MYANMAR, muslimdaily.net - Pihak berwenang
daerah Myanmar memberlakukan jam malam senja hingga fajar di kota Minbya
dan Mrauk U di negara bagian barat, Rakhine, menyusul kerusuhan terbaru
yang membuat dua orang Muslim Rohingya tewas.
"Kami mendapat informasi bahwa tiga orang tewas. Seorang etnik
Rakhine dan dua wanita Muslim tewas di desa Pandeinkone selama bentrokan
pada Senin," kata Hla Thein, kepala Pengadilan Negara Bagian Rakhine,
kepada AFP.
Menyusul kerusuhan itu, jam malam diberlakukan sejak pukul 19.00
waktu setempat hingga pukul 05.00 mulai Senin malam, kata pihak
berwenang setempat pada Selasa.
Kerusuhan baru yang dimulai dari kota Minbya pada akhir pekan telah
menyebar ke Mrauk U dan makin meningkat pada Senin sehingga memaksa
diberlakukannya jam malam yang bersamaan dengan penurunan pasukan
keamanan untuk menjaga situasi di bawah kontrol.
Bentrokan-bentrokan antara Muslim Rohingya dan umat Budha Myanmar
telah mengakibatkan kematian lima orang dengan ratusan rumah terbakar,
kata sumber-sumber lokal menambahkan. Namun sejauh ini tidak ada laporan
resmi tentang insiden tersebut.
Negara bagian Rakhine telah mengumumkan keadaan darurat bersama
dengan pengenaan jam malam di enam kota sebelumnya - Maungtaw,
Buthidaung, Sittway, Thandwe, Kyaukphyu dan Yanbye sejak 10 Juni.
Puluhan tewas dalam bentrokan warga Buddhis-Muslim pada Juni. Puluhan
ribu lainnya mengungsi. Kondisi tersebut mendorong kelompok hak asasi
manusia memperingatkan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Sebanyak 50.000 Muslim dan sekitar 10.000 warga Buddha menjadi
pengungsi di seluruh negara bagian Rakhine. Kondisi dimana orang-orang
dari kedua komunitas dipaksa melarikan diri ketika massa membakar
seluruh desa pada Juni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar