Menurut insiklopedi Katolik, perayaan Valentine Day konon diadopsi dari perayaan Hari Raya Katolik, yang paling tidak dapat diidentifikasi
merujuk dari tiga sumber, yaitu tiga martir atau santo (orang suci)
yakni:
1. Diadopsi dari seorang pastur di Roma.
2. Diadopsi dari seorang ukskup Interanma (modern Terni).
3. Diadopsi dari seorang martir di provinsi Romawi Afrika.
Namun, menurut Paus Gelalius I, pada tahun 496 ia menyatakan bahwa
sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini, tetapi
hari atau tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai Hari Raya Peringatan
Santo Valentinus, yang tentunya juga menjadi Hari Raya umat Nasrani.
Jadi, Valentine Day ini sama sekali tidak ada keterkaitan dengan ajaran
Islam apalagi untuk kemaslahatan umat Islam. Bahkan seiring berjalannya
waktu, Hari Raya Valentine ini menjadi bergeser hingga dikenal sebagai hari kasih sayang.
Pada abad 19, mulailah para pemuda berusaha menyampaikan rasa cinta dan kasih sayangnya kepada kekasih
hati mereka melalui tulisan-tulisan yang dikirim lewat kartu pos dengan
simbol-simbol percintaan.
Setiap tahun, pergeseran Valentine
ini terus berjalan. Bahkan pada priode berikutnya justru 85 % dari para
pengirim kartu Valentine Day dilakukan oleh para remaja putri kepada
para pemuda tambatan hati mereka.
Menurut beberapa sumber,
dewasa ini hampir satu milyar kartu Valentine Day terkirim di seluruh
dunia pada tiap tahunnya, dan Hari Raya Valentine ini termasuk Hari Raya
umat Narsani terbesar ke dua setelah perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru Masehi.
Bergesernya arti Valentine Day dari waktu ke waktu terus berjalan,
bahkan akhir-akhir ini para muda-mudi memaknainya lebih ekstrim hingga
menjurus pada arah kebebasan seks (free sex) di kalangan remaja,
bahkan sebagian mereka tanpa merasa berdosa dan rasa malu lagi, mereka
sudah berani melakukan percintaan dan pacaran mesum alias free sex di
depan khalayak umum dengan mengatasnamakan mumpung ada perayaan Valentine Day di bulan Februari.
Lantas bagaimana dengan umat Islam, apakah masih layak ikut memeriahkan
Valentine Day, Hari Raya ke dua umat Nasrani ini ? Tentu hanya ahli
maksiat dan kaum liberal serta para pengusung ajaran singkretisme saja yang sangat atusias ikut memeriah Valentine Day ini.
Siapakah kaum Liberal dan Sinkretis yang sangat gemar mengorbankan aqidah islamiyah demi kesenangan duniawi semata ?
Kaum Liberal adalah mereka yang mengaku beragama Islam bahkan beridentitas Islam dalam KTP - nya, namun mereka tidak mau terikat dengan tturan baku ajaran syariat Islam,
bahkan selalu berusaha mengajak orang lain untuk ikut menolak ajaran
syariat Islam, hingga dapat menciptakan suasana kebebasan yang seluas-luasnya bagi mereka dari aturan hukum yang telah ditetapkan oleh agama Islam.
Jadi event kedatangan bulan Februari, khususnya tanggal 14 ini selalu
ditunggu-tunggu oleh kaum Liberal, yang mana mereka telah rancangnya
sebagai bulan pelampiasan hawa nasfu syahwat yang lepas dari aturan syariat Islam maupun norma kemasyarakatan dan adat ketimuran.
Sedangkan kaum sinkretis adalah mereka yang sengaja berusaha mencampuradukan ajaran-ajaran dan ritual-ritual dari berbagai agama yang berbeda untuk dijadikan satu, atau dijadikan kegiatan bersama seperti yang akhir-akhir ini marak dilakukan
oleh komunitas Lintas Agama, contohnya mengadakan Doa Bersama Antar
Umat Beragama.
Perilaku komunitas Lintas Agama ini jelas- jelas
melawan Firman Allah lakum diinukum waliya diin (Bagimu agamamu dan
bagiku agamaku), karena seperti juga kaum Liberal yang tidak mau terikat
oleh aturan agama Islam atau merasa terbebas dari ajaran syariat, maka kaum Sinkretis juga tidak mau meninggalkan larangan Allah karena merasa dirinya berhak untuk menjalankan kehidupannya itu tanpa harus peduli terhadap firman Allah tersebut di atas.
Ukuran hidup kaum Sinkretis adalah menyamaratakan kedudukan semua manusia tanpa harus membeda-bedakan mana yang muslim dan mana yang
kafir, mana yang meyakini kerasulan Nabi Muhammad SAW dan mana yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW, maka apapun pilihan agama dan
keyakinan seseorang harus dihoramati dan didukung, hingga memudahkan mereka untuk mengkolaborasikan ajaran-ajaran dari berbagai agama dalam kegiatan ritual-ritual bersama pula.
Maka datangnya bulan Februari, khususnya tanggal 14 yang di rayakan sebagai Valentine Day adalah
momentum yang selalu ditunggu-tunggu oleh kaum Sinkretis, karena dalam
ritual Valentine Day ini dapat dijadikan kegiatan riual bersama muslim non muslim bahkan memudahkan mereka untuk mempengaruhi umat Islam agar ikut bergabung.
Hal ini terbukti berapa banyak para pemuda dan pemudi Islam yang tanpa
mereka sadari telah hanyut oleh ajaran kaum Sinkretis ini, sehingga
tampak dengan senang hati para kawula muda islam ikut meramaikan
Valentine Day, tanpa mau tahu bahwa perilaku ini hakikatnya
dapat mengorbankan aqidah mereka, bahkan pada saat ikut merayakan
Valentine Day ini, khusus bagi para pemudi muslimah sangat rawan
kehilangan mahkota kesucian (baca : kegadisan) mereka hanya demi sebuah
ritual milik kaum Nasrani ini Betapa murkanya Allah SWT kepada para
penggembira acara-acara ritual non muslim penyembah selain Allah. Kaum Nasrani dalam ritualnya adalah menyembah Tiga Tuhan (Allah, Yesus dan Rah Qudus). Kaum Budha menyembah
Si Darta Gautama, Kaum Hindu menyembah Dewa Wisnu dan Siwa, demikian
dan seterusnya.
Semoga kaum muslimin menyadari betapa bahayanya perayaan Valentine Day bagi aqidah umat Islam.
Penulis:Kyai Luthfi Bashori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar