Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus mengontrol media televisi terutama yang menayangkan pornografi dan pornoaksi.
Demikian dikatakan Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama DPP
Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas kepada itoday, Sabtu
(5/1) menanggapi aduan warga ke KPI terhadap tayangan ‘Indonesia
Mencari Bakat 3’ (IMB 3) Trans TV yang menampilkan tarian erotis pole
dance.
Kata Habib Muhsin, KPI harus mempunyai fungsi kontrol
dan pengarah media televisi yang cerdas mendidik beretika menyehatkan
secara intelektual etika sosial dan spiritual.
"Dengan tidak
berfungsinya sebagaimana mestinya akan melahirkan media televisi yang
kontra produktif cenderung merusak akal dan moral bangsa," ujarnya.
Menurut Habib Muhsin, KPI harus lebih proaktif dalam melihat berbagai
media televisi agar tidak menayangkan pornografi dan pornoaksi. "Selama
ini, KPI hanya menerima keluhan masyarakat baru protes ke media
televisi, harus langsung bisa menegur pihak media yang bersangkutan bila
mendapati tayangan pornografi dan pornoaksi," paparnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tayangan di stasiun televisi milik
Chairul Tanjung, TransTV, diprotes warga, karena mempertontonkan
pornografi. Seorang warga bernama Deni Setiawan mengadukan TransTV ke
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait acara ‘Indonesia Mencari Bakat
3’ (IMB 3).
Menurut Deni Setiawan, aksi penari tiang (pole
dance), salah satu peserta wanita di IMB 3, melanggar aturan penyiaran
karena dapat mengundang birahi.
“Salah satu peserta wanita
menampilkan tarian tiang yang fulgar dengan baju yang sangat ketat
sehingga sangat terlihat jelas lekuk tubuhnya. Ditambah dengan gerakan
mengangkang dengan kemaluan menghadap ke depan dan ke atas tanpa sensor,
ini sangat jelas melanggar aturan penyiaran karena dapat mengundang
birahi,” tulis Deni di Pojok Aduan situs resmi KPI.
Deni
mengingatkan, tarian tiang pernah menjadi tarian yang mendapat persepsi
negatif di negara-negara Eropa, karena sering dibawakan di tempat-tempat
yang menjadi sarang prostitusi seperti diskotik, bar dan lainnya.
Terkait dengan hal itu Deni meminta KPI agar bisa menegur pihak yang
terkait dengan tayangan itu.
Tak hanya Deni, seorang penulis
Kompasiana, Evi Cardalola juga sempat membuat tulisan yang mengkritisi
penampilan penari pole dance di IMB. Evi meminta peserta yang
menampilkan pole dance agar dapat menggunakan busana yang lebih
disesuaikan.
Indahkan Teguran FPI, TransTV Tetap Tampilkan Pole Dance Seronok Di IMB 3
Kecaman Front Pembela Islam (FPI) soal tayangan seronok peserta
‘Indonesia Mencari Bakat 3’ (IMB 3) ternyata dianggap angin lalu oleh
stasiun televisi milik Chairul Tanjung, TransTV. Malam ini, Sabtu
(05/01), salah satu peserta IMB 3, Yohanna, tetap tampil dengan pakaian
minim serta gerakan pole dance yang mengundang birahi.
Dalam
acara IMB 3, malam ini, Yohanna tampil dengan tanktop hijau pupus dan
rok mini berwarna hitam mengkilap. Yohanna dengan tanpa beban,
meliuk-liukkan tubuhnya bertumpu pada pole.
Tak hanya itu,
dengan sedikit bercanda dewan juri IMB 3 menanyakan kepada Yohanna,
mengapa kulit Yohanna tidak lecet meskipun berpilin di pole. Salah satu
dewan juri, Addie MS bahkan terkesan memlintir jawaban Yohanna dengan
candaan yang memunculkan persepsi pornografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar