data-config="{'skin':'skins/scmGreen/skin.css','volume':100,'autoplay':true,'shuffle':false,'repeat':1,'placement':'top','showplaylist':false,'playlist':[{'title':'Nurul Musthofa-Ya Dzaljalali Wal Ikram ','url':'http://www.youtube.com/watch?v=_eV6T3hpwEA'},{'title':'Nurul Musthofa-Ya Robbi Sholli Ala Muhammad','url':'http://www.youtube.com/watch?v=2vwjFDiMhv0'}]}" >


Senin, 05 November 2012

Gambar Satelit Tunjukkan Penderitaan Rohingnya.

MYANMAR, muslimaily.net - Sebuah kelompok hak asasi internasional terkemuka telah mengungkapkan citra satelit yang menunjukkan kehancuran pemukiman muslim Rohingnya di kawasan pesisir di wilayah Kyaukpyu, disaat kondisi muslim Rohingya kembali memprihatinkan setelah kekerasan kembali terjadi.

"Myanmar sangat perlu untuk memberikan keamanan bagi Rohingya yang berada di bawah serangan keras", Phil Robertson, wakil direktur Asia Human Rights Watch, kepada Reuters pada hari Minggu, 28 Oktober, sebagaimana dilansir onislam.net.

Citra satelit yang dirilis oleh Human Rights Watch menunjukkan hampir hancurnya secara total dari sebuah komunitas Rohingya  di pesisir Kyaukpyu, tempat pertempuran antara Rohingya dan etnis  Buddhis Rakhine.

Lebih dari 811 bangunan dan rumah perahu dihancurkan, memaksa banyak Rohingya melarikan diri ke  utara  melalui laut menuju ibukota negara, Sittwe. Gambar tersebut mengikuti episode terbaru dari kekerasan anti-Rohingya, yang meletus minggu lalu di kota Minbyar, sekitar 25 kilometer (15 mil) utara ibukota negara bagian pesisir Sittwe dan menyebar lebih jauh ke utara ke kota Mrauk U. Kemudian, seorang juru bicara pemerintah Rakhine menyebutkan korban tewas mencapai 112 pada Jumat.

Namun dalam hitungan jam media pemerintah merevisinya menjadi 67 tewas dari tanggal 21 Oktober sampai 25, dengan 95 orang terluka dan hampir 3.000 rumah hancur. Jumlah korban tewas bisa jauh lebih tinggi, kata Human Rights Watch, berdasarkan pengungkapan dari para saksi yang melarikan diri adegan pembantaian.

Bentrokan datang kembali hanya lima bulan setelah kerusuhan komunal menewaskan lebih dari 80 orang dan menelantarkan setidaknya 75.000 orang di wilayah yang sama. Kelompok hak asasi manusia menuduh polisi Burma dan pasukan keamanan penggunaan kekuatan dan menangkap muslim  Rohingya di tengah kerusuhan. Human Rights Watch menuduh pasukan keamanan Burma menargetkan Muslim Rohingya dengan pembunuhan, pemerkosaan dan penangkapan setelah kerusuhan.

Mengkonfirmasi laporan HRW, Kelompok HAM Rohingya  memperingatkan bahwa pembersihan etnis berjalan untuk minoritas Muslim Rohingya di Kyaukpyu.

"Pembersihan Etnis sedang terjadi di dalam pengetahuan dari masyarakat internasional dan mereka tidak melakukan apa-apa," kata Tun Khin, presiden Organisasi Burma Rohingya Inggris.

"Kami telah mengkonfirmasi laporan bahwa ratusan orang telah tewas dan pemerintah harus menyadari hal itu."

Kelompok advokasi itu melaporkan bahwa kapal yang membawa 120 Muslim dari Kyaukpyu dicegat oleh Rakhines, yang membunuh para pria dan memperkosa wanita.

Namun, banyak dari mereka diusir dari Kyaukpyu bukan etnik Rohingya tapi Muslim dari minoritas Kaman yang diakui secara resmi, kata Chris Lewa, direktur kelompok advokasi Proyek Arakan Rohingya.

"Ini bukan hanya kekerasan anti-Rohingya lagi, ini anti-Muslim," katanya. [rah]
ket gambar: foto ini diambil oleh satelit mengungkapkan kehancuran wilayah  pesisir Rohingya di Kyaukpyu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar