Fakta
membuktikan bahwa demokrasi telah menciptakan kehancuran di banyak
negeri. Demokrasi telah menciptakan sistem korup di seantero dunia.
Demokrasi telah menebarkan persaingan dan perebutan kekuasaan. Demokrasi
telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai negara.
Demokrasi adalah monster yang telah melahirkan diktator-diktator kelas
dunia. Begitulah demokrasi, dimana-mana menciptakan kebingungan dan
kesemrawutan, bahkan kegilaan. Itulah sebabnya, kini Demokrasi
diplesetkan menjadi Democrazy.
DEMOCRAZY SISTEM
Democrazy
Voting. Di negara Democrazy, "monyet" boleh jadi Presiden asal
disetujui suara terbanyak. Homosex dan Lesbi boleh kawin resmi asal
disetujui suara terbanyak. Ganja dan Narkoba boleh diperjual-belikan
asal disetujui suara terbanyak. Agama boleh dihina dan dinodai asal
disetujui suara terbanyak. Apa saja boleh, termasuk mengaku sebagai Nabi
atau Malaikat, bahkan sebagai Tuhan sekali pun, asal disetujui suara
terbanyak.
Democrazy
Politik. Dengan dalih persamaan hak dan kewajiban, suara Ulama dan
suara pelacur sama, suara cendikiawan dan suara si pandir sama, suara
pejuang dan suara pecundang sama, suara pahlawan dan suara bajingan
sama. Dan dengan dalih musyawarah, yang halal bisa diharamkan dan yang
haram bisa dihalalkan.
Democrazy
Kebhinnekaan. Atas nama kebhinnekaan, aliran sesat di-anggap kebebasan
beragama, penodaan agama dianggap hak berekspresi, penyelewengan
dianggap perbedaan, kejahatan pemikiran disebut kegenitan pemikiran, dan
pemurtadan dikatagorikan sebagai pilihan beragama. Sebaliknya, membela
agama dengan tegas dianggap radikalisme, menjalankan ajaran agama dengan
istiqomah disebut puritanisme, berjihad di jalan Allah SWT divonis
terorisme.
DEMOCRAZY EKONOMI
Democrazy
Kesenjangan. Di negeri democrazy sosialis, konon katanya pajak rendah
tapi cari uang sulit. Di negeri democrazy kapitalis, konon katanya cari
uang mudah tapi pajak selangit. Di Indonesia yang konon katanya
ikut-ikutan berdemocrazy ria, kenyataannya cari uang susah dan pajak
menggigit, serta cari kerja payah dan pajak pahit. Namun yang pasti di
semua negara democrazy, sosialis mau pun kapitalis, yang kaya makin
kaya, yang miskin makin miskin.
Democrazy
Pemiskinan. Indonesia negara agraris dengan tanah yang sangat subur,
tapi anehnya wortel, kentang dan sayuran serta buah-buahan import.
Indonesia negara maritim dengan lautan yang luas, tapi anehnya garam dan
ikan pun import. Indonesia punya gas dan minyak bumi serta minyak
langit (sawit) yang melimpah ruah, tapi anehnya rak-yat harus membayar
mahal untuk mendapatkannya. Akhirnya, rakyat Indonesia dipaksa menjadi
tikus yang mati kelaparan di lumbung padi.
DEMOCRAZY HUKUM
Democrazy
Keadilan. Di Arab koruptor dipotong tangan, dan di China koruptor
dipotong kepala, sedang di Indonesia koruptor dipotong masa tahanan. Di
Jepang menteri salah mundur, sedang di Indonesia menteri biar salah asal
pantang mundur. Wong Cilik terpaksa mencuri dijebloskan ke bui, sedang
Koruptor serakah merampok negara dijadikan ATM pribadi. Pencuri dua buah
coklat diadili dan pencuri sebuah semangka dipenjara, sedang perampok
uang rakyat dan negara trilyunan rupiah tenang-tenang saja di "istana".
Democrazy
Diskriminasi. Di Indonesia Ulama Istiqomah dicurigai, sedang Pejabat
Korup dilayani. Pesantren digeledah, sedang Diskotik dijaga. Masjid
diawasi, sedang markas aliran sesat dilindungi. Jika
anggota Ormas Islam bersalah maka itu mutlak kesalahan organisasi,
sedang jika anggota Partai Politik atau Pejabat Pemerintah bersalah maka
itu sekedar kesalahan oknum. Jika massa suatu Ormas Islam Menghancurkan
botol minuman keras maka divonis anarkis dan dituntut untuk dibubarkan.
Sedang jika massa suatu Partai Politik membakar kantor Bupati, merusak
gedung DPRD, bahkan membunuh ketua DPRD, maka dinilai hanya sebagai
dinamika democrazy.
DEMOCRAZY SOSIAL BUDAYA
Democrazy
gaya hidup. Kini di Indonesia mulai ada gerakan yang menilai Polygami
sebagai sesuatu yang menjijikkan, sedang perselingkuhan dijadikan gaya
hidup. Pejabat berpolygami di-pecat dari jabatannya, sedang pejabat
selingkuh tidak ada sanksi. Wanita berusia 12 tahun tapi sudah
menstruasi (bali-ghoh / dewasa) menikah jadi masalah, sehingga Komnas
HAM Anak pun turun tangan teriak-teriak seantero negeri, sedang banyak
wanita lain yang seusia ramai-ramai jadi pelacur tak dipermasalahkan,
bahkan bungkam seribu baha-sa.
Democrazy
adat dan tradisi. Perempuan berjilbab dinilai meresahkan, sedang
perempuan telanjang dijadikan adat yang menyenangkan. Kyai polygami
membuat presiden marah-marah, sedang pejabat berzina Presiden tenang
saja. Tradisi rakyat membela yang benar berubah menjadi membela yang
bayar. Tradisi merendahkan pelacur dengan istilah hina seperti "cabo"
dan "lonte", diubah menjadi "tradisi" memuliakan pelacuran sebagai
"pekerjaan" dengan istilah pekerja sex komersial (PSK). Jika pelacur
sudah disebut "pekerja sex komersial", nanti jangan-jangan isteri
disebut "pekerja sex non komer-sial".
Democrazy
seni dan budaya. Masyarakat yang belum berbusana mestinya dibusanakan,
dan yang belum berpendidikan mestinya dididik, sehingga yang belum
berperadaban menjadi berperadaban. Nyatanya, di Indonesia masyarakat
tanpa busana dijaga agar tetap tak berbusana, dan yang belum
berpendidikan dijaga agar tetap tidak terdidik, dengan dalih
"pelestarian budaya" dan "menjaga kebhinnekaan". Ada Bupati di
Purwakarta - Jawa Barat buat patung dengan dalih da'wah mengikuti cara
Walisongo. Padahal, Walisongo meng-gunakan seni untuk membawa umat dari
alam pewayangan kepada alam Islam, sedang Sang Bupati membawa umat dari
alam Islam kepada alam pewayangan. Ada lagi serombongan seniman yang
mempropagandakan foto bugil sebagai karya seni.
DEMOCRAZY TRANSNASIONAL
Democrazy
transnasional. Di dunia internasional, jika Amerika Serikat dan
sekutunya menyerang negeri Islam, maka itu adalah kebenaran, sedang jika
umat Islam berjuang membela diri me-lakukan perlawanan maka itu adalah
suatu kesalahan. Tatkala Obama berteriak akan membunuh Usamah maka itu
adalah kebijakan, sedang tatkala Usamah berteriak akan membunuh Obama
maka itu adalah kejahatan. Kebiadaban AS di Iraq dan Afghanistan, Israel di Palestina, China
di Xinjiang, India di Kashmir, Rusia di Chechnya,Thailand di Patani,
Philipina di Mindanau, Myanmar di Rohingya, itu semua disebut upaya
melindungi keselamatan negara, bahkan dunia, sedang saat pejuang muslim
melakukan perlawanan terhadap kebiadaban mereka di negeri-negeri
tersebut, semuanya disebut teroris.
AYO, TINGGALKAN DEMOCRAZY
Setelah
pemaparan di atas, maka pantaskah seorang muslim mengadopsi sistem yang
sudah edan dan gila tersebut? Layakkah seorang muslim menggandrungi dan
mengidolakan sistem rusak dan bejat macam itu? Patutkah seorang muslim
menjual dirinya kepada sistem super jahiliyah yang telah terbukti
kebobrokannya?
Oleh
karena itulah, penulis mengajak dan menyerukan segenap umat Islam :
Ayo, telanjangi dan arak keliling dunia kebobrokan Democrazy. Ayo, kasih
tahu rakyat di semua lapisan masyarakat tentang bejat dan bahayanya
Democrazy. Ayo, jauhkan umat Islam dari kezaliman Democrazy. Ayo,
jadikan Democrazy sebagai sesuatu yang menjijikkan. Ayo, tinggalkan
Democrazy !
Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !
Penulis: Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar