Di saat ormas-ormas Islam termasuk PBNU menolak Pekan Kondom Nasional,
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama menegaskan
penggunaan kondom sebagai bentuk pencegahan untuk melindungi keluarga
dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) penyebab AIDS.
Bahkan, politisi yang akrab dipanggil Ahok itu menjelaskan bahwa
perilaku seks beresiko bisa ditemukan di mana saja dan kapan saja,
termasuk di zaman Nabi. Menurutnya, satu-satunya pencegahan bagi yang
tidak bisa mengendalikan perilaku seksnya adalah dengan menggunakan
kondom.
"Kalau berisiko, ya harus menggunakan kondom," kata
Ahok saat menghadiri peringatan Hari AIDS di Bundaran HI, Jakarta Pusat,
Ahad (1/12).
Seperti diketahui, dalam
rangka peringatan Hari AIDS se-Dunia Kementerian Kesehatan menggagas
Pekan Kondom Nasional. Kegiatan bagi-bagi kondom yang dilaksanakan
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan salah satu produsen
kondom ini direncanakan menelan biaya Rp 50 milyar.
Menyikapi
program yang justru dapat memicu seks bebas itu, sejumlah organisasai
keluarga dan ormas Islam pun melakukan penolakan.
Aliansi Cinta
Keluarga Indonesia (Aila) yang terdiri dari sejumlah organisasi menolak
segala bentuk upaya penanggulangan AIDS melalui sosialisasi penggunaan
kondom kepada pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum.
"Karena hal tersebut akan memicu perilaku seks bebas yang kontraproduktif," ujar Ketua Aila, Bachtiar Nasir, Jumat (29/11).
Hal senada disuarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Wakil
Sekjen PBNU Muhammad Sulton Fatoni mengkritisi Pekan Kondom Nasional
dan mengimbau umat Islam tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Kegiatan itu jelas bertentangan dengan ajaran agama,” tegas Sulton, Ahad (1/12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar