Indonesia. Yeeeha! Kalau udah ngebahas negeri kita ini emang nggak
ada abisnya. Gimana nggak, Indonesia itu kan negara kepulauan terbesar
di dunia yang tentunya memiliki suku, bahasa, budaya, adat, bahkan
aliran agama yang suangaaat buwanyak.
Emang sih, kita semua tahu kalau mayoritas penduduk di Indonesia ini
adalah muslim (meski banyak juga muslim on KTP doang, halah!). Tapi
keberadaan agama lain itu juga nggak sedikit, lho! Islam aja ada banyak
banget alirannya. Disusul 4 agama lain yang diakui (secara resmi) di
Indonesia, yakni Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, dan Hindu,
plus sekarang ditambah Khonghucu. Belum lagi agama-agama adat di daerah
pedalaman, juga diitung aliran-aliran semua agama-agama tadi yang
jumlahnya tentu nggak sedikit. Wah… unik juga nih Indonesia. Bisa
disebut negeri 1001 keyakinan dong? (Hehehe.. ngarang!)
Nah, Bro en Sis rahimakumullah, kalian tahu
nggak sih, dari sekian banyak agama dan aliran yang disebutkan di atas,
mana yang benar? Apa? Kalian emang cettaaaarr… membahana badai
halilintar! Ya betul, jawabannya adalah Islam! (lebih jelasnya pake
huruf kapital semua: ISLAM). Yang lain? Salah semua!
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. selaku
nabi terakhir dalam sejarah manusia, menutup para nabi dan rasul yang
pernah diutus sebelum beliau. Nabi Muhammad saw. membawa ajaran
kebenaran kepada masyarakat jahiliyah (bodoh) dengan menerangi pikiran
mereka melalui cahaya al-Quran untuk menunjukkan manusia kepada jalan
yang benar.
Bro en Sis rahimakumullah, ada berapa banyak sih temenmu di sekolah?
Pasti banyak banget deh. Puluhan kah? Atau ratusan? Hehehe… tapi jangan
sebut satu per satu namanya ya, entar capek dengernya (apalagi kalo pake
gaya Azis gagap, bisa-bisa dari subuh ampe magrib kali baru beres
nyebutin semua nama… hahahaha). Nah, di antara temen-temen kalian yang
banyak banget itu, apakah semuanya sama? Ya nggak dong, tentu aja
semuanya punya berbagai keragaman, mulai dari fisik hingga akidah dan
keyakinan.
Sobat semua, tahukah kalian? Sebagai generasi muda muslim, ternyata
banyak dari kita yang masih belum bisa membedakan mana akidah yang benar
dan mana akidah yang rusak! Beberapa dari kita lebih suka mengambil
ajaran agama yang menurut mereka asyik dan enak dipakai (milihnya pake
hawa nafsunya semata), tanpa tahu apakah yang mereka ambil tersebut
benar atau salah. Miris banget deh ya? Parahnya lagi nih, kebanyakan
dari mereka tuh menganggap semua ajaran benar dan sah. Ajaran selain dan
di luar Islam pun dianggap sama benarnya dengan apa yang ada dalam
ajaran kita! Hadeuuuhh….. parah banget deh. Semoga aja kamu nggak
termasuk golongan itu ya, Bro en Sis!
Tiada asap tanpa api
Nah, tahukah kamu sobat, ternyata keyakinan yang salah juga akan
menuntun kita ke jalan yang salah. Orang yang meyakini suatu yang salah,
tentu aja amalannya pasti kacau balau semrataw (baca: semrawut) dan
menyimpang dari kebenaran. Contohnya aja nih: sebutlah namanya Feri
(tenang, bukan Feri nama kamu kok, hehehe). Dia memiliki keyakinan bahwa
mayat kucing itu adalah makanan suci lagi bergizi, dan dianjurkan dalam
ajaran agama Islam. Ini jelas keyakinan yang amat sangat salah
membahana gledek! Coba kira-kira amalan apa yang selanjutnya dilakukan
Feri atas dasar keyakinannya itu, salah apa betul?
Betuuuul!
Eh? Makan bangkai kucing? Hoeek… Kurang kerjaan banget! Makan sate
kucing pun kalian pasti kagak mau. Siapapun pasti sepakat kalau makan
bangkai kucing itu adalah perbuatan yang salah! Najis kotor binti
berpenyakit! Gile bener dah…
Begitu pula dengan akidah kita sebagai anak muda, sobat! Maraknya
kenakalan yang merebak di kalangan anak muda ternyata merupakan dampak
dari pemahaman akidah yang salah! Lah, wong ajaran Islam aja jelas-jelas
melarang perbuatan-perbuatan setan seperti seks bebas, pacaran,
narkoba, homoseksual, dan sederet perilaku yang dilarang dan dilaknat,
kini masih aja dipraktekkan oleh kalangan remaja muslim!
Tanya kenapa? Yup, karena mereka nggak memiliki benteng akidah yang
dengannya kita selalu merasa diawasi oleh Sang Pencipta, yakni Allah
Azza wa Jalla. Maka tentu yang dilakukan pun semau dengkulnya aja. Asli,
aku rasanya pingin nangis saking mirisnya!
Lebih jauh lagi, ternyata dampak dari kesalahan pemahaman akidah dan
kerusakan di dalamnya juga berakibat dengan maraknya perilaku remaja
yang kini mulai suka ganti-ganti agama. Atas nama persahabatan, agama
diganti. Atas nama cinta, agama diganti lagi. Agama kok diganti-ganti!
Entar nggak takut apa kena ‘HIV agama’? Na’udzubillah deh Sob, jangan
sampai kita ikut-ikutan seperti itu, ya!
Nggak perlu sama, deh!
Bro en Sis rahimakumullah, di bulan Desember ini ucapan apa yang
sering kalian denger? Yuuups! 25 Desember nanti adalah natal sehingga
jalanan, mall, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat umum lainnya
didominasi oleh warna merahnya pakaian Santa Klaus, dan ucapan “Merry
Christmas” pun menjadi ucapan yang sering kita dengarkan.
Akhirnya, di tempat-tempat umum tersebut pun orang-orang ikut mencoba
memakai berbagai aksesoris natal, dan yang paling sering gaulislam
temui adalah topi merah Santa Klaus. Nggak Muslim, nggak Kristen, nggak
Hindu, nggak Budha, nggak Konghucu, semuanya pakai ini topi. Indonesia
yang mayoritas penduduknya muslim pun mendadak seolah berubah menjadi
mayoritas Kristen. Bahkan parahnya, kita sempat menjumpai seorang
muslimah memakai kerudung lalu di atasnya terpasang topi merah Santa
saat dia bertugas jadi kasir atau pramuniaga di pasar swalayan sebagai
bentuk toleransi. WHAAATT?!
Meski hanya topi, namun jika ini sudah memiliki unsur dalam beragama, maka hukumnya nggak boleh! Haram. Man tasabbaha biqaumin fahuwa minhum (barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut).
Nah sobat, kita kan muslim nih. Terus tindakan kita gimana dong? Bro
en Sis rahimakumullah, Sebagai seorang muslim,
sudah sewajarnya kita membiarkan agama lain beribadah sesuai keyakinan
mereka dan tidak mengusik mereka. Tapi yang perlu diingat di sini
adalah, bahwa memaklumi dengan keberadaan agama lain, bukan berarti
mengorbankan akidah. Misalnya dengan mengucapkan “selamat natal” atau
ucapan lainnya dalam perayaan agama lain. Itu bukan toleransi, tetapi
ikut campur, Bro! Tentu saja itu salah besar dalam pandangan Islam.
Lagian udah ada fatwa MUI juga yang mengharamkan kaum muslimin
mengucapkan selamat natal—termasuk tentunya ritual natal bersama, kok.
Lebih baik, kalau memang ada teman kita yang berkeyakinan lain, maka
kita tidak boleh ikut-ikutan ibadah mereka meski sekadar mengucapkan
selamat hari raya saat mereka melangsungkannya. Jangan melarang mereka,
jangan pula mengakui apa yang diyakini mereka. Maklumilah keyakinan lain
itu sekadar kenyataan yang ada dalam kehidupan sekitar kita. Titik
nggak pake koma atau spasi apalagi enter!
Kalian masih ingat surat al-Kafirun kan? Katakanlah: “Hai
orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku.”
It’s time to wake up!
Bener banget Sobat muda muslim. Kini sudah saatnya kita, sebagai
generasi muda penerus perjuangan Islam, kudu segera bangkit dari
keterpurukan pemahaman kita tentang akidah kita sendiri. Bangun… bangun!
Jangan mau jadi remaja yang cuma dicekokin ama pemahaman-pemahaman
salah tentang agama kita sendiri, juga pemahaman yang salah tentang
segala sesuatu. Apa kalian mau pikiran kalian dikendalikan oleh
orang-orang jahat yang begitu membenci Islam? Nggak mau kan?
So, udah saatnya kita melek tentang dunia. Tahu siapa teman,
tahu juga mana lawan. Jangan sampai musuh yang sedang berusaha merusak
akidah kita malah kita jadikan teman dekat hanya karena kita nggak tahu
atau dengan alasan semu bernama toleransi, tetapi salah tempat. Kita
kudu sering-sering mencari ilmu tentang syariat Islam dan akidah
islamiyah, agar nantinya kita nggak terjerumus pada hal-hal yang bisa
merusak akidah. Tingkatkan pemahaman kita tentang perintah dan larangan
dalam Islam, agar kita nggak jadi remaja yang terus-terusan merem nggak
ngeh (atau malah nggak mau tahu) apa yang terjadi dengan kehidupan di
sekitar kita.
Carilah teman yang kamu anggap udah memiliki akidah yang cukup baik,
dan belajarlah darinya. Carilah komunitas yang bisa ngedukung kamu dalam
proses pemahamanmu tentang akidah Islam dan senantiasa menjaganya.
Gabunglah dengan organisasi atau gerakan dakwah Islam yang benar agar
terselamatkan akidahmu. Tantangan untuk generasi ini pada masa depan
bakal makin susah sobat, en kalo kamu masih suka leha-leha nongkrong
bareng di perempatan sambil nyuitin cewek yang lewat, lantas kapankah
dienul Islam ini akan maju? Siapa yang akan mempertahankannya?
Boys and girls, ingatlah selalu satu hal, bahwa satu-satunya jalan
aman dan benar dalam menempuh kehidupan di dunia ini demi mencapai
akhirat hanyalah Islam. Ya, menjadi muslim itu ‘tiket’ untuk masuk
surga. Jika kamu dengan ringannya mau menjual tiketmu (baca: akidahmu),
maka siap-siap saja ditolak mentah-mentah amalan kamu, dan kamu akan
dilemparkan ke tempat pembuangan bagi orang-orang yang kafir, murtad,
munafik, dan yang membangkang perintah Allah Ta’ala. Neraka!
Nih catet firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitabkecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali ‘Imran [3]: 19)
Udah jelas banget kan? Belum cukup? Nih aku kasih bonus, “Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi.” (QS Ali ‘Imran [3]: 85)
Bro en Sis rahimakumullah, kamu nggak mau kan menjadi salah seorang
yang rugi di akhirat kelak? Sekilas memang susah untuk menjalani segala
apa yang diperintahkan Allah Swt. kepada kita untuk dilakukan. Namun
yakinlah, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah pastilah
akan memberi jalan keluar baginya. Yakinlah itu, sobat! Jaga akidahmu
hingga ajal menjemputmu. Sehingga kita semua bisa selamat, sampai nanti
pada hari yang tiada pertolongan di dalamnya kecuali pertolongan dari
Allah Swt. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar