Kala ku bertemu
Jasadku seolah kaku dengan kehadirannya
Kala ia memandang
lisanku seolah kelu oleh tatapannya
Kala ia bicara
Mulutku terkatup kelu oleh intonasinya
Namun,,
Kurasakan ketentraman luar biasa
Merasuk kedalam jiwa
Karena ku tahu
Cintanya hanya untukku
Begitulah goresan pena, ungkapan hati seorang santri yang sedang di
selimuti rasa cinta. Tapi coba renungkan, jangan tanyakan apa yang
membuatmu begitu cantik/ganteng. Namun, sekali-kali pertanyakanlah apa
yang menyebabkan kejelekanmu terlihat begitu indah?.
Santri di lingkungan pesantren modern dalam kehidupan sehari-harinya
tidak terlepas dari aktivitas membaca, menghafal, mengkaji ilmu,
menggali kreativitas, skill, seni dan keterampilan lainya. bahkan sampai
pada musik modern sekalipun ia coba untuk di pelajari. Mereka
senantiasa disibukan dengan berbagai aktivitas guna mempersipkan
genarasi Islam yang tangguh dan berprestasi.
Namun pada kenyataannya virus merah jambu ini dapat menyerang siapa
saja yang bernama manusia, tidak mengenal tempat dan batas usia. Cinta
yang tak pernah bosan untuk di obrolkan. Cinta yang tak pernah pupus
oleh waktu, ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Karena cinta
memiliki keunikan dan sekaligus “ keajaiban”.
Namun ada satu fenomena yang menarik dan perlu mendapat perhatian dari
kita semua. Sepertinya sebagaian besar dari kita selalu merasa “gatal”
bahwa jika cinta tak diekpresikan dengan aktivitas mencintai, akan
berakhir dengan kesengsaraan dan penderitaan. Cinta sebenarnya tidak
sama dengan aktivitas mencintai, itu sebabnya, jangan heran jika
akhirnya banyak yang salah memaknai cinta.
Ibnu Hazm al-Andalusy mengatakan; “cinta adalah kejujuran, ketulusan
dan kesetiaan, cinta sejati adalah kesuciaan yang harus di jaga. Cinta
semestinya berhulu iman, bermuara takwa dan kebersihan jiwa”.
Mari kita renungkan Sabda Rasul Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas R.A :
“kedudukan setan dalam diri seorang pria itu ada tiga tempat, dalam
pandangannya, hatinya, dan dalam ingatannya. Kedudukan setan dalam diri
seorang wanita juga ada tiga, dalam lirikan matanya, hatinya, dan
kelemahannya”.
Islam Mengakui Rasa Cinta
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika
seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Allah SWT.
Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.
Rasul SAW bersabda : ”telah di anugrahkan kepadaku kecintaan pada wanita dan wangi-wangian serta di jadikan penyejuk mataku ada pada shalat” ( HR. Nasai dan Ahmad ).
Allah SWT Berfirman : “Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14).
Cinta kepada lain jenis hanya ada dalam wujud ikatan Formal
Dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan
manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas, sah dan halal.
Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta,
melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.
Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang
tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat
cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya.
Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan
tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
Bahkan lebih ‘keren’nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada
pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang
laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan
untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping
hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya, qowwam baginya, dan
menjadi `pelindung` dan ‘pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih`
kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya. Jika sudah terucap
ikrar itu jadilah ia ‘the real gentleman’.
Jangan Nodai Cinta
Ibnul qoyyim Berkata : “cinta yang suci akan berubah menjadi kotor jika di kendalikan oleh hawa nafsu dan syahwat”.
Semua bentuk aktifitas pacaran sebenarnya bukanlah aktifitas cinta,
sebab yang terjadi adalah kencan, duduk berduaan yang belum halal,
berpeganagan tangan, bahkan bergerilya dan bersenang-senang. Sama sekali
tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan
tanggung-jawab antara mereka.
Ingatlah akan firman Allah SWT yang berbunyi :“ ..... sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan di mintai pertanggungjawabannya” ( QS. Al Isra : 36 )
“ pada hari ini kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata
kepda kami dan kaki meraka akan memberikan kesaksian terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan.” ( QS. Yaasin : 65 )
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang
jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda
Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu
dinikahi karena 4 hal : hartanya, keturunannya, kecantikannya dan
agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat”. (HR. Bukhari Muslim)
Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang
memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang
tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. seperti
pendidikan dan ilmu pengetahuannya, pekerjaannya, pengalaman dan
kedewasaannya. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak
keluarga menjadi sangat penting. Inilah proses yang dikenal dalam Islam
sebagai ta’aruf.
Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan
terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan,
pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak
pernah membenarkan semua itu. Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli
agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan.
Firman Allah SWT : “jangan dekati zina. Karena ia merupakan perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan.” ( Q.S. Al-Isra : 32 ).
Dahulukan ilmu, kejar cita-cita, dan Raih Prestasi
“Bolehkah aku megikutimu supaya kamu mengajariku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah di ajarkan kepadamu?” ( Al-kahfi : 66 )
Ayat diatas mengisahkan tentang kedudukan nabi musa yang tinggi dan
terhormat. namun tidak menghalanginya untuk terus mencari ilmu dan
mengarungi lautan demi ilmu, bahkan meminta tambahan ilmu. Demikianlah
Alloh tidak pernah memerintahkan Rasul-Nya untuk meminta tambahan
sesuatu perkara kecuali dalam Ilmu.
Abdulloh Ibnu Mas’ud apabila ia membaca Firman Allah SWT: “katakanlah “ Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu”. ( Thaha : 114 ) Maka dia berdo’a : “ Ya Allah tambahkanlah kepadaku ilmu, keimanan, dan keyakinan”.
Ibnu Mas’ud adalah pencari ilmu sejati yang dalam hal ini wajar dan
sangat pantas ia berkata: “ Demi Alloh yang tiada sesembahan yang
berhak disembah selain Dia. Tidak ada satu ayat dalam satu suratpun
dalam Al-Qur’an yang diturunkan kecuali aku mengetahui dimana
diturunkan. Tiada satu ayatpun turun kecuali aku mengetahui kepada siapa
diturunkan. Seandainya aku tahu ada orang yang lebih mengaetahui
Al-Qur’an selain diriku, sedangkan untaku mampu menjangkaunya, niscaya
aku akan kendarai untuk pergi kesana.
Abu bakar Syaharzuri Rahimahulloh pernah berkata :
Cita-citaku di atas bintang kartika maupun kejora
Sungguh tinggi hingga tak terkejar
Aku pun berjibaku dengan hari-hariku
Menundukan atau aku yang harus binasa
Ibnu hajar al asqolani cita-citanya hanya terfokus untuk, menelaah,
membaca, mendengar, beribadah, mengarang dan mengajar. Tidak ada waktu
yang tidak termanfaatkan kecuali untuk kebiasaan tersebut.
Akhi, jika saat ini engkau sedang terserang virus merah jambu, yakinlah
bahwa dia yang sedang kau rindui dan kau cintai sedang dalam bimbingan
dan didikan-NYA supaya menjadi pendamping lelaki pilihan sepertimu.
Ukhti, engkau pun demikian, jika ia yang di puja dan di cinta seakan
menjadi pilihan terbaikmu berdoalah semoga Alloh mempertemukanmu dalam
ikatan suci, namun jika tidak, yakinlah bahwa Alloh sudah memepersiapkan
pengganti yang jauh lebih sholih, jauh lebih Alim, jauh lebih baik,
jauh lebih dalam pengalamannya, jauh lebih dewasa dan berusahalah untuk
selalu menjaga kesucian dan kehormatan jiwamu.
Qodho dan takdir Allah SWT telah di tetapkan, setiap kejadian telah di
bukukan, oleh karena itu jangan terbuai asmara cinta sesaat, merenung,
berasik apik dalam cinta semu, atau bersedih hati dan menyesali diri.
Ciptakanlah mimpi, gali potensi dan raih prestasi. Jika sudah saatnya
nanti, jemputlah sang kekasih dengan kemantapan iman, berbekalkan taqwa
dan bermodalkan ilmu. Allahu Akbar!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar