data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Senin, 21 Januari 2013

Refleksi Bencana Banjir: Air dan Angin adalah Tentara Allah

KLATEN (voa-islam.com) - Berapa banyak, para pengamat yang hanya menilai bencana banjir yang melanda Jakarta dan kota-kota lainnya hanya sekedar faktor alam. Namun, menurut kacamata Islam, ternyata setiap terjadinya bencana adalah kehendak Allah yang diturunkan kepada hambaNya yang melanggar aturan dien atau bermaksiat.


Hal itu seperti diungkapkan Direktur Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an (PPTQ) Ibnu ‘Abbas Klaten Jawa Tengah, ustadz Dr. Mu’inudinillah Basri, MA. Ia mengemukakan bahwa air dan angin itu sejatinya tentara Allah.

“Air dan angin semuanya itu adalah tentara Allah dan hal itu juga pernah dikirimkan oleh Allah kepada orang-orang sebelum kita. Orang-orang yang melakukan kesalahan, kemaksiatan dan tidak mau melaksanakan aturan-aturan Allah,” kata ustadz Mu’inuddinillah Basri kepada voa-islam.com, Ahad pagi (20/1/2013).

...Air dan angin semuanya itu adalah tentara Allah dan hal itu juga pernah dikirimkan oleh Allah kepada orang-orang sebelum kita.

Ustadz Mu’in pun mengutip sebuah ayat Al-Qur’an dalam surat Al-A’raf ayat 133, bahwa Allah mengirimkan bencana karena maksiat yang dilakukan hambanya.


فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْماً مُجْرِمِينَ

Maka Kami kirimkan kepada mereka tofan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (Q.S. Al-A’raf: 133).


“Jadi kemaksiatan itu yang membikin fa arsalna ‘alaihim thufaan, thufaan kan bisa gempa bumi atau banjir. Thufaan itu juga banjir yang disertai dengan angin kencang. Wal jarood wadh dhofaadi’, artinya kan hama dan segala macamnya yang melanda lantaran dari kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan,” jelasnya.
...Thufaan itu juga banjir yang disertai dengan angin kencang. Wal jarood wadh dhofaadi’, artinya kan hama dan segala macamnya yang melanda lantaran dari kemaksiatan

Ia melanjutkan, bahwa dalam ayat Al-Qur’an yang lain, segala kerusakan di darat dan di lautan adalah ulah manusia sendiri.


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia… (Q.S. Ar-Rum: 41).


“Kalimat bimakasabat aidinnas itu ada yang merupakan dosa rohani dan dosa fisik. Ketika kita tidak mengelola alam semesta ini dengan baik, Allah kan membikin sungai, kalau kemudian sungai itu kita bikin dangkal, kemudian kita membuang sampah sembarangan. Kemudian hal-hal yang harusnya kita itu menjaga keseimbangan alam dan hal itu tidak kita jaga, dengan tidak membuang sampah ke sungai tersebut. Lalu membikin pemukiman yang tidak teratur gitu, itukan termasuk dosa juga. Dan hadits-hadits serta ayat berkaitan dengan hal itu banyak sekali,” paparnya.


Selain ulah manusia yang merusak alam sehingga mengakibatkan berbagai bencana, menurut ustadz Mu’in maksiat juga menjadi factor datangnya bencana.

“Tapi disisi yang lain adalah kemaksiatan-kemaksiatan. Karena kita tau pada zaman Nabi Nuh ‘Alaihis Salam bisa tenggelam karena dosa mereka juga. Kemudian, bagaimana lautan menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya juga karena dosanya pula. Kalau saya melihat, adanya banjir adalah suatu peringatan, apalagi sampai masuk istana yang merupakan tempat strategis seharusnya. Jadi, banjir dan gempa itu tempatnya tidak terbatas dan memilih-milih pada orang-orang maksiat saja atau orang-orang pinggiran saja, tapi juga bisa merata keseluruh Indonesia,” tuturnya.
...Jadi kalau saya melihat itu karena dosa, dosa pemimpinnya karena tidak mau menerapkan hukum Allah dan dosa rakyatnya

Ustadz Mu’in melihat bahwa bencana banjir ini merupakan salah satu sinyal, jika Allah berkehendak bisa saja umat manusia ditenggelamkan lantaran berbagai dosa yang dilakukan, khususnya dosa para pemimpin yang tak mau menerapkan hukum Allah.


“Kemudian kalau saya melihat ini adalah sebuah sinyal. Sinyal bahwa Allah Ta'ala itu bisa saja, kalau sudah tidak melihat maslahat bagi umat manusia itu, ditenggelamkan semuanya. Itu bisa saja bagi Allah dan hal itu mudah juga bagi Allah. Jadi kalau saya melihat itu karena dosa, dosa pemimpinnya karena tidak mau menerapkan hukum Allah dan dosa rakyatnya, baik dosa karena kita tidak menjaga ekologi secara baik, atau dosa kita kepada Allah dengan berbagai macam maksiat,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar