Bukan rahasia umum bahwa praktik prostitusi yang dikemas dalam berbagai
bentuk telah menjamur di kota-kota besar. Tak terkecuali di kota
metropolitan, Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok), mengaku tidak mudah untuk memberantas menjamurnya prostitusi di ibu kota.
Ahok mengungkapkan kegalauannya mengapa tidak ada massa yang demo dan
turut berpartisipasi untuk meminimalisir prostitusi, jika mereka
betul-betul mendapatkan data dan bukti praktik tersebut.
Makanya yang kita bingung kok gak ada yang demo di situ gitu ya. Jadi
maksud saya kalau ada bukti kan harusnya kan bisa demo, jelasnya pada
Kamis (10/10/2013).
Saat ditanya upaya apa yang akan dilakukan menyikapi menjamurnya
prostitusi, Ahok mengatakan pihaknya akan terus mengawasinya. Solusinya
tetap kita kontrol, singkatnya.
Berbeda dengan masalah prostitusi yang harus menunggu di demo dahulu,
sebelumnya Masjid Baitul Arif di Jatinegara malah langsung dibongkar
tanpa musyawarah terlebih dahulu. Atas tindakan arogan itu, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) sudah menyampaikan keberatan dan kekecewaan
terhadap pembongkaran masjid tersebut.
Wasekjen MUI Pusat Tengku Zulkarnain mengungkapkan Pemprov DKI tidak
pernah berkoordinasi dengan masyarakat sekitar dan tokoh pemuka agama
setempat.
Walhasil, kesan yang ditangkap adalah Pemprov DKI telah bertindak arogan dan melecehkan agama Islam.
“Seharusnya Jokowi-Ahok bertanya dulu ke MUI dan minta nasihat tentang
penghancuran masjid. Jangan bertindak arogan dan sok tahu urusan agama,”
kata Tengku Zulkarnain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar