Anggota Komisi Fatwa dan pengkajian MUI, Ustadz Fahmi Salim,
ternyata mengalami hal yang sama dengan pengurus DPP FPI KH Misbahul
Anam yang dilarang menggunakan sarung saat berada di ruang makan Hotel
Hotel Golden Boutique yang berlokasi di dekat Kemayoran, Jakarta.
"Kasus sarungan itu juga saya alami sendiri dalam acara yang sama
dengan FPI waktu itu. Tapi, mungkin saya lebih awal makan sampai saya
balik ke kamar lagi ganti celana," Kata Ustadz Fahmi kepada arrahmah.com, Jakarta, Sabtu (7/7).
Peristiwa tersebut menurutnya, terjadi saat menjadi tamu undangan
Ditjen Kesbangpol Kemendagri dalam sarasehan dan dialog ulama dan tokoh
ormas Islam yang mengambil tajuk kerukunan agama dan evaluasi SKB
Menteri no 3 tahun 2008 tentang pelarangan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Lanjut Wasekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
ini, ia pun merasa heran dengan prosedur Hotel Boutiqe yang
memarginalkan budaya nasional.
"Ya saya merasa aneh di negeri Pancasila dan Muslim terbesar ini kok
ada tindakan diskriminatif seperti itu, malah saya dilihatkan palang
petunjuk gambar sarung dicoret silang merah. Padahal Sarung dan kopian
kan salah satu pakaian nasional" ujarnya.
Seharusnya, menurut, ustadz Fahmi, pihak Hotel menerapkan standar
nasional bukan standar Internasional. "atau kalau tetap memakai standar
Internasional harus tetap menghargai pakaian nasional kita tanpa harus
mendiskriminasi" tegasnya.
Namun, ungkap Ustadz Fahmi, jika sikap Hotel Boutique tidak mau
memberikan respek terhadap budaya nasional Indonesia. Jelas sikap
tersebut melukai perasaan dirinya. Karena Hotel telah melakukan
diskriminasi terhadap pakaian Nasional yanglebih sopan dari pakaian yang
digunakan pengunjung lainnya." Kalau tidak seperti itu jelas saya
tersinggung. Masak yang pakai rok pendek atau laki-laki menggunakan
celana pendek boleh masuk ke ruang Buffe Hotel, sementara yang
berpakaian rapih tidak boleh? Lontarnya.
Ia pun meminta kepada pemerintah DKI Jakarta dan dinas terkait untuk
bisa menegur dan merubah prosedur yang diskriminatif tersebut.
"Saya harap Gubernur DKI Fauzi Bowo dan Dinas pariwisata menegur
manajemen Hotel dan merubah aturan Diskriminatif yang melukai identitas
Nasional kita" pungkas Ustadz Fahmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar