Galau, gelisah, gundah, bete, nggak mood, futur de el el. Semua kita
mungkin pernah merasakan hal ini. Tapi tahukah kita kenapa hal itu bisa
terjadi pada diri kita. Kenapa kita yang tadinya punya hamasah, energik
and spirit tiba-tiba dilanda oleh kefuturan atau bahasa anak muda
sekarang “galau”. Why?
Apalagi menjelang ujian termin dua ini kita
benar-benar membutuhkan semangat baja untuk menaklukkan muqarrar.
Sebenarnya galau atau futur itu biasa. Yang penting kata Rasul tidak
jatuh ke dalam kemaksiatan. Karena banyak orang yang merasa galau lalu
untuk mengobati galaunya itu ia pergi ke tempat-tempat maksiat.
Na’udzubillah deh.
Nah, maka sebab itu perlu bagi kita untuk
mengetahui apa aja yang bisa membuat kita jadi galau bin futur.
Mudah-mudahan dengan mengetahui asbab dari galau tersebut kita bisa
meng-ilaj dengan segera sehingga bisa kembali melakukan aktivitas dengan semangat. Yuk, kita simak yang bisa bikin kita galau!
Pertama:
Berlebihan dalam din. Artinya kita tidak terlalu berlebihan dalam suatu
jenis amal sehingga mengabaikan amal-amal lainnya. Contohnya nih,
ketika kita berazzam untuk bisa shalat tahajjud tiap malam. Okelah
minggu pertama misi kita berjalan dengan baik, selanjutnya kita malah
K’O di tengah jalan. Nah, sebaiknya kita tidak terlalu memaksakan diri.
Tapi cobalah secara bertahap, dua kali seminggu. Kalau yang sudah ini
berjalan dengan mantab. Insya Allah ke depannya bisa ditingkatkan.
Rasul Saw bersabda: Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan (HR. Muslim)
Karena itu, amal yang disukai oleh Allah adalah amal yang sedikit tapi kontinyu. Setuju…
Kedua:
Berlebihan dalam yang mubah. Dalam kaidah ushul fiqih kita tahu bahwa
hukum dari segala sesuatu adalah mubah. Tapi keseringan dalam hal mubah
bisa bikin kita jadi futur loh. For example Facebook-an melulu sehingga
melalaikan kewajiban. Atau dunianya hanya bola saja. Setiap hari yang ia
ikuti hanya bola. Pagi main bola, siang entar main
pe-es bola, malamnya nonton bola. Yha semua waktunya habis dengan si
bola. Bukan berarti saya mengharamkan main bola. Tapi sesuai dengan
kadarnya. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk riyadhah sehingga
menjaga kesehatan. Karena sebaik-baik urusan adalah aushotuha. Tul
nggak?
Ketiga: Memisahkan diri dari jama’ah. Nah loh, jama’ah
apaan nih? Eitss…tunggu dulu bro. Rasulullah saw memerintahkan untuk
kita berjamaah “Alaykum bil jama’ah”. Dulu ada khilafah islamiyah tempat
menyatukan kaum muslimin. Sekarang karena khilafah Islamiyah nggak ada
maka kita dianjurkan untuk bergabung dalam jama’ah minal muslimin.
Apapun jama’ah dan harakahnya yang penting tujuannya sama yaitu untuk li
i’la kalimatillah. Sebab dengan berjama’ah kita akan lebih terjaga dari
godaan syetan “Faiina syaithona ma’al wahid”.
Sedangkan tanpa
jama’ah seseorang bisa terperangkap kepada kebosanan yang terjadi akibat
kerutinan. Karena itu Imam Ali berkata: Sekeruh-keruh hidup berjama’ah
itu lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.
Keempat: Sedikit
mengingat akhirat. Yap, karena kita sudah terlalu banyak dilalaikan
dengan hal yang mubah maka sangat jarang kita mengingat akhirat. Dengan
mengingat akhirat kita menjadi terpacu untuk beramal, sebaliknya orang
yang lupa dengan kehidupan akhirat akan mudah loyo dan galau.
Kelima:
Melalaikan amalan siang dan malam. Melaksanakan ibadah secara tekun
akan membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Karena
setiap ibadah yang kita lakukan adalah ibarat bahan bakar yang selalu
memacu kita untuk selalu bersemangat. Dengan kata lain orang yang sering
melalaikan ibadah akan mudah terjerumus ke dalam kefuturan. So, dari
sekarang kalo pengen nggak galau ya ibadah solusinya :)
Keenam:
Tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan. Ini dia yang sering
membuat kita “jatuh”. Sudah menjadi sunnatullah bahwa kehidupan ini
akan penuh dengan tantangan. Maka kita harus punya persiapan dan mental
yang kuat dalam menghadapi segalanya. Seperti yang pernah saya tulis
dalam catatan sebelumnya tentang “Bereskan Urusanmu Dengan Allah, Lalu
Biarkan Ia Membereskan Urusanmu”.
Ketujuh: Bersahabat dengan
orang-orang lemah. Bi’ah sangat mempengaruhi sekali dalam hidup kita.
Berteman dengan orang-orang lemah semangatnya terkadang juga membuat
kita menjadi lemah. Seharusnya kitalah yang menjadi cahaya spirit bagi
kawan-kawan kita yang lemah. Bukan berarti kita menjauhi mereka.
Makanya
Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang atas diri sahabatnya, maka lihatlah
dengan siapa ia berteman.” Nggak heran, kalo orang bejat yah temannya
sama-sama bejatlah, kalo orang saleh, temannya juga pada saleh insya
Allah. Seiring dengan firman Allah Atthoyyibin lit thoyyibat,
orang-orang baik itu jodohnya yah buat yang baik-baik juga :)
Itulah
beberapa asbabul galau yang sering bikin kita jadi “nggak jelas”.
Mudah-mudahan dengan mengetahui asbab nya kita jadi gampang untuk
bangkit kembali. Karena umat membutuhkan ar rijal al qowi untuk kembali
menegakkan Islam di muka bumi Allah. Insya Allah…Hasbunallah wa ni’mal
wakil ni’mal maula wa ni’ma nashir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar