JAKARTA (VoA-Islam) – Sudah
dipastikan, setiap kali pergantian tahun, kemaksiatan terjadi mana-mana.
Semalam, jelang malam pergantian tahun, puluhan hotel melati di Jakarta
dipenuhi pasangan muda-mudi yang menghabiskan malam. Hampir semua kamar
hotel melati sudah penuh dibooking. Seperti yang terlihat di Hotel
Pharmin dibilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kamar hotel tersebut
sudah penuh dipesan tamu sejak kemarin.
Karyawan Hotel Pharmin yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan,
penghuni hotel didominasi oleh pasangan muda-mudi. Namun, beberapa orang
dewasa juga terlihat memesan kamar. Harga kamar di hotel tersebut juga
melonjak 100 persen. Ada lima jenis kamar hotel, baik yang memakai AC
maupun kipas angin.
"Kamar yang paling bagus kelas A, harganya Rp330 ribu dilengkapi AC
dan TV, ini untuk malam tahun baru, sedangkan pada malam biasa kelas
tersebut hanya Rp165 ribu dilengkapi kipas angin. Kamar yang terendah
adalah kelas E harganya Rp155 ribu kalau hari biasanya Rp77 ribu,"
paparnya.
Sementara itu, sepasang anak muda tampak kecewa ketika mendengar
kamar hotel telah penuh. Dia mengaku beberapa hotel melati yang
didatanginya telah penuh.
Di Purwakarta, puluhan laskar Front
Pembela Islam (FPI) menggelar razia ke sejumlah tempat hiburan karaoke
di Purwakarta,Jawa Barat. Kegiatan ini untuk menangkal praktek
menyimpang menjelang malam pergantian tahun baru.
FPI mensinyalir praktek maksiat dan peredaran miras menjelang malam
pergantian tahun kerap merajalela dan tumbuh subur bak jamur dimusim
hujan. Untuk itu dianggap perlu melakukan sweeping ke sejumlah tempat
yang diduga dijadikan lahan subur kemaksiatan di Purwakarta. Sejumlah
tempat yang ‘disatroni’ massa FPI diantaranya salon kecantikan plus
karaoke di Jl Siliwangi Kel Nagri Tengah, dan tempat karaoke di Jl
Veteran, Kel Cisereuh serta warung menjajakan minuman keras.
Rupanya aksi FPI lebih dulu ‘tercium’ para pengelola tempat hiburan,
sehingga saat massa FPI ‘menyatroni’ tempat hiburan malam tersebut tak
didapati tempat hiburan yang biasanya saban malam buka, pada malam itu
mendadak tutup. Massa FPI pun berorasi didepan tempat tempat hiburan
tersebut agar menghentikan praktek maksiat di kota berjuluk ‘Tasbeh’ .
“Kami tak akan berhenti untuk memerangi praktek kemaksiatan ini. Bila
hari ini anda selamat, esok lusa kami akan mendatangi lagi kesini,”
teriak satu aktifis FPI.
FPI turun ke jalan untuk merazia ke sejumlah tempat hiburan malam. ”
Kami tahu, malam tahun baru kerap dijadikan ajang pesta pora dan
maksiat. Untuk itu kami menganggap perlu merazia kembali karena euforia
malam tahun baru kerap disalah-artikan diantaranya dijadikan ajang hura
hura semalam suntuk,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar