data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Kamis, 05 Juli 2012

Zionisme dan Propaganda Adu Domba.

Zionisme punya berbagai cara untuk melemahkan Islam. Dari cara-cara yang terlihat kasar, sampai pada misi-misi halus yang bertujuan memberangus Islam sampai ke akar-akarnya. Di Indonesia, konfrontasi secara fisik masih dianggap tak memungkinkan, mengingat kekuatan yang begitu besar dari umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di negeri ini. Karena itu, digunakan cara-cara lain untuk memberangus gerakan Islam, diantaranya lewat politik pecah belah dan adu domba (divide et impera) serta fitnah membabi buta lewat stigmatisasi buruk terhadap kelompok Islam.

Karena itu, dibuatlah produk-produk fitnah untuk meraup dollar. Jika dulu dikampanyekan isu bahaya ideologi trans-nasional, wahabisasi global, Islam garis keras, fundamentalisme Islam, dan lain-lain, kini dibuatlah merk dagang baru sebagai proyek jualan mereka: Deradikalisasi! Selain ngasong keliling ke berbagai daerah, proyek deradikalisasi ini juga mendapat dukungan tak langsung dari hasil ‘riset bodong’ tentang peta kelompok radikal yang dirilis ke publik oleh LSM liberal, SETARA Institute.

Kelompok liberal di Indonesia bisa dibilang ’’gagal’’ dalam mengasong virus ’’Sepilis’’ ke tengah-tengah umat. Agar kantong tak cekak dari kucuran dollar, mereka mulai mengusung proyek baru ’’de-radikalisasi’’. Cita-cita mulia tentang Khilafah dan penegakkan syariat Islam disamakan dengan aksi terorisme yang mesti diberangus. Sebuah proyek Zionisme yang sudah dicanangkan sejak berabad-abad lalu.

Untuk meraih simpati masyarakat, proyek ’’deradikalisasi’’ dikampanyekan sebagai upaya menanggulangi bahaya terorisme dengan melibatkan unsur-unsur dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Belakangan terbukti, proyek ’’deradikalisasi’’ tak lebih dari upaya ’’de-islamisasi’’ karena menyebut berbagai aksi terorisme dengan tujuan mendirikan negara Islam, khilafah Islamiyah, dan penegakkan syariat Islam seperti pernyataan Kepala BNPT Ansyaad Mbai. Proyek deradikalisasi dan riset bodong SETARA Institute seperti badai fitnah yang diarahkan kepada kelompok Islam.

Sebelumnya, kelompok liberal juga mengampanyekan propaganda fitnah dan adu domba dengan merilis buku “Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia” Buku ini terbit atas sponsor LSM-LSM liberal yang selama ini dikenal sebagai “organisasi tadah hujan”, yaitu mereka yang bekerja by order demi kucuran dollar untuk memojokkan kelompok Islam. Mereka adalah Gerakan Bhineka Tunggal Ika, The Wahid Institute, Ma’arif Institute, dan sebuah LSM yang selama ini kerap mengampanyekan kepentingan Zionisme Internasional, Liberal for All (LibForAll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar