1. Sama-sama muslimah, 2. Tsaqofahnya oke.
3. Kepribadiannya juga oke.
Rasulullah saw. bersabda:”Seorang mukmin adalah cermin mukmin
yang lain. Seorang mukmin adalah saudara mukmin yang lain, di mana saja
ia bertemu dengannya, ia akan mencegah tindakan mencemari kehormatan
saudaranya dan akan melindunginya dari baliknya.” (HR Abu Dawud dan Bukhari)
Cinta yang sebenarnya
Imam Bukhari meriwayatkan di shahihnya dari hadist Anas bin Malik
r.a. Dia berkata: “Rasulullah saw. bersabda tentang apa yang beliau
riwayatkan dari Rabnya. Dia berfirman : ‘….Jika Aku mencintainya,
maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar. Aku
menjadi matanya yang ia gunakan untuk memandang. Aku menjadi tangannya
yang ia gunakan untuk memegang. Aku menjadi kakinya yang ia gunakan
untuk berjalan. DenganKu ia mendengar, denganKu dia memandang, denganKu
dia memegang, denganKu dia berjalan. Seandainya ia meminta kepada Ku,
niscaya Aku benar-benar memberikan kepadanya permintaanya, dan
seandainya dia berlindung kepada Ku, niscaya Aku benar-benar
melindunginya….”
Dari Anas r.a., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:”Ada tiga
perkara, siapa saja yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman.
Yaitu orang yang mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lainnya,
orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan orang yang tidak
suka kembali kepada kukufuran sebagaimana dia tidak suka dilemparkan ke
neraka.” (Mutafaq ‘alaih)
‘Kembang peradaban’
Peradaban manusia akan terus ada jika generasi pengganti secara
konsisten lahir. Nggak mungkin generasi baru akan lahir jika bukan
karena pertaruhan nyawa para wanita ketika melahirkan mereka. Dan,
peradaban tersebut akan menjadi peradaban yang agung dan mulia jika
generasi itu dilahirkan dan dididik oleh para wanita yang agung dan
mulia pula.
Amanah besar itu diberikan oleh Allah kepada kita para kaum hawa.
Untuk yang remaja bukan hal yang tabu untuk mulai berpikir dan merenungi
hal ini.
Coba aja bayangin kalo sebagaian besar para cewek yang notabene calon
ibu ternyata adalah para cewek yang gampang ngobral rasa cinta sehingga
gampang dipermainkan. Aktivitas free sex jadi bukan hal yang aib yang
mesti dijauhi benar-benar. Generasi macam apa yang bakal lahir dari para
cewek kayak gitu? Generasi rusak. Peradaban yang ada pun peradaban
rusak. Na’udzubillahi min dzalik.
Peran kaum hawa nggak bisa dianggap enteng. Di tangan kitalah kemuliaan itu bisa terpelihara. Makanya, bersegera yuk upgrade
level ketaatan kita kepada Allah dan Rasulullah saw.. Ketaatan yang
niscaya bakal membawa kita kepada cinta sesungguhnya. Ketaatan yang
pastinya bakal menjadikan kita makhluk Allah yang sebenar-benarnya mulia
yang ikut berperan menghadirkan kembali peradaban yang mulia. Jadilah
‘kembang peradaban’. Insya Allah. [nafiisahfb|http://nafiisahfb.co.cc]
http://www.gaulislam.com/cinta-kok-diobral
Tidak ada komentar:
Posting Komentar