Karthoum (voa-islam.com) Pemimpin oposisi Sudan, Hassan al-Turabi, seorang ulama Sunni terkemuka, mengecam penggulingan Presiden Mesir Mohamad Mursi sebagai "kudeta terhadap legitimasi". "Tindakan militer telah memberangus kaum Islamis secara semena-mena", ungkap Turabi, Kamis, 5/7/2013.
Di Tunis, Pemimpin An-Nahdhah, Prof
Rasyid al-Ganoushi mengatakan, tindakan militer melakukan kudeta
terhadap Presiden Mursi, sebagai tindakan tidak bertanggung jawab, dan
tidak akan menciptakan perbaikan apapun yang dilakukan oleh militer
Mesir. "Kudeta tidak akan menghasilkan apapun bagi rakyat Mesir, kecuali
bagi kepentingan asing", ujar Ganoushi.
Sebelumnya, Pemerintah Islam Sudan telah menyambut baik hasil pemilu tahun lalu yang dimenangkan oleh Mursi, yang kemudian digulingkan bersama komplotan militer yang didukung oleh masa demonstran dari kalangan koptik, sekuler, liberal dan nasionalis.
Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir dan Mursi bertemu beberapa kali untuk membahas meningkatkan hubungan perdagangan - Bashir telah diharapkan melakukan kunjungan ke Kairo hanya minggu ini, kata para diplomat.
Turabi, yang menjadi pemimpin ulama, dan pernah masuk dalam pemerintahan, kemudian dikudeta oleh Hasan el-Bashir taun 1989, sampai keduanya kemudian jatuh. Menurut Hasan Turobi, sejatinya Mursi menjadi korban antara komplotan tentara, Kristen koptik dan "liberal yang hanya percaya pada demokrasi, tetapi hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi tidak untuk orang lain", ungkapnya.
"Ini adalah kudeta terhadap konstitusi, terhadap legitimasi," kata Turabi kepada wartawan. "Dia (Mursi) adalah pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis. Dia mengeluarkan sebuah konstitusi yang rayat inginkan", tambahnya.
Dibagian
lain, Perdana Menteri Turki Tayyeb Erdogan dan Menteri Menlu Ahmet
Davutoglu menggambarkan kudeta terhadap Presiden Mesir Mohamad Mursi
sebagai tidak dapat diterima, dan merupakan intervensi militer, serta
sebagai "kudeta militer".
"Seorang pemimpin yang berkuasa dengan dukungan dari rakyat hanya dapat digantikan melalui pemilihan. Hal
ini tidak dapat diterima bagi para pemimpin yang terpilih secara
demokratis dengan alasan apa pun, yang akan menggulingkan melalui cara
ilegal, bahkan kudeta, "kata Davutoglu wartawan dalam sebuah jumpa pers
pada hari Kamis, 5/7/2013.
Kekhawatiran
di dalam negeri dan di seluruh dunia muncul sebagai era pasca-kudeta
mungkin terjadi kekerasan, dan berdampak akan mendestabilisasi negara
Arab yang paling padat penduduknya.
Pemimpin Partai Keadilan dan Partai Pembangunan (AK Party) Turki, Hüseyin Çelik, mengutuk penggulingan Presiden Mursi. Çelik,
seorang wakil ketua dan juru bicara Partai AKP, mengecam penggulingan
Morsi secara anti-demokratis dan menyerukan pendukung Morsi untuk
mempertahankan suara mereka. Pejabat Partai AK memiliki hubungan erat dengan anggota partai Islam moderat Morsi, para Partai Kebebasan dan Keadilan.
"Saya mengutuk kudeta kotor di Mesir. Saya
berharap massa yang mendukung Mursi berkuasa akan membela suara
mereka, "kata Çelik pada akun Twitter-nya pada Rabu malam.
Memperhatikan
bahwa Morsi memenangkan pemilu melalui usaha sendiri, Çelik mengatakan
bahwa demokrasi telah "menang" dalam pemilihan umum tahun lalu di
Mesir dengan Mursi.
"Kami tidak tahu sampai hari ini, apakah Morsi akan menolak militer. dan apakah bentrokan akan pecah jika Mursi melakukannya. Tapi
kita harus mendukung dan bersimpati atas sikap Mursi yang pantang
menyerah dalam menghadapi ultimatum militer dua hari lalu. Darah akan ditumpahkan jika Mursi pendukung bentrok dengan militer dan kelompok anti-Morsi. Kami tidak akan menyetujui itu. Namun, kita tidak mengatakan Mursi dan para pendukungnya hanya harus menelan kudeta ini, "tambah Çelik.
Dia
juga menuduh beberapa negara Barat yang tidak ingin Ikhwanul Muslimin
untuk memerintah Mesir berada di balik kudeta militer. Dia
mengatakan bahwa kalangan Barat tidak bisa "mencerna" kenaikan
Ikhwanul Muslimin kepada kekuasaan, sehingga memobilisasi massa melawan
kekuasaan Ikhwan.
Deputi
Perdana Menteri Bekir Bozdağ juga mengkritik militer yang melakuan
kudeta Presiden Mursi dengan kekuatan militer, dan mengatakan,
"Demokrasi, nasional, keadilan, martabat manusia dan kebebasan telah
dihancurkan melalui kudeta di Mesir," dalam akun Twitter, Rabu,
4/7/2013.
"Tidak ada pernyataan dari Barat atau kekuatan-kekuatan yang dikenal (mengutuk kudeta). Dimana sikap Barat dalam mensikapi terhadap kudeta ini? "Ia menambahkan dalam tweet.
Presiden
AS Barack Obama dalam sebuah pernyataan mengatakan ia "sangat
prihatin" oleh intervensi politik militer Mesir, tapi Obama tidak
mengatakan sebagai kudeta. Pernyataan itu menyerukan "transisi yang lebih cepat ke kepada kuasaan sipil".
Mengomentari kudeta, Perdana Menteri Turki Erdogan , mengatakan "Tidak ada pembenaran untuk setiap kudeta militer." Sumber-sumber
diplomatik mengatakan kepada media Turki bahwa Menlu Davutoglu
mengadakan pembicaraan telepon dengan rekannya di AS, Inggris, Perancis,
Jerman dan Qatar mengenai perkembangan terbaru di Mesir.
Situasi di Mesir sangat memprihatinkan dan akan mempunyai dampak secara regional. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar