data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Jumat, 13 Juli 2012

Bela Muslim Rohingya, Massa FUI Kepung Kedubes Myanmar.

Kebiadaban junta militer dan kaum Budha di Myanmar terhadap Muslim Rohingya mengundang kecaman umat Islam Indonesia. Sebagai bentuk solidaritas, Forum Umat Islam (FUI), gabungan berbagai ormas Islam di Indonesia, mengepung Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta. Sekitar seribu orang massa FUI menutup ruas Jalan KH Agus Salim, Gandaria, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/7/2012).

"Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kita terhadap Muslim Rohingya yang dibantai kaum Budha dan junta militer Myanmar," kata pengurus FUI Ustadz Bernard Abdul Jabbar dalam orasinya di depan Kedubes Myanmar.


Umat Islam Indonesia, lanjut Ustadz Bernard, adalah bagian dari umat Islam Rohingya. Sebab sesama Muslim adalah bersaudara. "Jika mereka dibantai, maka kita umat Islam yang ada di Indonesia juga akan melakukan pembelaan," katanya.


Kurang lebih tiga puluh menit massa FUI berada di depan Kedubes Myanmar. Setelah aparat kepolisian melakukan negoisasi, sejumlah tokoh FUI akhirnya diterima masuk ke dalam kantor Kedubes.

Delegasi FUI, diantaranya Sekjen KH Muhammad Al Khaththath, Ustad Bernard Abdul Jabbar, Sekjen FPI KH A Shobri Lubis, Wasekjen FPI KH Awit Masyhuri, Ketua DPD FPI Jakarta Habib Selon, dan beberapa orang lainnya diterima Wakil Dubes Myanmar untuk Indonesia.


Dalam pernyataannya, FUI tegas mengutuk pembantaian, penindasan, penyiksaan, pemerkosaan, perampasan dan penangkapan terhadap kaum muslimin Rohingya oleh warga dan tentara Myanmar. Tindakan itu dinilai FUI merupakan tindakan diskriminatif. "Pembasmian etnis
(genocide) terhadap kaum muslim Rohingya harus dihentikan," kata Ustadz Al Khaththath.

FUI juga menuntut Pemerintah Junta Militer Myanmar agar segera menghentikan pembantaian dan segala kebiadaban warga maupun tentara Myanmar dan memberikan perlindungan serta hak-hak hidup dan beragama kaum muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar.


FPI Akan Masuk Myanmar


Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD FPI Jakarta, Habib Selon, membawa dan menunjukkan sejumlah paspor aktivis FPI yan akan dimintakan visa untuk dapat masuk ke Myanmar. "Ini paspor yang akan kita mintakan visa agar relawan kita bisa masuk (Myanmar)," katanya.


Myanmar adalah satu-satunya negara ASEAN yang untuk memasukinya masih diwajibkan menggunakan visa. Padahal negara ASEAN lainnya sudah tidak memerlukan visa. Sayang, seusai bertemu pejabat Kedutaan Myanmar, Habib Selon mengatakan bahwa upayanya gagal. "Kedubes Myanmar belum mau memberikan visa", kata Habib Selon.

Meski demikian, dalam kesempatan lain tetap akan dicoba agar relawan bisa masuk ke Myanmar membantu Muslim Rohingya.


Dalam aksi FUI Jumat sore, Kedubes Myanmar dijaga ketat aparat kepolisian. Ada sekitar lima puluh polisi berjaga di gerbang kantor Kedubes. Meskipun aksi FUI adalah aksi yang dilakukan secara damai.


Sebelum ke Kedubes Myanmar, massa FUI berkumpul di Bunderan HI. Selain Kedubes Myanmar mereka juga mendatangi kantor perwakilan PBB di Menara Thamrin dan Kedubes Suriah di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar