BOGOR - Penyelenggaraan Miss World Contest 2013 terus memicu reaksi. Teranyar, Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY) berjanji bakal ‘mengisolasi’ event internasional tersebut.
Caranya, RY tidak akan memberikan sejumlah izin promosi seperti pemasangan reklame dan umbul- umbul, selama malam penobatan Miss World itu berlangsung di Sentul Internastional Convention Center (SICC),Babakan madang, akhir bulan (28/8) nanti. “Soal izin penyelenggaraan memang bukan di tangan saya. Tapi saya tetap bersikap menolak (penyelenggaraan) dengan memberedel reklame atau umbul-umbul nya. Kalau mereka meminta izin, saya akan tolak,” ujar Rachmat Yasin kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
Rachmat mengaku banyak mendapat SMS tak hanya dari para ulama di Kabupaten Bogor, tetapi juga ulama- ulama nasional yang mendukung sikap penolakannya terhadap penyelenggaraan Miss World.
Di tempat yang sama, Juru Bicara Bupati Bogor, David Rizar Nugroho menambahkan, penyelenggaraan Miss World tidak sesuai dengan sosio kultur masyarakat Kabupaten Bogor yang religius dan Islami. Untuk itu, maka Pemerintah Kabupaten Bogor tidak menyetujuinya. “Sejak beliau dilantik menjadi Bupati Bogor tahun 2008, sikap beliau jelas terhadap para ulama. Ulama posisinya ditempatkan di atas umaro. Ini prinsip
sekali buat beliau,” imbuhnya.
Dari sejumlah data yang dihimpun Radar Bogor, sejatinya Pemkab Bogor memiliki kewenangan lain di hajatan kontes ratu kecantikan itu. Bukan hanya soal izin promosi. Untuk permohonan izin keramaian, Mabes Polri biasanya meminta sejumlah lampiran surat rekomendasi dari sejumlah dinas di pemda setempat. Yakni surat rekomendasi izin kegiatan temporer dari Dinas Pariwisata (setempat) dan rekomendasi Dispenda (setempat) terkait tiket. Tapi David membantah hal itu.
Kandidat Doktor Komunikasi Pembangunan IPB ini menjelaskan, pemkab tidak berkewenangan dengan rekomendasi tersebut. Kalau pun ada, RY tidak akan memberikannya. “Sebelum ada dinamika yang berkembang terkait pro dan kontra penyelenggaran Miss World, Bupati Bogor pagi-pagi sudah menyatakan
sikapnya,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, mendukung sikap Bupati Bogor yang menolak puncak pergelaran Miss World Contest 2013 di SICC Sentul.
Bupati, kata dia, bisa meminta Mabes Polri membatalkan izin penyelenggaraan event internasional tersebut. “Bupati sebagai Kepala Daerah bisa meminta kepada Polisi untuk membatalkan izin tersebut,” ujarnya, kepada Radar Bogor, kemarin.
Permintaan ini, lanjutnya, sangat beralasan. Pasalnya, bupati menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya sesuatu di daerahnya. Dengan demikian, polisi juga sebaiknya mencermati potensi terjadinya konflik, jika acara tersebut tetap digelar di Sentul. “Potensi konflik di Bogor tinggi, lebih baik kegiatan tersebut dikonsentrasikan saja di Bali,” kata dia.
Ia menjelaskan, proses mendapatkan mengurus izin keramaian harus mendapat rekomendasi dari Bupati Bogor. Rekomendasi dari Dinas pariwisata Kabupaten Bogor dan Dinas Pendapatan Daerah, terkait penjualan tiket. “Harus dari bawah dulu. Kalau tiba-tiba sudah keluar, tanpa rekomendasi dari daerah itu bisa dianggap ilegal,” katanya.
Di lain pihak, kabar penolakan Miss World 2013 meluas hingga mancanegara. Tak hanya media di Indonesia, tapi juga media asing di Asia, Amerika, hingga Eropa juga memberitakan penolakan tersebut. Penolakan ini semakin menguat menyusul adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan telah menolak keras pagelaran kontes kecantikan se-jagad tersebut.
CBC News yang bermarkas di Kanada ikut memberitakan penolakan MUI tersebut. Mereka menuliskan berita berjudul “Indonesian clerics call for ban of Miss World pageant” atau Ulama Indonesia menolak kontes Miss World. Huffington Post, media yang berbasis di New York Amerika Serikat bahkan meragukan kontes kecantikan tersebut bisa terlaksana dengan menuliskan judul berita “Miss World Cancelled” Indonesian Clerics Protest Beauty Pageant On Religious Grounds”.
Di Inggris berita tentang maraknya penolakan kontes kecantikan tersebut diberitakan oleh media ternama setempat, yakni Daily Mail. Melalui situs onlinenya, Daily Mail memberitakan soal pembatalan ronde bikini yang sengaja dilakukan panitia untuk menghormati muslim Indonesia.
Sementara itu, ABS-CBN yang merupakan media asal Filipina memberitakan tentang kemungkinan dibatalkannya Miss World 2013 di Indonesia. Media ini lalu mengutip pernyataan Menteri Agama Suryadharma Ali yang meminta panitia memperhatikan fatwa MUI.
Alhamdulillah..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar