Curah hujan deras yang mengguyur Kota Makassar
sejak Kamis 3 Januari 2013 lalu, mengakibatkan banjir pada sejumlah
kawasan di Kota Makassar. Ketinggian
banjir yang mencapai hampir 2 meter ini, menggugah keprihatinan dari
semua kalangan. Banjir paling parah terletak di Perumnas Antang,
Kecamatan Manggala, terutama di Blok 7, 8, 9 hingga Blok 10.
Pasca banjir akibat luapan Sungai Manggala tersebut, hingga kini masih
ada di sebagian lokasi yang belum surut dan merendam sejumlah wilayah di
empat kabupaten di Sulawesi Selatan, antara lain Kecamatan Manggala,
Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tanah Kukang, dan Kecamatan
Tamanlarea.
Sebanyak ribuan kepala keluarga (KK) di Perumnas
Antang, terutama warga Kampung Nipa-nipa menjadi korban banjir dan harus
diungsikan ke posko-posko penanggulangan bencana yang sudah disiapkan
oleh Pemkot Makassar. Namun, posko induk terletak di Perumnas Antang
Blok 8, tepatnya di Masjid Al Mutaqqin. Hingga kini, uluran tangan hanya
disalurkan Pemerintah Kota Makassar dan Yayasan Kalla. Yang tidak kalah
mendesak, yakni distribusi kebutuhan pokok.
Andi Suhardjo,
salah seorang warga Perumnas Antang Blok 10, mengatakan kepada wartawan,
bantuan kebutuhan pokok berupa makanan sangat mendesak. Pasalnya,
kondisi warga tidak memungkin untuk keluar mencari makanan lantaran
kawasannya terkepung banjir. Akses pun terbatas dan tentu tidak bisa
dilalui kendaraan bermotor. "Yang paling dibutuhkan sembako, di samping
air bersih," ujarnya.
Sementara itu Ketua DPD Front Pembela Islam
(FPI), Sulawesi Selatan, Habib Muhsin Alhabsy mengkoordinir puluhan
relawan FPI bersama LPI dan Hilal Merah untuk menyalurkan bantuan
sembako berupa beras, mie instan dan makanan siap saji serta bantuan
sandang berupa pakaian. Bantuan disebar di 4 titik lokasi antara lain
Pesantren, perkampungan warga dan Kampung Nipa-nipa.
“Front
Pembela Islam (FPI), bersama LPI dan Hilal Merah menyalurkan bantuan
sembako dan pakaian di 4 titik yang terkena banjir bandang di kecamatan
manggala kota makassar”, kata Habib Muhsin kepada redaksi fpi.or.id,
Kamis 27 Shafar 1434/ 10 Januari 2013.
Selain itu, Ketua DPW FPI
Sulawesi Selatan, Ustadz Agus Salim bertugas memimpin pasukan tandhif
(pembersihan) di beberapa lokasi terutama wilayah Pondok Pesantren
Rabbani Makassar, termasuk menyalurkan bantuan berupa alat tulis dan
kasur. “Ustadz Agus salim bersama 50 laskar dikhususkan untuk
membersihkan pondok pesantren Rabbani Makassar yang terletak di dataran
rendah sekaligus menyalurkan bantuan alat tulis dan kasur”, lanjut Habib
Muhsin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar