Front
Pembela Islam (FPI) Kota Depok meminta Wali Kota Depok membongkar
beberapa tempat maksiat di Kota Depok. FPI memberi waktu tiga hari untuk
membongkar tempat tersebut, terhitung mulai hari ini, Senin, 2 Juli
2012.
Wilayah
perbatasan Bekasi itu memang sudah kerap membuat resah warga sekitar.
Sabtu 30 Juni malam, FPI Bekasi menyatroni lokasi tersebut agar lokasi
yang diduga dijadikan tempat esek–esek itu dibubarkan.
Ketua
FPI Depok Habib Idrus Al Gadhri menegaskan, FPI memberikan batas waktu
agar penertiban tempat mesum di Pondok Rangon tersebut harus
terealisasi dalam waktu tiga hari. “Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail
harus berani menutup lokasi yang diduga sebagai tempat lokalisasi
tersebut,” katanya, usai melakukan dialog dengan wali kota dan Kapolres
di Balaikota, Senin (2/7).
Idrus
khawatir jika tempat tersebut tidak ditutup maka umat Islam bisa
bertindak sendiri. Idrus mengatakan pihaknya sudah lama mendesak pemkot
untuk berani menutup lokasi mesum tersebut yang sudah beroperasi selama
bertahun-tahun. Tempat yang menjajakan prostitusi
pun semakin besar. “Tempat itu seperti Texas, Amerika Serikat dan
terus berkembang, dari 17 lapak, sekarang sudah berkembang menjadi 22
lapak. Warga sekitar juga sudah gerah,” katanya.
Beberapa
tempat yang harus segera dibongkar adalah di Simpangan Depok, Jalan
Raya Bogor. Tempat hiburan itu dinilai sebagai tempat mesum tersembunyi.
“Wali Kota selama ini menutup mata dengan kafe itu,” katanya.
Habib
Idrus berharap pemerintah benar-benar menegakkan aturan, karena tempat
tersebut tidak mempunyai izin, tempat itu sudah keterlaluan menghina
Islam. Apalagi sebentar lagi umat Islam akan memasuki bulan Ramadan. FPI
tidak ingin di bulan yang suci itu kemaksiatan tetap terjadi.
Menanggapi
hal tersebut, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menyatakan
kesediaannya untuk melakukan penertiban bagai tempat-tempat mesum yang
berada di kota Depok. “Baik Pondok Rangon maupun tempat lainnya akan
ditertibkan, itu merupakan salah satu komitmen pemkot untuk lakukannya,”
katanya.
Ia
mengatakan akan menyelesaikannya hanya dalam waktu dua hari, dengan
melibatkan seluruh unsur baik TNI dan Polri. “Hari ini dan besok,
diharapkan ada langkah konkrit, kami libatkan semua unsur, lengkap
komprehensif, semua ada kepolisian, denpom, kodim, semua lintas di dalam
masalah penertiban kita libatkan,” ujarnya.
Sebelumnya
dikabarkan, bahwa Anggota Front Pembela Islam (FPI) Bekasi, H Mursid
menjadi korban penusukan oleh sekelompok preman tak dikenal di Pondok
Rangon, Depok, saat melaksanakan da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar. H
Mursid tertusuk di bagian perut.
Atas
rasa solidaritas itu, FPI Depok mendatangi kantor Wali Kota Depok Nur
Mahmudi Ismail. Mereka merasa hal itu merupakan tanggung jawab Pemkot
Depok sebab daerah tersebut masuk ke dalam batas wilayah Depok.
Lebih
dari 30 anggota Laskar FPI Depok menduduki gedung Balaikota Depok.
Sementara Ketua FPI Depok Habib Idrus Al Gadhri berdialog dengan
Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni, Kepala Satpol PP Gandara
Budiana di ruang Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. “Kejadian Pondok
Rangon Sabtu malam itu menunjukan arogansi kelompok minoritas yang sudah
meresahkan masyarakat dengan adanya tempat prostitusi, sudah melukai
anggota FPI pada Sabtu malam bada Isya, kami datang bukan untuk sweeping
tapi dakwah tapi diserang sekelompok orang,” ujar Kepala Bidang Jihad
FPI Depok Ahmad Yani, Senin (02/06/12).
Yani
menegaskan pihaknya menyerahkan hal itu sepenuhnya secara hukum dan
aturan yang benar. Namun jika tak ditindak tegas, kata dia, FPI
se–Jabodetabek tak akan segan – segan menyerang tempat itu lagi. “Kita
serahkan ke pemerintah untuk menindak mereka. Soal bekingan aparat, kita
tak bisa sebutkan, sudah jadi rahasia umumlah. Kita akan bertindak
dengan cara kita kalau tak digubris pemkot,” tukasnya, seperti dikutip hidayatullah.com.
Atas
peristiwa ini, Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq
syihab menghubungi Kapolda Metro Jaya melalui surat singkatnya untuk
menginformasikan hasil rapat antara DPW FPI Depok dengan Walikota dan
Kapolres terkait penganiayaan dan pembakaran beberapa motor anggota LPI
kepada pihak Polda Metro Jaya. Berikut ini isi pesan singkatnya:
Assalamualaikaum Wr, Wb.
YTH, Kapolda Metro Jaya.
Hasil
rapat hari ini antara DPW FPI Depok dengan Walikota, Kapolres dan
Kasatpol PP tentang Kasus penganiayaan anggota FPI H.Mursid dan
perusakan/ pembakaran 3 motor laskar dan 2 motor lainnya oleh PREMAN
LAPOK TUAK di Kranggan (perbatasan Depok-Bekasi) malam Ahad kemarin:
1.
FPI Depok meminta Pemkot membongkar lokasi tempat ma’siat yang ada di
Depok khususnya wilayah Kranggan dalam tempo 3 hari, dan Alhamdulillah
mendapat respon positif dari Pemkot.
2.
FPI Depok meminta Polres Depok menangkap pelaku penganiayaan thd H
Mursid dan perusak/ pembakar motor laskar dan lainnya, tapi tanggapan
Kapolres masih ABU-ABU. Karenanya, harapan saya kasus ini mendapat
perhatian serius dari Kapolda agar laskar FPI Jabodetabek tidak
bertindak sendiri. Karena Polres Bekasi dan Depok saling lepas tangan,
maka Peristiwa tersebut sudah dilaporkan langsung ke Polda Metro kemarin
oleh FPI Bekasi dan FPI DKI Jakarta. Terima Kasih.
(cc : FPI Jawa Barat, Bogor, Depok, Bekasi dan DKI Jakarta).
Ttd: Habib Rizieq Syihab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar