Ratusan mahasiswa Buddha Myanmar melakukan demonstrasi pada hari Rabu
(24/10) untuk menentang keberadaan Muslim Rohingya di barat Myanmar.
Demonstrasi
dilakukan di Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine, setelah tejadi
kekerasan semalam sebelumnya di kota-kota terdekat saat kerusuhan
kembali terjadi antara etnis Rakhine dan Muslim Rohingya pada ke hari
ketiga.
Lebih dari 800 mahasiswa bergabung dalam aksi demo untuk
menyerukan pengusiran Muslim Rohingya dari Myanmar, demikian kata
pemimpin protes mahasiswa, Wai Yan, kepada AFP melalui telepon.
Ini
adalah aksi perdana kaum terpelajar Myanmar terkait kekerasan komunal
yang menimpa negara bekas junta itu. Koordinator aksi, Wai Yan
mengatakan para terpelajar mengaku muak dengan konflik. Para mahasiswa
mendesak Presiden U Thein Sein kembali ke rencana awal untuk mengusir
etnis Muslim Rohingya yang berada dinegara tersebut.
"Kami tidak ingin belajar bersama 'para teroris'," ujar dia, seperti dikutip kantor berita AFP, dan sebagaimana dilansir laman Radio Natherlands, Rabu (24/10).
Kelompok-kelompok
HAM mengatakan Muslim Rohingya menjadi semakin putus asa saat kampanye
untuk memaksa mereka keluar dari negeri semakin meningkat, dengan biksu
Buddha mengambil peran utama dalam mengobarkan sentimen terhadap mereka.
Kekerasan baru, termasuk pembakaran rumah, berlangsung hari Selasa di dua kota, juru bicara negara bagian Rakhine kata.
"Ada
bentrokan kemarin (Selasa) malam dan rumah-rumah dibakar di Myebon dan
Phyu Kyauk kota," Myo jubir negara bagian Rakhine kepada AFP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar